Bab 25 - Rencana Pertama

647 42 18
                                    

Pada akhirnya, hari-hari berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada akhirnya, hari-hari berlalu. Setiap ada waktu, mereka akan berkumpul di studio Teater Dream yang lebih mirip gudang. Pendingin ruangan tidak terasa sejuk saat dijejali begitu banyak orang dan semua tengah sibuk mempersiapkan banyak hal. 

Setiap orang di ruangan itu terfokus menyelesaikan semua kegiatan untuk pertunjukan mereka seminggu lagi. 

Suara palu beradu dengan paku terdengar ketika Jeno menegakkan semua potongan-potongan latar agar bisa diberdirikan. Winter sibuk dengan semua percobaan riasnya. Dia mencoba sendiri ke wajahnya beberapa kali. Setiap kali dia merasa tak puas, perempuan cantik itu kembali menghapusnya.

Tanpa gadis itu sadari, seseorang memotretnya berkali-kali dengan wajah bersemu merah. Jaemin memang sering memotret kegiatan anggota lain untuk dokumentasi, tapi tentu saja memotret Winter dengan aneka ekspresi menggemaskannya adalah hal yang menyenangkan.

Karina, Ningning, dan Haechan sibuk saling bertukar dialog karena ketiganya adalah sang itik, ibu angsa, dan pangeran. Para pemeran utama. Mereka berlatih menghafal dialog sambil duduk sebelum memerankannya dengan berdiri dan berakting dengan seluruh jiwa dan raganya.

Mark dan Giselle fokus mempersiapkan tata letak panggung dan cahaya bernama Chenle. Memutuskan di mana para aktor dan artis akan berdiri, ke mana lampu diarahkan, bagaimana alur pergerakan para pemain dari dan ke panggung. Semua harus dipikirkan agar pertunjukkan mampu berjalan dengan lancar.

Anggota lain pun berjibaku dengan kegiatannya masing-masing. Fokus untuk berjuang sebaiknya demi menyelamatkan Teater Dream.

Renjun disibukkan dengan perancangan gaun yang akan dikenakan Ningning. Demi menghemat dana, pemuda itu memikirkan sebuah kostum yang bisa dipakai saat menjadi bebek dan saat menjadi angsa sekaligus.

Dengan hati-hati Renjun menjahit helai demi helai bulu angsa sintetis ke dalam pakaian angsa. Sebelum kemudian menutupnya dengan kain berwarna kuning busuk sebagai tutup bulu itik buruk rupa.

Ritsleting di bagian depan bisa diturunkan dan bulu-bulu dari dalam akan mencuat keluar dan kain kuning akan langsung terlipat dan masuk ke dalam bulu-bulu. Hanya saja, prosesnya tidak bisa dilakukan dua kali. Sekali terbuka, maka butuh waktu untuk memasukkan kembali bulu-bulu angsa yang sudah jatuh menjadi gaun lebar dan megah. Dan itu tidak mungkin dilakukan di atas panggung. 

Jujur, Renjun khawatir kalau sampai ada penjahitan yang gagal, proses perubahan itik ke angsa bisa saja kacau balau. Padahal itu adalah hal paling penting dalam transformasi itik buruk rupa menjadi angsa. Ada tekanan besar mengimpit dadanya saat ini. Renjun tidak mampu menghindari tangannya yang berkeringat dingin.

Padahal, ini baru pertunjukan kedua. Bagaimana untuk pertunjukan berikutnya? Pikiran-pikiran buruk menghujani Renjun. Dia benci pada dirinya yang sering overthinking terhadap sesuatu. Renjun mendongak ke arah Ningning yang masih berlatih. Wajahnya terlihat berduka. Dia tampak sedang dirundung oleh pemeran lainnya dalam cerita. 

Drivin Me Crazy x Renjun NCT x Ningning Aespa x AedreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang