TL 18

984 86 3
                                    

Zee menatap Nunew dan Nunew pun balik menatap Zee.

"Phi sayang, apa yang harus kita lakukan pada dia?" ujar Nukuea.

Zee melepaskan pelukkannya dari Nukuea dan perlahan berjalan mendekat pada Nunew.
Zee semakin mendekat pada Nunew.

Tiba2 Zee menjambak rambut Nunew namun yang Nukuea tidak tahu kalau tangan Zee yang lainnya perlahan membuka tali yang mengikat Nunew.

"Apa yah baiknya? Apa kau tahu kalau anakmu ada ditanganku sekarang. Jadi lebih baik kau turuti apa mauku." ujar Zee.

Nunew menatap mata Zee di atasnya dan menelan ludahnya.

Zee melemparkan rambut Nunew yang tadi dia jambak dan berjalan kembali memeluk Nukuea.

"New lari sekarang." teriak Zee yang membuat Nukuea terkejut.

Nunew berusaha sekuat tenaga membuka tali yang sudah sedikit longgar.
Sementara Zee memeluk tubuh Nukuea dengan sekuat tenaga.

"Apa yang kau lakukan Phi." ujar Nukuea dan berusaha melepaskan diri.

Akhirnya ikatan tali di tangan Nunew terlepas dan Nunew berdiri lalu berlari keluar.

Setelah melihat Nunew yang sudah keluar Zee melepaskan pelukkannya.

"Phi apa yang kau lakukan?" ujar Nukuea.

"Bukan hanya kau yang penipu disini, Kuea." ujar Zee.

"Phi, Kuea mencintai Phi. Bukankah lebih baik jika kita bersama?" ujar Nukuea.

"Kau mencintaiku atau uangku?" tanya Zee.

"Phi, Kuea mencintai Phi. Uang Phi adalah bonus saja untukku."

"Tapi aku sudah mempunyai cinta sejatiku, saudara kembarmu, ibu dari anakku." ujar Zee yang membuat Nukuea membelalakkan matanya.

"Anak Phi?" ujar Nukuea dan Zee menganggukkan kepalanya.

"Anak Nunew adalah anak kandungku dengan saudaramu Nunew. Kalau kau tidak percaya tanyakan saja pada ibumu."

"Bagaimana mungkin Nunew bisa mempunyai anak, dia seorang laki2."

Sementara Nunew yang berlari menjauh tiba2 menghentikan langkahnya.
Dia tidak tega meninggalkan Zee ayah dari anaknya sendiri menghadapi Nukuea.
Sampai akhirnya Nunew pun berlari kembali.

"Phi Zee." teriak Nunew yang mengagetkan Nukuea dan Zee.

'Mengapa dia kembali lagi?' pikir Zee.

Nukuea melihat pada Nunew dan berlari menghampirinya dan disusul oleh Zee.

"Sialan kau sudah menghancurkan mimpiku." teriak Nukuea.

Nunew membelalakkan matanya lalu berjongkok dan menutupi wajahnya dengan kedua lengannya ketika Nukuea mendekat dan mengayunkan kayu ke arah kepalanya.

Buk..

Nukuea memukul tengkuk Nunew.
Tak lama kemudian Zee melompat dan mengayunkan tinjunya ke arah wajah Nukuea.

Nunew tergeletak tidak sadarkan diri.
Zee menatap Nukuea dan Nukuea kembali mengayunkan kayu pada Zee dan oleh Zee ditangkis dengan menggunakan lengannya.

Lalu Zee kembali menyerang Nukuea dan meninju tepat di dada Nukuea dengan sekuat tenaga.
Nukuea terhuyung lalu terjatuh menyender pada tembok di belakangnya dan memegang dadanya yang terasa sesak.

Zee memegang lengannya yang tadi terpukul lalu Zee melihat pada Nunew yang tergeletak di tanah.
Zee pun melihat pada Nukuea yang sepertinya sudah tidak berkutik lagi.

Zee dengan sempoyongan menghampiri Nunew dan menyingkirkan surainya agar dapat melihat wajah Nunew dengan Jelas.

Zee mengumpulkan tenaganya dan dengan sisa tenaga yang ada Zee mengangkat Nunew dan berdiri.
Zee pun berjalan dan setelah beberapa langkah Zee menghentikan langkahnya.

"Aku maafkan kau kali ini karena kau adalah saudara dari Nunew. Tapi jika sekali lagi kau mengganggu keluargaku. Jangan harap kau akan tetap bernafas." ujar Zee dan pergi menuju mobilnya.

Nukuea merasakan sangat sakit di dadanya.
Nafas Nukuea tersendat, dia pun tak bisa menggerakkan mulutnya bahkan untuk berbicara.
Nukuea memandang langit2 gedung dan menutup matanya.

Zee membawa mobilnya dengan kecepatan yang kencang.
Lengannya yang terasa sakit luar biasa dia tahan dengan sekuat tenaganya.

Hingga sampailah dia di rumah sakit.
Zee berlari ke UGD dan meminta bantuan agar bisa membawa Nunew ke dalam.
Zee sadar kalau tangannya tak akan mampu untuk mengangkat tubuh Nunew.

Akhirnya para dokter ruang UGD mengangkat Nunew dan membawanya ke dalam sementara ada seorang dokter yang menyadari kalau Zee membungkuk dengan memegang lengannya.

"Apa anda juga terluka tuan?" ujar dokter itu.

"Aku bisa menahannya, tolong selamatkan dulu dia." ujar Zee.

"Tuan sudah ada yang mengurus dia. Lebih baik tuan ikut saya dan saya akan coba mengobati luka tuan." ujar dokter itu dan merangkul bahu Zee agar ikut dengannya.

"Baiklah tapi aku tidak mau jauh dari dia." ujar Zee dan dibalas anggukkan oleh dokter itu.

Setelah pemeriksaan dan pengobatan selesai diketahuilah kalau Nunew mengalami memar akibat benturan keras di belakang lehernya yang menyebabkan gegar otak ringan sementara Zee mengalami patah di lengannya.

Zee memakai gips dan penyangga lengan sedangkan Nunew masih belum sadarkan diri.
Zee menemani Nunew di ruang rawat.

Zee bersandar di sofa ruang rawat itu dan memejamkan matanya sambil memegang tangannya yang di balut gips.
Dan tanpa sadar Zee pun tertidur.

Tak lama setelah Zee tertidur, Nunew bangun dari pingsannya.
Nunew mengerang merasakan sakit di kepala dan lehernya yang berbalut penyangga leher.

Nunew membuka matanya dan melihat ke sekitar sampai matanya menemukan Zee yang sedang tertidur dengan tangannya yang berbalut gips.

Nunew pun memandang Zee sambil tersenyum.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

767

True Love (ZeeNunew) 016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang