TL 10

1.1K 101 7
                                    

Zee diam2 datang kembali ke kota tempat Nunew tinggal.
Zee memperhatikan dari dalam mobilnya setiap gerakkan Nunew.

Lalu Zee melihat Nat yang berlarian menyambut Nunew yang baru pulang kerja.

"Papaa..." teriak Nat.

"Natt.."

Nunew ikut berlari menghampiri Nat lalu memeluknya dan menciuminya.

"Pa tadi Nat gambar." ujar Nat yang di genggam tangannya sambil berjalan.

"Gambar apa sayang?" tanya Nunew.

"Nanti papa lihat aja di rumah." ujar Nat.

Nunew memegang kedua tangan Nat dan melempar2nya ke udara membuat Nat tertawa girang.

Zee yang melihat itu ikut tertawa.
Zee menundukkan kepalanya dan meneteskan airmata.

"Karena kelakuan bejatku, aku tidak bisa memeluk anakku sendiri." isak Zee.

Malam pun tiba Nunew keluar akan membeli susu Nat yang habis.
Nunew berjalan sendiri di gelapnya malam.

"Nunew." ujar Zee yang tiba2 berdiri di belakang Nunew.

Nunew terkejut dan berhenti berjalan mendengar suara itu.
Nunew pun pura2 tak mendengar dan melanjutkan jalannya.

"Nunew tunggu." ujar Zee dan mengejar Nunew.

Akhirnya Zee memegang tangan Nunew dan membalikkannya menghadap padanya.

"Lepaskan." bentak Nunew.

"Bisakah kita bicara?" ujar Zee dan melepaskan pegangan tangannya.

"Tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan." ujar Nunew sambil berbalik dan kembali melangkah.

"Ada..... tentang Nat." teriak Zee yang membuat Nunew menghentikan jalannya dan berbalik pada Zee dengan terkejut.

"Anak kita." ujar Zee lagi.

Nunew membelalakkan matanya lalu berjalan cepat menghampiri Zee dan meninju pipi Zee.

"Jangan sebut nama anakku dengan mulut kotormu." teriak Nunew sambil menunjuk wajah Zee.

Tiba2 Nunew meremas kerah Zee dengan kedua tangannya.

"Dia bukan anakmu, selamanya tidak akan pernah menjadi anakmu." ujar Nunew sambil menangis.

Zee menatap mata Nunew yang penuh dengan airmata dan kebencian.

"Aku yang mengandung, aku yang melahirkan dia ke dunia ini dan aku yang membesarkan dia. Dan kau tidak lain hanya seonggok sampah yang memberikan sperma kepadaku. Jadi jangan pernah bilang kalau Nat adalah anakmu." ujar Nunew dan menghempaskan kerah Zee yang di genggamnya.

Nunew berlari kembali ke arah rumah sementara Zee tertawa dengan airmata di pipinya.
Zee berjongkok dan meninju aspal dibawahnya hingga terluka dan berdarah.

Nunew berlari ke tengah kebun yang gelap, Nunew menangis sekeras dia bisa dan menjerit.

'Bagaimana dia bisa tahu?' jerit Nunew dalam hati.

Sementara Zee berjalan kembali ke mobilnya dengan langkah gontai, lalu terduduk di kursi supir dengan kepala yang diletakkan di kedua tangannya di atas setir.

Zee benar2 menyesali semua perbuatannya di masa lalu.
Zee sadar kalau sekarang dia sedang menjalani karmanya.

Semua orang yang Zee gunakan dan akhirnya dia buang memberikan karmanya pada Zee.
Sakit hati Zee sekarang melebihi sakit apapun yang pernah dia rasakan.

Dulu dengan seenaknya dia membuang orang2 saat mereka sudah merasa nyaman dengannya walaupun hampir semuanya karena uang yang dia berikan pada mereka.

Dan sekarang orang yang tidak pernah mencintai uang ataupun dirinya bisa membuat Zee bertekuk lutut dan menangis seperti bayi.

Zee mencintai Nunew dengan setulus hatinya.
Dia mengakuinya sekarang kalau Nunew adalah cinta sejatinya.
.

Zee kembali ke Bangkok keesokkan harinya dan Bi Jaa menyambutnya.
Namun Bi Jaa terkejut melihat Zee dalam keadaan yang kusut.

"Tuan muda ada apa lagi ini?" tanya Bi Jaa yang khawatir.

Bagaimana Bi Jaa tidak khawatir, Zee yang selalu mendengakkan kepalanya dan menbusungkan dadanya kini berjalan gontai masuk ke dalam rumah.

Rambutnya yang selalu tertata rapih kini terlihat mengembang dan kepalanya yang selalu menatap ke depan kini menunduk kebawah.

Zee melihat pada Bi Jaa dan Bi Jaa perlahan mendekati Zee.
Tiba2 Zee memeluk Bi Jaa dan membenamkan wajahnya di bahu Bi Jaa.

Tidak ada malu yang dirasakan Zee ketika ada beberapa anak buahnya yang melihat.
Hati dan tubuhnya tidak kuat menahan sakit atas penolakkan dan kata2 Nunew.

Bi Jaa menopang tubuh Zee dan membawanya ke kamar.
Bi Jaa memberi Zee minum dan mengusap rambutnya.
Bi Jaa merasa kasihan pada Zee, karena selama Bi Jaa bersamanya belum pernah sekalipun Bi Jaa melihat Zee seperti ini.

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

626

True Love (ZeeNunew) 016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang