Bab 6 - Kebencian yang Mulai Hadir

1.2K 123 19
                                    

Kisah Sebelumnya

"Aku ingin Renjun-Eonni membuatkan gaun Cinderella untukku!"

Renjun tak berkedip mendengar apa yang dikatakan Ningning barusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun tak berkedip mendengar apa yang dikatakan Ningning barusan. “Cinderella?” bisiknya bingung setengah kalut.

Ningning mengangguk mantab. “Eonni tahu, kan, kalau akhir-akhir ini sedang tren untuk membuat remake dari cerita-cerita kuno?” Perempuan itu menarik kedua sudut bibirnya ke atas dan tertawa. “Aku percaya banyak penonton yang masih akan tertarik jika menonton kisah klasik yang sudah mereka ketahui, tapi dalam nuansa yang segar. Sama seperti Matilda!” lanjutnya antusias.

Renjun mengangguk paham. Namun, tentu saja hatinya masih ragu dan memilih sejenak diam memikirkan beberapa kemungkinan.

“Apa Teater Dream sudah pernah mementaskan Cinderella sebelumnya?” Johnny tampak masygul. Kedua alis tegasnya bertaut ke dalam.

Renjun menggeleng tegas. “Kami baru akhir-akhir ini saja mencoba untuk menampilkan cerita-cerita dari luar Korea yang berbahasa Inggris. Kemampuan berbahasa Inggris grup kami belum begitu bagus.” Terdengar nada sedih di sana.

“Ah … jadi begitu.” Ningining tampak maklum. Kemudian perempuan cantik itu mendekati Renjun dan menggenggam jemari pria yang mendadak menjadi sangat dingin itu. “Apa Eonni tidak bisa mewujudkan mimpiku? Aku amat sangat ingin menikmati gaun-gaun buatan Eonni. Sungguh, aku ingin sekali saja memakainya. Apalagi Cinderella adalah kisah klasik yang menemani masa kecilku. Peran yang selalu kuimpikan. Apa aku egois?”

Renjun menelan liurnya gugup. Dia tak menyangka kalau Ningning begitu ingin melakukan apa pun untuk mengenakan gaun yang dirancangnya. Apa benar kostumnya sebagus itu di mata perempuan cantik itu? Ataukah dia hanya berbasa-basi agar dirinya tidak kecewa?

Apalagi, jemari Ningning terasa halus dan lembut. Sial! Kenapa otaknya malah berpikir yang macam-macam. Perlahan Renjun menarik jarinya lepas. Dia tidak boleh bersentuhan dengan Ningning terlalu lama. Bagaimana kalau perempuan itu sadar kalau beberapa buku jarinya kapalan karena terlalu sering menjahit tangan untuk menambahkan detail? Atau agak kasar karena dia juga sering melakukan crafting dengan busa hati untuk membuat aksesoris?

Ada rasa kaget yang tertangkap di mata Renjun. “Maaf, aku akan coba bicarakan dulu dengan Mark. Bukan aku yang menentukan semuanya.” Renjun buru-buru menjelaskan agar Ningning tidak perlu terlalu terkejut. “Akan tetapi, sebuah kehormatan kalau aku bisa menjahitkan kostum untuk artist sehebat kau.”

“Eonni terlalu memuji. Aku jadi malu.” 

Renjun terbelalak tatkala melihat betapa merahnya pipi Ningning saat ini. Wanita itu langsung menutupinya dengan telapak tangan. Jadi benar kalau Ningning benar-benar menyukai desainnya?

Ya, Tuhan! Kebaikan macam apa yang dirinya lakukan sampai mendapat hal sehebat ini? Artis idola yang disukainya ternyata juga menyukai karya-karyanya!

Itu sudah lebih dari cukup. Meski Ningning menganggapnya perempuan, Renjun sudah tidak ambil pusing lagi. Yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah merancang kostum untuk Ningning sebaik mungkin. Dia tidak akan mengecewakan kepercayaan wanita itu!

Drivin Me Crazy x Renjun NCT x Ningning Aespa x AedreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang