TL 05

1.2K 102 9
                                    

3 Minggu sudah Nunew berada di rumah Zee dan setiap 2 sampai 3 hari sekali Zee menyetubuhi Nunew.

Hari itu Zee merasa sangat kesal, dia melihat Ipad yang dia berikan pada Nunew belum pernah sekalipun Nunew gunakan.
Dan juga Zee merasa kesal karena hingga sekarang mata dan wajah Nunew masih memperlihatkan kebencian padanya.

"Apa yang bisa kulakukan agar bisa membuatnya memohon padaku? Tidak ada seorangpun yang pernah menolakku atau memandangku seperti dia. Bagaimana pun caranya dia harus kutaklukkan." ujar Zee dalam hati.
.

Zee masuk ke dalam kamar Nunew dan menatap wajah Nunew yang duduk di sofa sambil membaca sebuah buku.

Nunew menatap Zee lalu menutup buku itu dan berjalan ke balkon kamar itu.
Zee menghela nafas panjang, kesal dengan kelakuan Nunew yang masih selalu menghindarinya.

Zee menghampiri Nunew dan memandang Nunew dari pintu balkon.
Nunew mencondongkan badannya di pagar balkon itu dan memandang ke langit sambil melamun.

Zee melihat punggung Nunew.
Perlahan Zee mendekatinya dan memeluk pinggang Nunew dari belakang.

Nunew terkejut dan hendak melepaskan diri dari Zee namun tangan Zee menahannya.

"Diam." ujar Zee dan Nunew pun terdiam.

Zee mencium harum leher Nunew sambil memejamkan matanya.
Sementara Nunew hanya diam membeku.

"Kau begitu harum." ujar Zee dan Nunew masih tetap terdiam dan memalingkan wajahnya ke arah yang berlawanan dengan wajah Zee.

"Apa kau tidak akan meresponku?" ujar Zee.

"Kau menyuruhku diam, respon apa yang kau inginkan dariku?" ujar Nunew.

Zee menegakkan badannya dan melepaskan pelukkannya.
Nunew tetap memandang ke depan dengan nafasnya yang sedikit terengah.

Namun tiba2 Nunew merasakan mual dan ingin muntah.
Nunew memegang mulutnya dan segera berlari ke dalam lalu masuk ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.

Kepala Nunew begitu terasa pening.
Nunew memejamkan matanya dan memegang pinggir wastafel untuk menopang tubuhnya.

Dengan tubuh sedikit gontai Nunew keluar dari kamar mandi.
Zee melihat Nunew yang keluar dari kamar mandi sambil memegang mulutnya.

"Ada apa dengan dia?" ujar Zee dalam hati.

"Kalau kau sakit seperti ini, kau tidak ada gunanya untukku. Jangan menyusahkanku." ujar Zee dan keluar dari kamar.
Nunew pun berjalan dan naik ke atas tempat tidur lalu membaringkan tubuhnya.

4 hari sudah Nunew merasakan mual dan pening di kepalanya.
Zee pun akhirnya masuk ke dalam kamar Nunew dan melihat wajahnya yang pucat.

Nunew menatap Zee dengan tanpa ekspresi.

"Sakit apa kau sebenarnya?" teriak Zee.

"Hahh baiklah, akan ku panggilkan dokter, menyusahkan saja." ujar Zee dan membalikkan badannya.

"Tidak perlu. Aku lebih baik seperti ini atau mati perlahan dari pada aku menerima bantuan atau uangmu. Kenapa tidak kau buang saja aku?" ujar Nunew pelan.

Zee menatap wajah Nunew dengan marah.

"Terserahlah." teriak Zee dan keluar dari kamar.
.

Zee sebenarnya mengkhawatirkan kesehatan Nunew.
Apa yang terjadi padanya? Pikir Zee.

Mengapa aku mengkhawatirkan dia? Bukankah lebih baik dia aku buang dan mencari yang lebih baik dari dia? Pikir Zee lagi.

"Ya itu lebih baik." ujar Zee.

Zee pun segera memanggil anak2 buahnya dan mengikutinya ke kamar Nunew.

Zee melemparkan sebuah kartu pada Nunew.
Nunew mengernyitkan dahinya dan mengambil kartu itu.

"Ambillah itu untukmu, aku melepaskanmu sekarang dan uang itu akan cukup untuk menghidupimu seumur hidupmu." ujar Zee.

Senyum mengembang di bibir Nunew, dan Zee melihat itu dan terpana dengan senyuman Nunew.

Anak2 buah Nunew menopang Nunew dan membawanya.
Sementara Zee hanya berdiri dan terpaku.

Mengapa hatinya seperti tidak merelakan Nunew pergi?
Zee menatap punggung Nunew dan ketika dia melihat tempat tidur, dia melihat kartu yang dia berikan pada Nunew.

Zee mengambilnya lalu berlari mengejar Nunew.

"Tunggu." teriak Zee.

Para anak2 buah Zee berhenti dan berbalik.
Zee mengulurkan tangannya yang memegang kartu pada Nunew.

"Kau meninggalkan ini." ujar Zee.

Namun Nunew hanya melihat kartu lalu menatap wajah Zee.

"Tenang saja, aku tidak akan berkata apa2 tentangmu pada siapapun. Dan sudah kubilang aku tidak sudi menerima apapun darimu." ujar Nunew dan membalikkan kembali badannya.

Zee menggenggam kartu itu dengan erat yang membuat kartu itu terbelah dua.

Nunew pergi dengan mobil bersama anak2 buah Zee.
Zee menatap mobil yang membawa Nunew.
Ingin sekali dia mengejarnya dan membawa Nunew kembali.

Nunew di turunkan di sebuah terminal bus dan meninggalkan dia disana.
Nunew tersenyum dan berusaha berjalan dengan tubuhnya yang lemah dan kepalanya yang pening.

Lalu tiba2 Nunew merasakan pandangannya semakin buram dan akhirnya dia tidak sadarkan diri.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

696

True Love (ZeeNunew) 016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang