Sebelum mulai membaca. Vote dulu gessss.. Aku liat kalian susah banget cuman tekan tanda bintang doang😭
⚠️WARNING⚠️
Jangan lupa ramaikan kolom komentar di setiap paragraf. Mau komen apa aja terserah.
Awas kalo sepi,
Nunggu sebulan baru aku Up lagi🤪Komen kalian selalu aku baca dan bikin mood naik-naik ke puncak gunung🤣
Jadilah smart people dengan tidak membawa cerita atau nama tokoh ke dalam ceritaku.
Are you ready?
GO*
*
*
*
*
Sebab rindu mendebarkan rasa
Menyeruak tersirat dalam airmata
Menjelma sesak sang pencinta
Saat tak berbalas temu yang di pinta🌧🌧🌧
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Perjalanan panjang dan melelahkan akhirnya terhenti. Perasaan malu-malu masih bertahan di antara mereka walau ciuman itu sudah lima belas menit berlalu. Terutama Launa. Buktinya, gadis itu masih terus-menerus tersenyum dan memainkan bibirnya yang dirasa membesar dan memerah setelah adegan ciuman mereka yang cukup lama.
"Kok diem? Nyesel ya?" keheningan yang mengukung hampir setengah jam itu pecah oleh pertanyaan Karang yang merasa Launa sedikit pendiam.
"Hh... Nggak. Siapa yang nyesel." Balas Lauan yang sedikit terkejut dengan pertanyaan Karang yang tiba-tiba.
"Tapi kok jadi pendiem? Biasanya cerewet."
"Aku lagi nggak pengen ngomong aja."
"Eh bentar. Keknya bibir kamu luka deh. Sini aku liat..!" Mata Karang terfokus pada bibir launa yang sedikit berdarah. Mungkin tanpa sadar, Karang mengigit bibir pacarnya itu saat ciuman basah mereka berlangsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Terakhir [ TERBIT ]
Teen Fiction"Tidurlah, Aru.. Dan aku mohon. Kembalikan Karangku...!!!" Musim hujan datang lagi. Silih berganti mengisi putaran alam yang itu-itu saja. Dia yang tertidur seharusnya terbangun dan menyapa. Rasa rindu berselimut sepi itu seolah-olah melekat tak ter...