Bab 1

8.8K 322 3
                                    

"Tebak, semalam siapa yang kutemui di Musro?"

Agnia yang sedang sibuk dengan layar komputernya hanya melirik Destia dengan malas. Baru saja datang, Destia sudah mau bergosip? Agnia sama sekali tidak berminat!

Tapi sepertinya Destia tidak menyadari atau pura-pura tidak melihat rasa enggan Agnia untuk sekedar menanggapi omongannya, terbukti perempuan itu masih saja mengoceh.

"Aku ketemu sama suamimu dan selingkuhannya!" Destia menatap Agnia, ingin tahu bagaimana reaksi dari sahabatnya ini mendengar berita itu. Dan tanggapan Agnia tidak mengecewakannya. Wanita itu terlihat tidak peduli. "Beuh, perempuan yang dibawa Baskara kali ini lebih seksi dari yang sebelumnya. Buah dadanya gede beeng."

"Sempet-sempetnya merhatiin buah dada perempuan lain, apa kau ini lesbian?" Agnia mengolok temannya.

"Kau tahu persis yang aku maksud, apa tipe Baskara yang kayak gitu?"

"Kayak apa?"

"Yang buah dadanya gede."

"Mungkin." Agnia angkat bahu acuh tak acuh. Laporan keuangan di depannya jauh lebih menarik perhatiannya ketimbang cerita Destia yang bertemu Baskara dan pacar barunya.

Selama dua tahun mereka menikah, entah sudah berapa perempuan yang digandeng Baskara. Yang berkulit putih, yang bertampang indo, yang rambutnya panjang, yang rambutnya pendek. Belum lagi yang punya pantat seksi atau buah dada gede. Profesinya pun macam-macam.

Penyanyi night club, sekretaris, model bahkan sampai yang masih mahasiswi! Kalau dijejerkan, mungkin pacar gelapnya itu bisa memenuhi satu gedung bioskop! Perempuan mana di Jakarta yang belum dipacari Baskara?

Sebagai istri sah Baskara, seharusnya Agnia berhak untuk marah. Untuk cemburu, atau ngamuk sekalian. Tapi semua itu tidak dilakukan Agnia. Untuk apa? Toh semua itu tidak ada gunanya. Meski ia marah atau ngamuk sekalipun, Baskara tidak akan peduli. Jadi daripada buang waktu dan tenaga, lebih baik bersikap tidak peduli kan? Tutup mata dan telinga, itu satu-satunya jalan agar tidak terluka.

"Pernikahanmu gak sehat," kata Destia lagi, dengan nada suara yang mirip konselor pernikahan. "Heran, kenapa kamu tetap bertahan dengan pernikahan kacau kayak gini? Kenapa gak menuntut cerai dari Baskara?"

Agnia tidak menjawab. Buat apa? Pikirnya. Meski Destia adalah sahabatnya, tapi urusan rumah tangga dan masalah pribadi tidak harus diceritakan semuanya kan? Cukup hanya dia yang tahu dan alasannya.

"Kamu itu cantik, Ni. Masih muda, punya pekerjaan bagus dan bisnis yang lumayan sukses. Apa kamu mau menghabiskan hidupmu dengan lelaki bajingan kayak Baskara, seumur hidup kamu?"

"Aku gak punya pilihan."

"Bullshit! Semua manusia punya pilihan! Meski itu pilihan terburuk sekalipun."

"Kamu menyarankan aku bercerai dengan Baskara?"

"Kenapa tidak? Kalau itu pilihan yang terbaik untuk kamu kan? Atau kamu udah jatuh cinta sama dia, hingga tidak mau bercerai? Rela terus-terusan disakiti kayak gitu?"

"Apa menurutmu aku perempuan yang gampang jatuh cinta?"

"Kurasa tidak. Tapi setelah tinggal bersama Baskara dalam satu atap, selama dua tahun. Ada kemungkinan kamu jatuh cinta sama dia kan? Apalagi ... yah harus kuakui, suami kamu itu ganteng, tinggi, keren dan pengusaha juga. Perempuan mana yang gak bakal kepincut?"

Tapi perempuan itu bukan aku! Ucap Agnia dalam hati. Aku tidak mungkin jatuh cinta pada Baskara, sementara ada cinta lain yang mengisi hatiku. Cinta yang selama ini aku jaga dengan hati-hati. Meski telah bertahun-tahun lamanya cinta itu tidak juga kembali.

Bagaimana aku bisa jatuh cinta dengan pria lain, sementara hanya 'Dia' satu-satunya pemilik hatiku.

●Awalnya saya ingin publish cerita ini setelah lebaran. Tapi sepertinya saya berubah pikiran. Karena itu saya publish hari ini, lima bab sekaligus.

Judul lainnya akan menyusul ( Bukan cinta Semusim )

Cerita di Karyakarsa tetap lanjut. Juga extra chapter. Kebetulan bocil saya sudah libur sekolah dan beberapa hari lagi, saya juga mau pulang kampung. Semoga kalian suka cerita ini dan bisa menemani kalian semua. Yang sebentar lagi mau menyambut idul fitri.

Salam sayang,

Eykabinaya.

14 april 2023

Saat Cinta Harus Memilih (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang