Bab 12 - Kerusakan yang Muncul

801 89 12
                                    

Apa masih ada yang baca cerita ini?

Tes 1 2 3 ahahahah

Ningning melihat jam di gawainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ningning melihat jam di gawainya. “Sekarang boleh. Aku punya sekitar … tiga puluh menit sebelum harus pergi untuk syuting iklan.

Sebenarnya, untuk mengukur hanya butuh 10-15 menit saja. Namun, itu kalau normal. Masalahnya, bisakah Renjun menahan rasa berdebar di dadanya yang memengaruhi getaran di tangannya juga?

Suara embusan napas terdengar panjang ketika Renjun mengambil meteran kain dan notes mungil dari dalam tas. Meski zaman sudah serba digital, mencatat ukuran langsung di notes terasa lebih praktis. Diselipkannya pulpen ke telinga sebelum merentangkan meteran.

Ningning membentangkan tangan seolah paham apa yang harus dilakukannya. Sementara itu, Renjun berusaha keras menahan semua lompatan dahsyat di jantungnya. Dia berusaha keras untuk tidak menyentuh tubuh Ningning secara langsung. Sebagai laki-laki normal, pikirannya bisa mengembara ke tempat yang tidak seharusnya. Apalagi tubuh Ningning harum sekali. 

Astaga! Renjun menahan napas. Dengan hati-hati, Renjun mulai mengukur. Dari mulai panjang tangan, panjang kaki, panjang badan. Tak lupa lingkar pinggang, lingkar bahu, lingkar pinggul … juga lingkar dada.

“RENJUN!”

Suara sentakan terdengar ketika baru beberapa ukuran didapatkan. Johnny berkacak pinggang dengan kesal di depan pintu. 

“Apa yang kau lakukan?!”

“Oppa, dia sedang mengukurku." Ningning mendekati Johnny dan tersenyum riang. "Apa sudah semua?” Perempuan cantik itu menoleh ke arah Renjun.

Pemuda yang ditanya hanya mengangguk masih dalam kondisi terkejut. Kemudian, dia mundur sedikit. 

“Aku tunggu kostum spesial untukku, ya, Eonni!” Ningning mengerling dan melangkah keluar ruangan diiringi gerutuan Johnny.

Sementara itu, jemari Renjun masih bergetar meski ruangan sudah kosong. Pemuda itu mengibas berusaha menyingkirkan gugup. Suara tepukan keras terdengar ketika dia mengatupkan kedua tangannya kuat-kuat di pipi.

“Jangan berpikir yang macam-macam. Ingat! Dia hanya menganggapmu sebagai seorang desainer….” Satu tarikan napas panjang lagi terdengar. “Apalagi dia juga menganggapmu … Eonni.” 

Renjun menggeleng menghentikan monolognya dan melanjutkan pekerjaan yang tertunda.

Renjun menggeleng menghentikan monolognya dan melanjutkan pekerjaan yang tertunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Drivin Me Crazy x Renjun NCT x Ningning Aespa x AedreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang