TL 14

1K 91 6
                                    

Akhirnya mobil Zee pun berhenti di pelataran rumah Zee.
Nunew menatap rumah itu dengan Nat dipangkuannya.

Zee melihat pada Nunew, dan saat Nunew melihatnya, Zee tersenyum.
Zee segera turun dan membuka pintu Nunew, dengan perlahan Zee mengangkat Nat dari pangkuan Nunew.

Zee memeluk Nat dan membukakan pintu untuk Nunew.
Perlahan Nunew menurunkan kakinya dan keluar dari mobil.

Nunew melihat pada Zee dan Zee pun kembali tersenyum pada Nunew.
Zee melangkahkan kakinya mendahului Nunew.
Nunew menundukkan kepalanya dan menarik nafas panjang lalu melihat ke depan dan melangkahkan kakinya.

"Bi Jaa.. Bi Jaa..." teriak Zee.

Dan tak lama Bi Jaa datang dengan setengah berlari menghampiri Zee yang tersenyum.

"Ada apa? Ahh mengapa kau mengejutkan bibi?" ujar Bi Jaa dengan nafas yang terengah2.

Bi Jaa lalu melihat pada anak yang di gendong oleh Zee.

"Dan siapa ini?" ujar Bi Jaa sambil mengintip ke wajah Nat.

"Anakku." ujar Zee sambil tersenyum lebar.

Bi Jaa pun membelalakkan matanya dan ikut tersenyum lebar.

"Benarkah? Ini cucuku?" ujar Bi Jaa, sambil seperti akan menggendongnya.

"Nanti saja Bi, dia sedang tidur." ujar Zee sambil mengalihkan Nat sedikit ke samping dan membuat Bi Jaa sedikit cemberut dan Zee pun tersenyum.

Nunew melihat pemandangan itu dari depan pintu sambil tersenyum.
Tak lama Bi Jaa pun akhirnya melihat Nunew.

"New?" teriak Bi Jaa dan Zee segera menutup mulutnya sendiri dengan satu jarinya.

"Shhhuu.." gumam Zee.

Bi Jaa pun terkejut dan langsung melihat Nat.
Setelah melihat kalau Nat masih tertidur, Bi Jaa menghampiri Nunew dan memeluknya.

"Kau pulang juga, nak." ujar Bi Jaa.

Nunew sedikit tertegun mendengar Bi Jaa mengatakan kata 'pulang' padanya.

Zee tersenyum dan kembali melangkahkan kakinya menuju tangga dan menaikinya.

"Syukurlah kau pulang, Zee sudah lama menunggumu. Tahukah kamu setelah kau pergi Zee mencarimu setiap hari sampai akhirnya dia bertemu dengan penipu itu." ujar Bi Jaa yang membuat Nunew terkejut.

"Penipu?" tanya Nunew.

"Iya. Penipu itu masuk ke rumah ini dan dengan seenaknya berfoya2 dengan uang tuan muda, dia memanfaatkan wajahnya yang sama denganmu dan cinta yang Zee punya untukmu." ujar Bi Jaa.

Nunew semakin terkejut dengan kata2 Bi Jaa.
Berarti Nukuea ada disini selama ini?
Dan mengapa Zee bisa sebodoh itu?

Nunew segera berlari menyusul Zee naik ke atas.
Nunew mencari di mana Zee berada sampai akhirnya Nunew berdiri di sebuah kamar dengan pintu yang terbuka.

Nunew menghampiri pintu itu dan melihat Zee sedang terduduk dan menunduk menatap wajah Nat dari dekat lalu mengelus rambutnya dengan sangat lembut dan Zee pun sesekali mencium pipi dan dahi Nat.

Zee tersadar kalau ada seseorang yang memperhatikannya dan Zee pun melihat ke arah pintu dan melihat Nunew sedang memandang padanya dengan bibir tersenyum.

Zee berdiri dan menatap Nunew.
Nunew berjalan menghampiri Zee dan Zee pun melangkahkan kakinya mendekati Nunew.
Sampai akhirnya mereka pun berhadap2an.

Zee mengambil sebelah tangan Nunew namun Nunew kembali menariknya.
Zee menunduk lalu melihat wajah Nunew dan tersenyum.

"Khop khun na. Sudah memberiku anak yang begitu cantik." ujar Zee sambil sedikit menganggukkan kepalanya.

"Uhmm." Nunew pun menganggukkan kepalanya.

"Oh iya. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan." ujar Nunew.

"Uhmm." ujar Zee dan berjalan melewati Nunew lalu Nunew pun mengikuti Zee.

Zee menutup pintu kamar setelah Nunew keluar.
Mereka menuju satu kamar yang merupakan kamar tidur Zee.

"Apa Nukuea ada disini selama ini?" ujar Nunew begitu mereka masuk ke dalam kamar.

Zee berbalik dan menganggukkan kepalanya.

"Apa dia memerasmu?" tanya Nunew lagi.

"Tidak karena aku memberinya dengan senang hati." ujar Zee sambil menatap wajah Nunew.

"Berapa jumlah uang yang sudah dia pakai?" tanya Nunew dengan wajah yang marah.

"Entahlah, aku tak pernah menghitungnya." ujar Zee sambil duduk di pinggir tempat tidur dengan kedua tangannya sedikit ke belakang untuk menopang tubuhnya yang sedikit condong ke belakang.

Nunew menghela nafas panjang.

"Kenapa seorang Zee Pruk Panich, CEO ternama di negeri ini, bisa begitu bodoh?" ujar Nunew yang membuat Zee menegakkan tubuhnya menatap Nunew.

"Kau pikir gampang mencari uang? Walaupun kau punya semua uang yang ada di dunia, apa kau tidak pernah berpikir bagaimana kau dengan susah payah mendapatkannya? Lagipula bukankah lebih baik kau berikan pada orang yang membutuhkan daripada kau pakai foya2 untuk alasan yang tidak jelas." ujar Nunew dan Zee menelan ludah melihat Nunew yang tiba2 marah2.

"Baiklah, mulai sekarang aku akan menggunakan uang dengan lebih bijaksana." ujar Zee cepat dengan nada seperti ketakutan seorang suami pada istrinya yang sedang marah.

Nunew baru menyadari apa yang baru saja dia lakukan dan melihat reaksi Zee yang seperti itu, Nunew ingin sekali tertawa.
Nunew memalingkan wajahnya ke belakang dan tersenyum.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

740

True Love (ZeeNunew) 016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang