TL 26

1K 78 3
                                    

Akhirnya pernikahan ZeeNunew pun diadakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya pernikahan ZeeNunew pun diadakan.
Pesta pernikahan yang lumayan besar.

Zee membuatnya sederhana karena keadaan Nunew yang sedang hamil.
Menurut Zee jika terlalu mewah maka akan membuat Nunew lebih lelah lagi.

Acara pun di mulai Zee berjalan keluar dari rumah dan menyalami semua undangan yang terlewati olehnya.

Setelah sampai di altar, Zee melambaikan tangan pada tamu2 yang datang sambil menunggu Nunew datang.

Beberapa saat kemudian musik berbunyi dan perlahan Nunew keluar dengan menggandeng Nat di tangannya dan bunga di tangan yang lainnya.

"Saya menerima engkau sebagai suamiku dalam susah ataupun senang, dalam kaya ataupun miskin, dalam sakit ataupun sehat sampai maut memisahkan kita."

Kata2 ini katakan oleh ZeeNunew sebagai tanda kesetiaan janji pernikahan.
Dan sepasang cincin sebagai peresmian mereka sebagai pasangan suami istri.

Ketika waktunya untuk pengantin melakukan ciuman pertama sebagai suami istri, Zee maupun Nunew meneteskan airmata.

Para tamu undangan berdiri dan bertepuk tangan.
Zee dan Nunew sama sekali tidak menyangka kalau calon suami mereka adalah musuh dan korbannya.

Setelah selesai berciuman ZeeNunew menghadap ke depan dan tersenyum bahagia.
Zee dan Nunew menemui para tamu undangan.

Nat yang sepertinya bahagia namun mengantuk, akhirnya Nunew serahkan pada Bi Jaa dan membawanya masuk.

Nunew menemui ibu dan ayahnya lalu memeluk mereka.

"Mae, Nunew minta maaf tentang Nukuea." ujar Nunew sambil menangis dan Zee memeluk ayah Nunew.

"Ini semua bukan salah kalian. Mae tidak menyalahkan kalian sama sekali walaupun Mae merasa sangat kehilangan." ujar Mae sama2 menangis.

"Tolong jaga anakku, Zee." ujar ayah Nunew.

"Pasti Pho. Pho tidak usah khawatir. Nunew dan cucu Pho sekarang menjadi tanggung jawabku sepenuhnya." ujar Zee dan Pho menganggukkan kepalanya.

Nunew berbincang dengan orangtuanya sementara Zee minum2 dengan kolega2nya.

"Benar2 tidak bisa dipercaya kau akhirnya menikah juga. Hanya saja hari ini kau harus menjawabku, bukankah kau bilang ibu dari anakmu adalah calon istrimu? namun kenyataannya kau menikah dengan Nunew." ujar Max.

"Nunew adalah ibu dari anak2ku, Max. Sekarang pun dia sedang mengandung anak keduaku." ujar Zee sambil meminum minumannya dan tersenyum, namun Max terpaku dan terdiam.
Zee melihat Max dan tertawa.

"Dia my limited edition, Max." ujar Zee.

"Egh." gumam Max.

"Kutahu, sekarang kau terlihat lebih bahagia." ujar Max lagi.

Sudah hampir tengah malam Zee berpisah dengan Max dan koleganya yang lain.

Sedangkan Mae dan Pho Nunew sudah pulang sedari tadi karena mengejar pesawat untuk kembali pulang.

Zee masuk ke dalam kamar dan melihat Nunew sudah tertidur.
Zee mengganti pakaiannya dan masuk ke dalam selimut lalu memasukkan tangannya ke bawah bahu Nunew dan menariknya mendekat lalu mencium keningnya.

Zee memandang Nunew yang tertidur di dadanya dan mengusap rambutnya.
Nunew mengeliat menyamankan posisinya.
Zee pun tersenyum.

"Tak bisa kupercaya kalau sekarang aku bisa menikah dan mempunyai anak." gumam Zee.

Nunew mendengar itu dan membuka matanya lalu menatap ke atas kepada wajah Zee.

"Kenapa tidak percaya?" ujar Nunew pelan dan kembali menundukkan kepalanya dan mengelus2 dada Zee.

"Kau tahu sendiri bagaimana hidupku sebelum bertemu kamu. Bagaimana mungkin pria sepertiku yang tidak tahu apa itu cinta dan kasih sayang orangtua, bisa mencintaimu sebesar ini dan menjadi seorang Daddy untuk Nat?"

"Phi sudah membuktikannya kalau itu mungkin dan bisa." ujar Nunew.

"Hmm. Karena aku bertemu dengan orang yang tepat. Untunglah kau datang di hidupku. 1 juta Baht kurasa tidak berharga sama sekali. Walaupun aku membelimu waktu itu dengan seluruh hartaku, aku masih akan merasa beruntung." ujar Zee tersenyum.

Nunew kembali menatap Zee dan Zee pun menunduk menatap Nunew.
Zee menurunkan wajahnya dan mencium bibir Nunew.

"New?" gumam Zee.

"Hmm?"

"Bolehkah pria hamil melayani suaminya?" ujar Zee tersenyum melihat wajah Nunew yang tersenyum dan terkejut.

"New rasa tidak masalah." ujar Nunew dan mengangkat badannya dan bergeser ke atas dada Zee.

Nunew menatap wajah Zee yang tersenyum dan mencium bibirnya.
Nunew menciumi bibir Zee dan berpindah ke leher dan dada Zee.

Nunew kembali menatap Zee sambil membuka piyama yang Zee pakai.
Zee tersenyum dan mengelus rambut dan pipi Nunew.

Namun ketika Nunew membuka piyama Zee, Nunew tiba2 merasa mual dan segera berlari ke kamar mandi meninggalkan Zee.

Zee terkejut dan segera memakai lagi piyamanya dan menyusul ke kamar mandi.

Nunew memuntahkan isi perutnya di toilet.
Zee mendekati dan mengusap2 punggung Nunew.

"Kau tidak apa2?" tanya Zee dengan khawatir.

Nunew hanya mengangguk dan terduduk di depan toilet.
Zee segera mengangkat Nunew dan membawanya kembali ke tempat tidur.

Nunew memejamkan matanya dan memegang perutnya.

"Mau ku panggilkan dokter, New?" ujar Zee sambil mengusap rambut Nunew namun Nunew hanya menggelengkan kepalanya.

Zee mencium kening Nunew dan kembali mengusap keningnya.
Zee merasa sangat bersalah dan kasihan pada Nunew.

Tak lama Zee melihat airmata menetes di pelipis Nunew.

"Apakah ada yang sakit New? Kenapa kau menangis?" ujar Zee semakin merasa khawatir.

Nunew pun membuka matanya.

"Ini hari pernikahan kita dan aku tidak dapat melayani Phi." isak Nunew yang membuat Zee tersenyum.

"New, Phi minta maaf sudah meminta New melakukan itu. New tidak salah, Phi yang salah menaruh anak Phi di sini." ujar Zee sambil mengelus perut Nunew.

"Sudah, mungkin New lelah jadi kembali mual." ujar Zee dan berbaring di samping Nunew dan kembali memeluk Nunew yang tertidur di dada Zee.

"Tidurlah." ujar Zee dan mencium kening dan rambut Nunew.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

842

True Love (ZeeNunew) 016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang