21. Awas!

2.1K 151 4
                                    

Seharian mengurus desain baju dan desain undangan pernikahan. Oliver sudah tak ada tenaga lagi untuk berjalan. Ya walaupun dirinya hanya berjalan sebentar saja untuk masuk ke dalam gedung bukan dari apartemen sampai gedungnya.

Tapi ya tetap saja dia sudah lelah. Mungkin karena efek terlalu lama duduk untuk meeting desain baju dan undangan pernikahan nya dengan Eros. Dan selama meeting juga Eros saja yang memberi pendapat, Oliver hanya duduk diam saja.

Namun sesekali Oliver juga mengeluarkan pendapat jika ada desain yang ia tak suka atau terlihat tidak cocok dimatanya. Oliver tak mau keliatan jelek baju dan undangan pernikahan nya.

Walau karena perjodohan, Oliver harus juga menjaga imagenya ke publik!

"Lelah?" Tanya Eros sembari menyetir mobil.

Anggukan kecil Oliver berikan, baterai sosialnya sudah habis. Satu tangan Eros mengelus lembut rambut Oliver. "Terimakasih untuk hari ini." Ucapnya pada si manis karena telah mau ikut andil memberi saran.

Sebagai manusia biasa tentunya Oliver tersipu. Oliver bedehem singkat untuk menjawab nya lagi. Dia menikmati elusan lembut dari tangan Eros yang sudah berada di tangannya.

***
G

urauan dan candaan tak ada henti-hentinya dikeluarkan oleh Deya dan juga Darren, sedangkan yang menikmati itu dengan tertawa hanya Oliver dan juga Letta.

Sudah dari lama tugas mereka begitu, dua sebagai yang melemparkan jokes dan sisanya yang tertawa. Mau segaring apapun joke yang dilontarkan Deya dan Darren, tetap akan membuat Oliver dan Letta tertawa.

Ini yang Oliver syukuri mempunyai teman seperti mereka bertiga. Saling melengkapi dan saling mendukung walau kesesatan sekalipun.

Aneh memang, namun mau bagaimana lagi? Dulu Oliver memaksa ketiga temannya itu untuk membantu ia menjadi sasaeng Eros. Mau tak mau mereka membantu Oliver.

"Dari Axel kita belajar, bahwa omongan adalah doa itu beneran." Ucap Deya memulai membuka obrolan mengenai keinginan Oliver dulu.

Darren lantas tertawa mengingat kejadian dimana Oliver yang masih ingin mengejar Eros saat Eros sendiri sudah tau kalau Oliver selalu menguntit nya.

Tapi sekarang Oliver sudah tobat dan berjalan kearah yang benar. Ya walaupun dirinya harus menerima hasil dari kelakuan nya dulu.

"Jangan ngejekin gue!" Seru Oliver dengan wajah cemberutnya yang mengundang gelak tawa bagi ketiga temannya.

"Gak usah sok imut bibir nya di monyongin." Seru Deya sembari memasang wajah julidnya.

"Ish, Letta lu gak mau nolongin gue? Lihat deh jahat banget mereka." Ucap Oliver pada Letta yang sedari menikmati keributan itu.

"Gak usah ditolongin let, biarin kelinci ini nangis." Darren mencubit gemas pipi Oliver.

"Huh, gak friend lagi kita!" Sungut Oliver kesal.

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sasaeng | Nomin AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang