TL 13

1K 92 5
                                    

Zee mengikuti Nunew, Nunew pun tahu itu tapi dia membiarkannya.

"Oh syukurlah. Maafkan bibi New. Bibi benar2 minta maaf." ujar Bibi setibanya Nunew disana dan melihatnya sudah membawa Nat.

"Humm. Tidak apa2 bi. Maafkan New juga yang sudah merepotkan bibi." ujar Nunew.

Zee yang berada di depan pintu mendengarkan percakapan mereka.

Nunew pamit pada bibi dan segera membawa Nat yang sudah mulai mengantuk.

"Bagaimana Phi bisa tahu tempat tinggalku?" tanya Nunew.

Zee tersenyum melihat Nunew yang tampak marah seperti biasanya.

"Mae. Mae yang memberitahuku." ujar Zee yang masih mengikuti Nunew.

Nunew menghela nafas panjang.
'Mengapa Mae memberitahukan pada Zee?' pikir Nunew.

Sampailah Zee dan Nunew dirumah kontrakkan Nunew.
Zee melihat rumah yang hanya mempunyai 1 ruangan dan 1 kamar mandi.

Nunew berjongkok dan menidurkan Nat di atar kasur yang di gelar di lantai.
Setelah itu Nunew melihat pada Zee yang berdiri di pintu dan kembali berdiri dan menghampiri Zee.

Nunew keluar dan menutup pintu kontrakan itu lalu berjalan dan duduk di sebuah bangku yang ada di depan kontrakkan itu.

"Terima kasih Phi sudah menolong aku menemukan anakku." ujar Nunew.

Zee menghampiri Nunew dan duduk disampingnya.

"Untuk apa berterima kasih, dia anakku juga." ujar Zee.

Nunew menatap wajah Zee dan menundukkan kepalanya.
Zee menatap wajah Nunew dan tersenyum.

"New, ikut denganku, yah?" ujar Zee.

Nunew melihat kembali pada Zee.
Nunew menghela nafas panjang dan kembali memandang jalan di depannya.

"Kau akan hidup lebih baik jika tinggal bersamaku begitu juga dengan Nat." ujar Zee.

Nunew kembali menatap pada Zee dengan pandangan marah.

"Aku bisa menjaga Nat dan diriku sendiri. Aku sudah mengurusnya selama ini. Dan di kemudian hari akupun pasti bisa. Aku tidak butuh bantuanmu." ujar Nunew.

Zee menelan ludahnya.

"Bukan itu maksudku. Maksudku Nat akan ada yang menjaga selama kau bekerja." ujar Zee.

"Aku akan jujur padamu, Phi. Hal pertama yang aku tidak inginkan dari anakku adalah masuk ke dalam rumahmu. Rumah yang penuh dengan kejahatan, aku tidak ingin anakku menjadi seperti kau." ujar Nunew.

Zee menundukkan kepalanya.
Nunew memandang Zee dengan penuh kemarahan.

Zee menatap wajah Nunew dan tertawa yang membuat Nunew heran kenapa Zee yang tiba2 tertawa.

"Apa yang kau tertawakan?"

"Aku tidak habis pikir pada diriku sendiri. Aku suka melihat wajah marahmu." ujar Nunew yang membuat Nunew mengernyitkan dahinya.

"Aku jatuh cinta pada orang yang selalu melihatku dengan pandangan membenci. Kupikir itu cukup lucu." ujar Zee menatap pada Nunew.

Zee kemudian memiringkan badannya dan memandang Nunew lebih dekat.

"Aku pernah mengatakan kalau apapun caranya aku akan membuat kau memohon padaku agar jangan membuangmu. Tapi kenyataannya. Entah sudah berapa kali aku memohon padamu." ujar Zee.

Nunew memalingkan wajahnya lagi.

"Kau tahu, aku bahkan bersujud di depan ibumu agar dia mau memberitahukan dimana kau berada." ujar Zee menggelengkan kepalanya.

Nunew menatap Zee yang memandang jalanan di depannya dengan mata yang berkaca2.

"Bayangkan seorang CEO sombong bernama Zee Pruk Panich jatuh dan berada di bawah kaki seorang Nunew Chawarin." ujar Zee sambil tertawa.

Zee kembali menatap Nunew yang sedang menatapnya.

"Kau punya apa sehingga bisa membuatku seperti ini, hah?" ujar Zee lagi dan terus menatap wajah Nunew.

Nunew kehabisan kata2 mendengar pengakuan Zee.
Zee menggelengkan kepalanya.

"Apa kau ingin aku bersimpuh di kakimu sekarang agar kau mau ikut denganku? Percayalah apapun yang kau ingin aku lakukan pasti akan kulakukan." ujar Zee.

Nunew menatap wajah Zee.

"Hah? Apa yang kau inginkan? Aku akan melakukannya sekarang juga." ujar Zee dan akhirnya airmata Zee menetes juga.

Nunew ikut menangis melihat Zee yang seperti ini.

Tiba2 Zee bersujud di depan kaki Nunew dan memegang kakinya.
Membuat Nunew membelalakkan matanya.

"Ikut denganku, na? Kumohon." ujar Zee.

Nunew memalingkan wajahnya lagi.
Nunew tidak tahu akan menjawab apa.
Zee pun menurunkan kepalanya dan menaruhnya di pangkuan Nunew.

Nunew melihat kepala Zee di pangkuannya.

"Humm. Baiklah." ujar Nunew.

Zee segera mendengakkan kepalanya dan tersenyum.

"Kau serius?" tanya Zee dan memegang kedua tangan Nunew.

Nunew melihat pada tangannya dan membuat Zee menyadari apa yang sudah dilakukannya lalu melepaskan pegangan tangannya.

"Humm." gumam Nunew lagi.

Zee pun segera berdiri dan tersenyum.

"Ayo kita pulang sekarang." ujar Zee kembali bersemangat.

Hati Zee begitu berbunga2.

Zee segera membuka pintu kontrakkan Nunew dan melihat Nat yang tertidur pulas.
Zee tersenyum bahagia.

Nunew masuk ke dalam dan membereskan pakaian mereka dan memasukkannya pada sebuah tas besar.

Nunew melihat pada Zee yang berjongkok di dekat kasur dan terus menatap pada Nat yang tertidur dengan senyum di bibirnya membuat Nunew pun akhirnya tersenyum.

"Ayo." ujar Nunew dan Zee pun berdiri dan mengulurkan tangannya untuk mengambil tas yang ada di tangan Nunew.

"Kau yang membawa Nat, ini biar aku yang bawa." ujar Nunew dan melewati Zee keluar dari rumah.

Nunew melihat ke belakang dan melihat Zee yang membelai rambut Nat dan mengangkatnya dengan lembut.

Zee mengendong Nat seperti benda paling berharga di dunia.
Zee berjalan menuju mobilnya dengan matanya yang tak lepas dari Nat sambil sesekali mencium dahinya.

Dan Nunew pun tersenyum dan mengikuti Zee dan Nat di belakang.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

812

True Love (ZeeNunew) 016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang