Rintik Ke_Duapuluh

21.3K 1.6K 978
                                    

Sebelum baca wajib vote

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca wajib vote.

*
*
*
*
*

Pada akhirnya
Kamu hanya sebatas rencana dan harap.
Yang menghempasku dengan begitu hebat.

_Launa Felicia_

_Launa Felicia_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌧🌧🌧

"Ngomongin siapa Mpok?"

Sesosok gadis berambut panjang dengan tinggi semampai menyapa sembari mengibas rambut basah yang baru saja terkena guyuran gayung kamar mandi. Ia terlihat segar dengan wajah yang dibiarkan ala kadarnya tanpa tempelan make up. Dengan T-Shirt belel, celana pendek longgar dan sandal skyway, gadis tersebut menenteng dompet sambil membuka gerbang rumahnya.

"Ada noh disono. Kasian banget dah tu bocah digebukin Gading."

"Iya, kasian. Udah gitu semua barangnya diambil. Sampe celananya juga dipelorotin."

"Terus Mpok cuman diem aja?"

"Tadinya gue mau bantuin. Tapi anak gue langsung narik tangan gue. Anak gue ogah ikut campur soalnya besok pasti kena bully sama tu anak setan."

"Kalo gue perhatiin, gue baru liat tu bocah seliweran dimari. Dia ngapain yak datang kesini?"

"Orangnya ganteng nggak? Putih? Tinggi? Pake kaos item?" tatar Utari sambil menyebut beberapa ciri-ciri. Percakapan dua Ibu-Ibu yang sedang lewat didepan rumahnya itu sangat menarik perhatian Utari. Ia terus bertanya dan mengulik kejadian yang baru saja terjadi disekitaran perkampungan kumuh tersebut.

"Iya."

"Didepan gang Mpok ada liat mobil parkir warna item?"

"Iya."

"Ashhh siallll...!!!"

"Keknya anak orang kaya deh, Tar. Keliatan dari kulitnya. Beugh... Mulus bener. Iya kan Mpok?"

"Iya, Tapi dari mana lo ta__?"

"Gue duluan dulu, Mpok. Makasi infonya." Belum selesai Mpok Sinah dengan kalimatnya, Utari berlari kedalam rumah. Tak lama kemudian ia keluar dengan menenteng sebuah kain kemudian berlari melewati dua Ibu-ibu yang masih berdiri didepan geebang rumahnya.

Rintik Terakhir [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang