TL 23

1K 78 7
                                    

Selama 1 bulan ini adalah hari2 bahagia untuk Nat karena setelah hari ulang tahunnya, Papa dan Daddynya tidur bersamanya.

Hari ini juga adalah hari pertama Nat masuk sekolah di play group ternama di Bangkok.

Nunew mengantar Nat untuk hari pertamanya bersekolah.
Para ibu2 di sekolah itupun adalah ibu2 yang bersosialita.
Maka mereka memperhatikan Nunew yang berpakaian kemeja sederhana.

"Aduh lucunya. Dimana ibunya? Kenapa ayahnya yang mengantar, ini hari pertama sekolah lho." ujar salah satu ibu2 itu dan Nunew hanya tersenyum.

"Nat tidak punya ibu tapi Nat punya Papa dan Daddy yang baik dan hebat." ujar Nat.

Nunew pun terkejut dengan perkataan Nat.

"Nat, tidak boleh begitu pada orang yang lebih tua darimu." ujar Nunew dan membelai rambut Nat.

Wanita muda itu pun memasang wajah yang tidak enak dilihat Nunew.

"Memang mampu yah, menyekolahkan anaknya disini?" ujar wanita itu.

Nunew sebenarnya jengah dengan kata2 wanita itu, namun Nunew malas untuk meladeni wanita itu.

"Membeli sekolah ini pun aku mampu." ujar Zee yang berdiri di belakang Nunew dan Nat.

"Phi." ujar Nunew.

"Aku Zee Pruk Panich. Dan ini anakku Nat Nattasit Panich." ujar Zee sambil memberikan tangannya pada wanita itu.

Wanita itu terpaku dan mengulurkan tangannya menyalami Zee.

"Zee Pruk Panich pemilik perusahaan SuperSun?" ujar wanita itu.

"Ohh kau mengenalku?" ujar Zee dan merangkul Nunew.

"Dan ini kenalkan calon istriku Nunew. Tolong diingat." ujar Zee lagi sambil merangkul Nunew dan membawanya dari pandangan wanita itu.

"Phi, kenapa Phi seperti hantu sering sekali muncul tiba2 di belakang Nunew." ujar Nunew dan Zee pun tertawa.

Nunew dan Zee menunggu Nat sekolah.
Hingga siangpun tiba dan waktunya Nat pulang sekolah.
Nunew menunggu Nat di depan kelasnya sementara Zee duduk di depan sekolah.

Tak lama kemudian Nunew keluar dengan Nat di genggamannya.
Nunew dan Zee segera naik ke dalam mobil dan pergi dari sekolah itu.

Tak lama kemudian tiba2 Nunew meminta Zee untuk menghentikan mobilnya.

"Phi berhenti sebentar, cepat." teriak Nunew dan Zee pun dengan kaget segera menepikan mobilnya.

"Ada apa New?" ujar Zee namun Nunew sudah keluar dan memuntahkan isi perutnya.

Zee segera berlari menghampiri Nunew dan memijat tengkuknya.

"Kenapa kamu New?" ujar Zee.

Nunew merasa tubuhnya lemas dan mual yang tidak dapat dia tahan.
Zee memapah Nunew kembali ke mobil.

"Papa kenapa, Dad?" tanya Nat dan Zee pun berbalik ke belakang dan melihat Nat sambil tersenyum.

"Tidak apa2, kita mampir dulu ke dokter ya sayang." ujar Zee yang kembali menghidupkan mobilnya dan mengendarainya dengan cepat.

Mereka langsung menuju rumah sakit dan Nunew pun segera di periksa oleh dokter di sana.

Setelah beberapa saat dokter itu menyarankan agar Nunew menjalani USG.

"Anda suaminya?" tanya dokter itu dan Zee pun mengangguk.

"Iya dok saya suaminya." ujar Zee, dan Nunew menatap Zee lalu tersenyum.

"Baiklah anda sebaiknya ikut masuk ke dalam, biar anak anda di titipkan pada salah satu suster kami." ujar dokter itu.

Zee pun masuk kedalam bersama Nunew.
Nunew terbaring di atas tempat tidur dan dokter membuka kemeja yang Nunew pakai lalu mengoleskan gel di perut Nunew.

"Tunggu dok, apa saya..." ujar Nunew.

"Iya tuan." ujar dokter itu yang membuat Zee heran namun Nunew tersenyum lebar.

Dokter itu menempatkan alat ke perut Nunew dan terlihatlah di dalam monitor isi dalam perut Nunew.

"Tuan, anda bisa kemari dan lihatlah anak anda." ujar dokter itu.
Zee pun membelalakkan matanya.

"Anak?" tanya Zee.

"Iya, ini anak anda bukan?" ujar dokter itu sambil tersenyum.

"Iya iya itu anak saya. Maksudnya apa istri saya hamil lagi dok?" tanya Zee dan dibalas anggukkan oleh dokter itu.

Zee perlahan mendekati monitor itu dan melihat gambar yang ada di sana.

"Ini anak anda tuan. Dia sudah berumur sekitar 4 minggu." ujar dokter itu.

Zee menatap monitor itu tanpa berkedip, dokter dan Nunew tersenyum melihat Zee.
Namun tak lama Zee mengeluarkan airmata sambil tersenyum.

Zee melihat pada Nunew dan kembali pada monitor itu.

"Sudah cukup tuan, nanti saya akan berikan foto rekamannya." ujar dokter dan mencetak 3 foto isi kandungan Nunew lalu mematikan alatnya.

"Tunggu sebentar tuan2, saya akan resepkan obat2 yang harus tuan Nunew minum untuk mengurangi mual dan pusingnya." ujar dokter itu.

Nunew dan Zee pun mengangguk.

"Apa waktu dengan Nat kau juga merasa pusing dan mual?" tanya Zee.

"Hmm. Malah sepertinya lebih parah, karena New beberapa kali pingsan waktu mengandung Nat. Entahlah mungkin karena anak pertama." ujar Nunew.

Zee menatap Nunew dan mendekat lalu mencium bibir Nunew.

"Maaf." ujar Zee dan membuat Nunew bingung.

"Maaf untuk..." tanya Nunew.

"Membuatmu menderita." ujar Zee lagi dan kembali meneteskan airmata.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

737






True Love (ZeeNunew) 016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang