Rintik ke-empat

36K 4.1K 1.3K
                                    

Sebelum mulai membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum mulai membaca. Vote dulu  gessss.. jangan pelit.
Vote... vote... vote...


⚠️WARNING⚠️

Jangan lupa ramaikan kolom komentar di setiap paragraf. Terserah mau komen apa aja bebas. Mau curhat juga bisa😅


Rintik ketiga kemarin gue demen liatnya. Rame kek pasar

Awas aja ya kalo rintik keempat ini kek kuburan. Nungguin aja noh upatean sampe lumutan.

Terakhir...
Jadilah smart people dengan tidak membawa cerita atau nama tokoh ke dalam ceritaku.
Okeyyy bebeh

Mulai

*
*
*
*
*
Jika bertemu denganmu adalah hal tersulit
Maka biarkan lelapku menjadi titik temu untuk melepas rindu.

*****Jika bertemu denganmu adalah hal tersulitMaka biarkan lelapku menjadi titik temu untuk melepas rindu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌧🌧🌧

Hujan mengguyur kota Jakarta dengan deras di hari kamis itu. Kristal-kristal bening dari langit berjatuhan beririringan. Hentak kecilnya menggempur tanah basah lalu menciptakan alunan suara dentang syahdu menenangkan jiwa. Beberapa mahasiswa terlihat menunggu hujan reda di dalam sebuah coffe shop kampus dengan laptop di atas meja. Ada pula yang sekedar bersendau gurau bersama teman sebaya sambil menceritakan perkuliahan mereka yang begitu membosankan.

Namun di sebuah ruangan cukup besar, terlihat satu kelas tengah disibukkan dengan perkuliahan yang sedang berlangsung. Kelas tersebut adalah kelas yang di ambil oleh Launa dan Arutala. Seorang dosen sedang menjelaskan di depan kelas dengan bermodalkan laptop yang terhubung ke layar besar di depan papan tulis.

"Arutala... Coba jelaskan pendapat kamu tentang materi yang saya sampaikan?" Perintah sang Dosen.

Mahasiswa bernama Arutala tersebut tak bergeming. Jemari lentiknya masih sibuk mencatat materi perkuliahan yang baru saja disampaikan. Sampai-sampai tak menyadari jika sebuah pertanyaan di lemparkan kepadanya.

Rintik Terakhir [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang