Semua orang menunggu keputusan Mark dengan napas yang terhenti sejenak. Pikiran mereka menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Dan di tengah semua itu, ponsel Ningning terus berdering, seolah menjadi pembawa kabar yang akan menentukan nasib mereka semua.
Dari Johnny.
"Oppa? Ada di mana?"
Ningning menekan tombol loudspeaker agar semua yang ada di ruangan itu bisa mendengar.
"Maaf, aku mengalami kecelakaan."
Seketika itu juga suara gaung keterkejutan menguat dan saling tabrak di udara. Seolah menegaskan kekhawatiran semua pada dua orang yang pergi membeli kain itu.
"Apa kondisinya serius? Oppa ada di rumah sakit mana?" serbu Ningning penuh kekhawatiran.
"Kondisiku lumayan. Tidak parah, tapi juga tidak begitu baik."
Ningning terlihat kesal pada jawaban Johnny yang justru menimbulkan banyak pertanyaan lain.
"Aku akan ke sana. Bisa tolong Oppa kirimkan alamat rumah sakitnya?"
Ningning bisa mendengar suara debas cukup keras dari speaker. "Aku tidak di rumah sakit. Aku mana mau berada di rumah sakit lama-lama."
"Ta-tapi..."
"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Tapi....."
Suara Johnny yang tergantung seperti itu membuat Ningning semakin cemas.
"Aku," Johnny melanjutkan kalimatnya. "sekarang berada di apartemen Karina."
"APA?!" Kali ini tidak hanya Ningning yang berseru kaget. Jeno pun langsung menggebrak meja penuh keterkejutan. Api cemburu langsung membakar jiwa pemuda bertubuh kekar itu.
Apa-apaan, Johnny! Beraninya dia masuk ke apartemen Karina sendirian! Akan kuhajar dia kalau sampai dia macam-macam! batin Jeno meraung murka.
"Apa kondisi Karina serius? Apa sudah ada dokter yang menjaganya?" Ningning tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.
"Datanglah ke sini. Akan aku jelasnya detailnya." Johnny tak berpanjang-panjang dan segera memutuskan sambungan telepon.
Ningning tanpa sadar memandang ke arah Renjun mencari pegangan. Dirinya panik memikirkan kalau Johnny menyembunyikan banyak hal buruk di belakangnya. Kenapa tak langsung menceritakan di telepon? Kenapa harus di apartemen Karina?
"Aku ke sana!" Jeno berbalik hendak meninggalkan ruangan. Langkahnya terhenti ketika Mark menghalanginya.
"Jernihkan pikiranmu!" Nada itu terdengar dingin, tegas, dan mengancam.
Mata Jeno menyipit tidak suka dihalangi seperti itu.
"Biar aku, Ningning, dan Giselle yang akan pergi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Drivin Me Crazy x Renjun NCT x Ningning Aespa x Aedream
Fanfic⚠️ 21+ ⚠️ Untuk kamu yang berjiwa dewasa! [ K-Pop Fanfiction ] Di bawah lampu sorot, Ningning selalu terlihat memesona. Dijuluki "Stage Goddess", perempuan berusia 20 tahun itu selalu menjanjikan penampilan sempurna dalam setiap peran. Di luar hujan...