Rintik Ke_Duapuluhsatu

21.1K 1.7K 1K
                                    

Ingat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ingat...
Sebelum mulai membaca vote dulu.
Nggak susah kok tinggal klik tanda bintang doang

*
*
*
*
*
Aku mencintai Samudra itu
Jadi aku harus siap tenggelam
Bahkan tergulung gelombang.

_Launa Felicia_

_Launa Felicia_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌧🌧🌧

Siang yang sedikit mendung menemani Launa yang sedang menunggu kedatangan seseorang didepan gerbang kampus. Ia sesekali mencuri pandang ke layar ponsel yang tergenggam. Menggesek-gesekkan sebelah kaki cemas karna yang ditunggu belum juga datang.

Launa lalu mulai menggigit kuku jemarinya satu-persatu. Kebiasaan yang entah sejak kapan gadis itu miliki. Memang banyak yang berubah dari kembar identik tersebut. Launa semakin cantik dan semakin terlihat dewasa.

Namun ia bukan lagi Launa yang ceria.

Di rumah, Launa hanya menghabiskan waktu dengan belajar dan mengurung diri didalam kamar. Ia hanya keluar rumah untuk kekampus dan melakukan sesuatu yang penting saja. Launa juga hampir tidak punya teman. Ia bahkan selalu sendiri kemanapun ia pergi. Itu bukan karna ia tidak punya teman, tetapi karna Launa merasa lebih nyaman melakukan segala sesuatu sendirian.

Tin... tin... tin...

Suara klakson mobil mengagetkan Launa yang sedari tadi berdiri melamun. Ia tersentak lalu berpindah ke pinggir dengan cepat. Terlihat Lukka menyembulkan kepala dari dalam mobil sembari tertawa cekikikan.

"Ijah... Lo ngelamunin siapa pagi-pagi..?!!" sapanya yang lebih terdengar seperti teriakan.

"Sialan lo, Luk...!!! Lo kemana aja sih? Kok lama banget dari Bandara?!" sewot Launa.

"Kita tinggal di Jakarta Neng. Bukan di pulau cantik lo di Lombok sana yang tanpa macet. Sial banget gue kejebak macet di Tol. Biasanya kalo jam siang gini jalanan lumayan lengang. Tapi buseettt... Hari ini padat merayap." Jelasnya panjang lebar.

"Hai, Lon..." Sebuah suara yang tak asing menyapa dari dalam mobil. Sosok itu kemudian membuka pintu dan turun menghampiri.

"Thalia...!!! Gue kangen...!!!" Launa begitu antusias menyambut sahabatnya tersebut. Ia langsung berhambur memeluk Thalia yang baru saja keluar dari dalam mobil.

Rintik Terakhir [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang