TL 15

1K 97 4
                                    

Zee berdiri dan menghampiri Nunew, Zee kembali memegang tangan Nunew, sementara Nunew berusaha menahan senyumnya.

"Aku berjanji mulai sekarang aku tidak akan foya2 atau memakai uang tanpa alasan. Jangan marah lagi, na?" ujar Zee.

Nunew menatap wajah Zee dan kembali memalingkan matanya dari Zee, Nunew melepaskan tangannya dari tangan Zee.

"Kenapa aku harus marah? Itu uangmu dan tidak ada urusannya denganku. Aku hanya memberitahumu saja, mau kau turuti atau tidak, itu urusanmu." ujar Nunew sambil berjalan keluar kamar.

Setelah Nunew menutup pintu kamar Zee, Nunew berjalan sambil tersenyum lebar.

Zee terus memikirkan kalau Nunew marah padanya dan dia mencari cara agar Nunew tidak marah apalagi sampai membencinya lagi.

Zee pun keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar Nunew dan Nat.

Zee terdiam di depan pintu dan dengan ragu mengetuk pintunya.
Tak lama kemudian Nunew pun membuka pintu itu dan terkejut melihat Zee di depan pintu itu.

"Tumben kau mengetuk pintu, kenapa tidak langsung masuk saja?" ujar Nunew sambil berjalan masuk kembali.

Zee terdiam, dengan mendengar perkataan Nunew, Zee yakin kalau Nunew sedang marah.

"Umm." gumam Zee sambil melihat ke lantai.
Nunew yang melihat Zee seperti itu menjadi bingung.

"Apa yang mau kau katakan?" ujar Nunew lagi.

"Umm. Itu..." gumam Zee lagi dan membuat Nunew semakin bingung.

"Katakan saja apa yang mau kau katakan." ujar Nunew.

"Aku tidak bermaksud membuang2 uang pada Nukuea, dan aku tidak menghitungnya karena aku menyangka kalau itu kau." ujar Zee cepat dan membuat Nunew benar2 bingung dengan kelakuan Zee.

"Jadi kau sebodoh itu? Walaupun itu aku, apa kau tidak berpikir kalau aku sedang memerasmu?" ujar Nunew sambil membereskan barang2 yang ada di tasnya.

"Tidak. Karena aku rela memberikan apapun yang kau mau. Aku mencintai Nunew." ujar Zee yang membuat Nunew menghentikan tangannya dan menatap pada tas di tangannya.

Lalu Nunew meneruskan kembali pekerjaannya.

"Disitulah bodohnya kau, Phi. Demi cinta dan sex kau rela mengorbankan apapun." ujar Nunew melemah dan Zee pun menunduk.

Nunew menghentikan kembali kerjaannya dan menatap Zee yang masih menatap lantai di bawahnya.

"Cinta bukan tentang harta, Phi. Cinta keluar dari hati, dan cinta tidak bisa di beli oleh uang tapi oleh perbuatan Phi." ujar Nunew.

Zee pun menatap Nunew dan tersenyum.
Nunew pun membalas senyum Zee.

"Apa mungkin aku bisa mendapatkan cintamu?" ujar Zee lagi yang membuat Nunew tersipu dan menaik turunkan bahunya.

"Aku akan berusaha mendapatkan cintamu, pria yang sudah membuatku jatuh cinta." ujar Zee dan menatap Nunew lalu berbalik dan keluar dari kamar Nunew.
Nunew pun terduduk dan tersenyum.
.

Keesokkan harinya Nunew turun dengan menggandeng tangan Nat.

"Pah, rumah siapa ini?" ujar Nat sambil melihat2 sekitarnya.

"Nanti papa kenalkan yah." ujar Nunew.

Nat pun berjalan dengan senyuman di bibirnya.

"Rumahnya besar sekali pah." ujar Nat lagi dan membuat Nunew tersenyum.

"Iya dan ini adalah rumah Nat." ujar Zee yang tiba2 ada di belakang Nunew dan Nat.

Nunew dan Nat bersamaan melihat ke belakang.
Dan Nat berusaha mengingat2 siapa orang yang ada di belakangnya.
Tak lama Nat pun tersenyum.

"Paman kehausan?" teriak Nat.

Nunew dan Zee saling tatap mendengar perkataan Nat.

"Paman kehausan?" tanya Nunew.

"Iya. Nat pernah bertemu dengan paman ini, dia sedang kehausan pah." ujar Nat lagi.

Nunew dan Zee pun tertawa.
Zee lalu mendekati Nat dan menggendongnya.

"Betul sekali, untung waktu itu ada Nat yang memberi paman minum." ujar Zee dan Nat pun tersenyum.

Nunew menghentikan senyumnya mendengar Zee memanggil dirinya sendiri dengan sebutan paman di depan Nat.

"Iya kata papa kita harus saling menolong orang yang sedang membutuhkan." ujar Nat lagi dan membuat Zee menatap Nunew dan tersenyum.

"Pintar kamu. Papa Nat baik sekali yah." ujar Zee.

"Papa adalah yaaannggg terbaik." ujar Nat, membuat Zee tersenyum dan mencium pipi Nat.

Mereka pun sampai di ruang makan.
Dan Bi Jaa tersenyum mereka semua berjalan bersama.

"Ahh anak lucu, sini sama nenek." ujar Bi Jaa.

Zee pun menurunkan Nat dan Nat melihat pada Bi Jaa yang membentangkan kedua tangannya lalu pada Nunew seakan meminta penjelasan siapa orang yang mengaku sebagai neneknya.

Nunew pun mendekati Nat dan berjongkok di depan Nat.

"Nat itu nenek Jaa. Dan ini bukan paman kehausan tapi daddy nya Nat." ujar Nunew sambil menunjuk pada Zee.

Zee membelalakkan matanya mendengar perkataan Nunew.
Zee tersenyum dan membalikkan badannya membelakangi Nunew dan Nat.
Zee meneteskan airmata bahagia.

Nat berlari ke Bi Jaa dan Nunew menatap punggung Zee sambil tersenyum karena dia tahu kalau Zee sedang menangis.

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

718

True Love (ZeeNunew) 016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang