Rintik Ke-Tigabelas

25.4K 2.7K 1.6K
                                    

Sebelum mulai membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum mulai membaca. Vote dulu gessss.. Vote dulu... Jangan lupa Vote.
Aku liat kalian susah banget cuman tekan tanda bintang doang😭

⚠️WARNING⚠️

Jangan lupa ramaikan kolom komentar di setiap paragraf. Mau komen apa aja terserah.

Komen ya. Jangan lupa komen.
Harus komen. Jangan jadi hantu gentayangan.

Jadilah smart people dengan tidak membawa cerita atau nama tokoh ke dalam ceritaku.

Are you ready?
GO

*
*
*
*

🌧🌧🌧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌧🌧🌧

Tiiiiiiiinnnnn... Tin... Tin... Tiiiiiiiiiiiinnnnn...

Suara klakson mobil menggegerkan rumah Daneswara yang biasanya sepi dan lengang. Pramana yang sedang asyik dengan pekerjaan yang tak selesai ia kerjakan di kantor, mengerutkan kening saat mendengar suara rebut-ribut dihalaman depan. Namun lain halnya dengan Mang Ujang yang sontak berlari menuju arah suara klakson berasal.

"MANG UJANG BURUAN...!!! BANTUIN SAYA...!!!" Launa berteriak saat melihat seluit tubuh Ujang berlari menghampiri.

"Mbak Launa?" Seru Ujang terheran-heran melihat Launa berada dikursi kemudi mobil Karang. "Mas Karang mana, Mbak? Kenapa Mbak Launa yang nyetir?" lanjutnya.

"Buruan, Mang...!!! Bantuin saya...!! Itu Karang ada dikursi belakang yang saya tutupi pake jaket." Launa segera membuka seatbelt yang mengikat tubuhnya untuk melihat keadaaan Karang yang sedari tadi tidak bergerak.

"Ya Tuhaaaaan, Mas Karang... Ada apa ini Mbak? Kenapa Mas Karang bisa terluka seperti ini?!" wajah Ujang memucat melihat wajah majikan mudanya sudah peyot tak berbentuk.

"Jangan banyak tanya dulu Mang. Bantu saya keluarin Karang dari mobil. Dia sudah meringkuk terlalu lama disana." Perintah Launa.

"Baik, Mbak." Ujang mulai mengangkat kepala Karang perlahan sembari terus berbicara, "Seharusnya Mbak Launa bawa Mas Karang ke Rumah sakit dulu to. Bukan ke rumah."

Rintik Terakhir [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang