Bab 16 - Perbincangan Rahasia

620 86 18
                                    

Kisah Sebelumnya

Adegan balkon adalah bukti cinta mereka, simbol persatuan mereka dan awal dari babak indah dalam hidup mereka. Maka, saat langit malam menyelimuti mereka, mereka berdiri berdampingan, siap menghadapi petualangan yang menanti mereka.

 Maka, saat langit malam menyelimuti mereka, mereka berdiri berdampingan, siap menghadapi petualangan yang menanti mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua terasa berjalan dengan begitu cepat. Renjun masih merasakan kehangatan tangan Ningning dengan jelas. Seusai gladi resik, tiba-tiba perempuan itu menghilang. Renjun bahkan tak melihatnya menyerahkan kostum. Wanita itu langsung pergi begitu saja. Menghilang tanpa pamit.

Perasaan Renjun menjadi tak nyaman. Apa jangan-jangan Johnny mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya dan Ningning tadi? Jadi, meskipun perempuan itu tampak tidak keberatan dengan perasaan yang hadir di antara mereka, bisa jadi Johnny menentang habis-habisan.

"Apa yang harus kulakukan?" Renjun bergumam gusar sembari melipat-lipat kostum-kostum yang masih belum rapi. Sifat perfeksionis pria itu membuat Renjun tak bisa tinggal diam melihat hasil lipatan para pemain yang dirasa berantakan.

"Jangan bengong! Itu atasannya Cinderella, bukan pangeran." Teguran tegas, tapi juga penuh simpati terdengar. Renjun menoleh.

"Hyung?"

"Kau mencari Ningning?" Mark menyeret kursi dan duduk di sisi Renjun.

Anggukan Renjun menjawab.

"Tadi ada panggilan mendadak entah dari mana hingga Johnny langsung membawanya pergi." Mark meletakkan jemari yang bertaut di dagu. "Kau khawatir kalau Johnny akan mengetahui perasaanmu pada Ningning?"

"Sebaliknya...."

Mata Mark membeliak.

"Ningning secara tersirat sudah membalas perasaanku, Hyung. Namun, aku sendiri tidak berani berharap lebih. Hyung tahu kan kalau kami ini berbeda segalanya. Rasanya mustahil kami bersatu."

Mark menelisik setiap gestur yang Renjun tampilkan. Pancaran ketulusan, juga sikap yang diliputi rasa tidak percaya diri. "Kau pun istimewa."

Renjun mendongak kaget.

Senyum miring Mark terpancang. "Memang kau pikir kau itu tidak istimewa? Prodigy di dunia fashion. Kau sudah banyak merancang kostum-kostum luar biasa dengan budget terbatas. Aku juga tahu kalau kau menggunakan nama lain di Twitter dan menjual banyak desain indah."

Renjun menggigit bibirnya gugup. Dia tak menyangka kalau Mark begini perhatian kepadanya. "A-aku...."

"Kau hanya perlu lebih percaya diri. Mendapatkan Ningning mungkin memang bukan hal yang akan mudah tercapai. Namun, kau pun punya nilai yang cukup baik."

"Hyung merestuiku?" Ragu-ragu Renjun bertanya.

"Bukan merestui. Aku hanya tahu sakitnya cinta yang tak bisa bersatu. Jika kau memang merasa perjuanganmu itu patut dilakukan, maka lakukan saja. Ingat, ada risiko yang harus kau tempuh, contohnya Ningning mendadak tidak bisa lagi bermain di Teater Dream dan akhirnya malah membuat teater kita berantakan."

Drivin Me Crazy x Renjun NCT x Ningning Aespa x AedreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang