Rintik Ke_limabelas

27.1K 2.1K 771
                                    

Sebelum mulai membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum mulai membaca. Aku ingatkan Vote dulu. Jangan jadi tuyul yang datang ngendap-ngendap. Tinggalkan jejak kalian dengan menekan tanda bintang.

⚠️WARNING⚠️

Mau cepat update? Ramaikan kolom komentar di setiap Paragraf.

Mau update cepat? Komen yang banyak. Jangan cuman modal next doang.

Jadilah smart people dengan tidak membawa cerita atau nama tokoh lain ke dalam ceritaku.

Are you ready?
GO

*
*
*
*
*

🌧🌧🌧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌧🌧🌧

"Sayang... Hari ini temenin Bunda belanja ya? Ada kain yang mau Bunda liat." Syerlo membuka pintu kamar putrinya tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Astaganaga... Bunda bisa ketuk dulu kan?" Dengus Launa kesal kemudian berlanjut membereskan tempat tidur.

"Maaf. Bunda lupa." Kekeh Syerlo, "Temenij Bunda ya... ya... ya..."

"Bunda bisa pergi sama Laura aja nggak? Hari ini Launa udah ada janji sama temen kampus Launa. Mau ngerjain laporan buat hari senin depan."

"Laura ada pemotretan. Dia nggak bisa. Lagian kakakmu juga dari tadi malam kerja. Baru pulang pagi tadi." Syerlo mengambil selimut tebal yang tergeletak di lanatai kemudian berdiri disamping Launa membantu putrinya berbenah.

"Mmm..." Launa menggaruk-garuk memikirkan cara untuk menghindari ajakan Ibunya, "Gimana kalo sama Papa? Atau Mbok Tin mungkin?"

"Papa ada meeting dan Bunda nggak bisa ngajakin Mbok Tin juga. Bunda ngajakin kamu biar bisa kasi pendapat sama Bunda. Kain mana yang bagus."

"Aduh, kok ribet sih? Apa harus hari ini banget ya Bunda? Nggak bisa besok atau nanti malam?"

"Harus hari ini. Desainnya sudah selesai Bunda buat. Tinggal Bunda mau nyari kain yang cocok aja."

Rintik Terakhir [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang