TL 27

1.3K 89 2
                                        

Perut Nunew semakin membesar, usia kehamilannya mendekati persalinan.
Nunew sudah tidak bisa kemana2 karena perutnya yang besar.

Semenjak usia kehamilan Nunew menginjak 9 bulan, Zee selalu pulang lebih awal dari biasanya.

Nunew sedang menyantap makan siangnya ketika tiba2 perutnya terasa melilit.

"Egmm." desah Nunew.
Bi Jaa mendengar itu dan membelalakkan matanya.

"Apakah sudah waktunya New?" tanya Bi Jaa.

Nunew menutup matanya agar mengurangi rasa sakit di perutnya.
Lalu Nunew bernafas dengan teratur.

"Kurasa iya Bi. Tapi Nunew kira masih lama untuk bersalin." ujar Nunew.

Nunew melihat pada Bi Jaa yang terlihat sangat khawatir, dan Nunew pun tersenyum.

"Jangan terlalu khawatir Bi, ini bukan yang pertama untuk Nunew." ujar Nunew sambil kembali menyuap makanannya.

Bi Jaa yang merasa sangat khawatir, diam2 menelepon Zee dan memberitahukannya tentang Nunew.

Zee membelalakkan matanya ketika Bi Jaa mengirimnya pesan dan segera keluar dari ruang rapat, membuat semua peserta rapat bingung.

Zee memberitahukan kalau rapat itu ditunda karena istrinya yang akan melahirkan.
Zee tidak mau kalau dia sampai tidak menyaksikan proses kelahiran anaknya.

Nunew berjalan2 di dalam rumah agar melancarkan proses melahirkannya.
Di temani Bi Jaa yang ikut meringis setiap kali kontraksi Nunew terasa.
Sesekali Nunew berhenti dan membungkuk ketika kontraksi terjadi.

"Egmm." gumam Nunew setiap kontraksi Nunew datang.

Setelah rasa sakitnya menghilang Nunew kembali berjalan2.
Nunew juga memakan apapun sambil berjalan untuk menambah tenaganya.

"New, apa yang kau lakukan? Ayo kita ke rumah sakit sekarang." ujar Zee yang tiba2 datang.

"Phi, nanti saja. Babynya masih lama keluarnya, New akan bosan di rumah sakit." ujar Nunew.

"Benarkah?" ujar Zee dan melihat pada Bi Jaa.

"Bibi belum pernah melahirkan tuan, bagaimana Bibi tahu." ujar Bi Jaa.

"Tapi Nunew pernah. Percaya saja pada Nunew, Eghhh.." gumam Nunew lagi.

"Kau kesakitan seperti itu dan kau bilang nanti saja?" teriak Zee yang membuat Nunew mendelik pada Zee yang cerewet saat sakitnya sedang datang.

Zee pun terdiam dan duduk melihat Nunew yang berjalan bulak balik sambil memakan roti di tangannya.

Kaki Zee tidak dapat diam karena khawatir. Sampai akhirnya Zee berdiri.

"Aku tidak mau tahu, kita ke rumah sakit sekarang, Bi tolong bawakan barang2 yang harus dibawa." ujar Zee sambil menggendong Nunew dan membawanya ke dalam mobil.

Nunew hanya bisa pasrah dan tersenyum melihat Zee begitu khawatir.
Tak lama Bi Jaa datang dan membawa tas besar dan menyimpannya di kursi belakang.

Zee pun segera melarikan mobilnya ke rumah sakit.
Selama perjalanan Nunew beberapa kali merasakan kontraksi.
Zee semakin khawatir.

Sesampainya di rumah sakit Nunew masih bisa berjalan dengan baik dan di naikkan ke atas kursi roda lalu membawanya ke ruang dokter.

Dokter memeriksa Nunew dengan alat USG dan menyuruh Nunew mengganti pakaiannya.

Nunew pun mengganti pakaiannya dan kembali berbaring di atas tempat tidur.
Dokter pun datang dan dokter itu memakai sarung tangan dan membuka kaki Nunew lebar lalu memasukkan jarinya ke dalam lubang Nunew.
Nunew pun meringis kesakitan.

"Apa yang anda lakukan dok?" teriak Zee.

"Phi diamlah." teriak Nunew yang membuat dokter itu tertawa pelan.

"Baru pembukaan 5 tuan." ujar dokter itu pada Nunew dan Nunew pun tersenyum.

"Apa itu pembukaan 5?" tanya Zee.

Akhirnya dokter menjelaskan semua tentang proses melahirkan dan pada akhirnya Zee pun mengerti.

Nunew di tempatkan di ruang rawat dan mendapatkan pemeriksaan setiap jamnya.
Namun pemeriksaan dokter semakin lama semakin cepat hingga Nunew sekarang hanya bisa berbaring.

Dokter kembali memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang Nunew.

"Ok sudah waktunya, kita pindahkan tuan  ke ruang bersalin." ujar dokter itu dan Nunew segera dinaikkan ke atas kursi roda dan masuk ke ruang bersalin.

Zee pun memakai pakaian khusus dan ikut masuk ke dalam.
Nunew terbaring di atas tempat tidur sementara para suster dan dokter duduk menunggu persalinan.

"Aghhhh..." teriak Nunew saat kontraksinya datang.
Zee memegang tangan Nunew dan Nunew meremas tangan Zee dengan sangat keras.
Zee merasakan sakit di tangannya namun rasa khawatir dan takutnya melebihi rasa sakit yang dia rasakan.

"Ok ayo." ujar dokter dan menyuruh Zee agar berdiri di samping kepala Nunew.

Kaki Nunew terbuka lebar dan dokter berada di bawahnya.

"Ok dorong." teriak dokter.

"Eggghhh..." teriak Nunew.

"Bagus. Lagi.." teriak dokter lagi.

Zee meneteskan airmata melihat Nunew yang begitu kesakitan.
Sampai akhirnya...

"Aghhhhh.." teriak Nunew dan akhirnya suara tangis bayi terdengar menggema di ruang bersalin itu.

Nunew memejamkan matanya dan berbaring lemas dengan nafasnya yang terengah2 dan keringat yang membanjiri seluruh badannya.

Para dokter segera membersihkan bayi yang baru Nunew lahirkan.
Dan Zee tersenyum sambil menangis.

Baru pertama kali dia melihat bagaimana perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya ke dunia.

Tak lama kemudian dokter membawa bayi Nunew dan Zee yang berselimutkan kain lalu memberikannya pada Zee.
Zee menatap bayi itu yang mengeliat2 ingin menyusu.

Zee mencium kening bayi itu dan melihat pada Nunew yang tersenyum.

"Selamat datang anakku, Sunoo Panich."
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

774

True Love (ZeeNunew) 016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang