Rintik ke_Delapan belas

23.7K 1.8K 386
                                    

Sebelum mulai membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum mulai membaca. Vote dulu  gessss.. jangan pelit.
Vote... vote... vote...

Jadilah smart people dengan tidak membawa cerita atau nama tokoh ke dalam ceritaku.

Happy reading

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌧🌧🌧

Satu minggu berlalu sejak pertemuan pertama Karang dengan adik perempuannya yang bernama Buih. Sejak saat itu, Setiap hari setelah kuliah  usai, Karang datang menyambangi adik kecilnya tersebut. Perjanjian antara Karang dan Rania telah disetujui oleh wanita itu tanpa berpikir panjang. Jika Karang akan sering datang menjenguk Buih jika tidak ada Wulan dan Abimanyu disana.

Karang masih bertahan dengan rasa benci itu. Malah semakin menjadi-jadi saat ia tahu Abimanyu melanggar janji untuk tak berumah tangga. Abimanyu menikahi Rania. Menjadikan Buih tumbal atas perbuatan terkutuknya di masa lalu.

Tidak ada yang berubah dari sikap Karang. Walau ia sudah berbaik hati ingin menjadi pendonor untuk Buih. Karang hanya berusaha membedakan dimana letak benci dan letak hatinya sebagai manusia yang peduli sesama. Pun kalau bukan Buih, Karang akan tetap melakukan hal yang sama jika ada seseorang yang butuh donor sumsum tulang belakang darinya.

"Apa kabar Uwih...?" Bisiknya sembari mengusap kaca yang memisahkan mereka berdua. Ia lalu menempatkan sebuah boneka gajah keatas kepala agar terlihat lucu.

 Ia lalu menempatkan sebuah boneka gajah keatas kepala agar terlihat lucu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rintik Terakhir [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang