Drivin Me Crazy x Renjun NCT x Ningning Aespa x Aedream

PROLOG & PRAKATA

Tak ada yang lebih menyenangkan bagi Renjun selain duduk dengan tenang di bangku penonton dan menyaksikan pertunjukkan drama panggung kesukaannya. Sebuah kenikmatan besar karena dirinya tidak perlu harus ikut keributan di balik panggung dan hanya menikmati setiap adegan yang mengalir.

Jaket dengan tudung yang biasa dikenakan kini dilepas dan diletakkan di pangkuan. Tatapan pria berusia dua puluh tiga tahun itu begitu serius ke arah panggung pertunjukan.

Sesosok perempuan dengan rambut yang dikepang di bawah tengkuk muncul. Suara yang paling dikaguminya terdengar.

Ningning kali ini memerankan Belle dalam pementasan Beauty and the Beast. Suaranya begitu indah saat menyanyikan Belle dalam bahasa Korea. Begitu tinggi, tapi nyaman untuk didengar. Memberi sensasi kekaguman dan membahagiakan sekaligus.

Namun, hal terpenting adalah, Ningning terlihat sangat-sangat cantik! Wajah oval mulus tanpa cela. Hidung Ningning yang meski tidak tajam, tapi justru terlihat menggemaskan. Mata meruncing di ujung khas orang-orang keturunan Tionghoa, sama seperti dirinya. Belum lagi bibir seperti boneka Prancis membuat Renjun pun ikut tersenyum memandangnya.

Riasan yang terlihat memesona di bawah lampu sorot, properti panggung yang detail, dan kostum yang....

Pikiran Renjun terhenti.

Matanya menyipit tajam. Otaknya langsung berpikir dengan cepat. Apron yang dikenakan Ningning hanya kain polos mengilap. Pasti itu sutra dan bukan satin biasa. Mahal, tapi terlihat membosankan di panggung. Bajunya juga meski mengilap, tampaknya adalah polished cotton karena terlihat berat. Tidak terlihat luwes untuk Belle yang aktif bergerak.

Renjun menarik napas. Tangannya terasa gatal untuk mengubah kostum yang dikenakan Ningning. Apron mengilap dengan embos vertikal akan tampak lebih mencolok. Bajunya jangan dibuat dari bahan mengilap karena akan mengurangi fokus ke wajah Ningning. Pemuda itu menggaruk tengkuknya frustrasi.

Saat ini, Renjun memang hanya bisa menikmati penampilan Ningning dari kursi penonton. Akan tetapi, satu harapan tidak sederhananya adalah menciptakan kostum untuk Ningning saat naik ke panggung.

Masalahnya, Ningning adalah artis panggung papan atas, sementara dirinya hanyalah salah satu penanggung jawab kostum di sebuah teater kecil yang hampir bangkrut.