Sebelum mulai membaca. Vote dulu gessss.. jangan pelit.
Vote... vote... vote...Maaf ya karena update lama. Kemarin aku sempet sakit. Udah gitu di kejar buat terbitin side Story Mas Karang.
⚠️WARNING⚠️
Jangan lupa ramaikan kolom komentar di setiap paragraf. Terserah mau komen apa aja bebas. Mau curhat juga bisa😅
Ramaikan seperti rintik ke-lima kemarin. Komen dan vote cas-cus kek emak-emak tanah abang🤣
Awas aja ya kalo rintik ke-enam ini kek kuburan.
Gue nangis di ketek Karang.Terakhir...
Jadilah smart people dengan tidak membawa cerita atau nama tokoh ke dalam ceritaku.Ar u rediiiii...???
*
*
*
*
*
*
Launa... Aku adalah Luka membekas yang pernah terluka dengan begitu hebat
🌧🌧🌧Hari rabu pagi dengan alam yang masih basah, terlihat Aru memasuki sebuah mobil sedan berwarna hitam dengan setengah sadar. Mahasiswa semester dua itu terlihat menggosok-gosok kedua matanya yang masih enggan untuk terbuka dengan sempurna. Jam di dinding masih menunjukkan pukul lima pagi. Jemputan dari Pak Subrata, tak disangka-sangka akan datang sepagi ini.
Dengan berjibaku dengan rasa kantuk, Aru menyapa Nyonya Prasmoyo yang sudah menunggunya di dalam mobil. "Pagi, Nek." Sapanya ramah.
Nyonya Prasmoyo hanya menjawab sapaan Aru dengan sebuah anggukan terpaksa. Sekiranya hari ini mereka akan pergi ke sebuah tempat yang sudah di siapkan oleh Nyonya Prasmoyo dari jauh-jauh hari.
Dor... Dor... Dor...
Terdengar jendela mobil di ketuk dari luar oleh Andira dan dengan sigap Pak Subrata selaku sopir membuka kaca mobil untuk memberi ruang sang pengetuk berbicara. "Ada apa, Bu?" tanya Pak Subrata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Terakhir [ TERBIT ]
Fiksi Remaja"Tidurlah, Aru.. Dan aku mohon. Kembalikan Karangku...!!!" Musim hujan datang lagi. Silih berganti mengisi putaran alam yang itu-itu saja. Dia yang tertidur seharusnya terbangun dan menyapa. Rasa rindu berselimut sepi itu seolah-olah melekat tak ter...