Agnia terbangun dari tidurnya dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya, terutama di area kewanitaannya. Ia merasakan cairan lengket mengalir dari sana.
Tubuh telanjangnya masih tertutup selimut. Ia meringis, mengingat kejadian semalam. Bagaimana Baskara menindihnya dan melakukan hal itu padanya.
Entah berapa lama hal itu berlangsung, ia tidak mengingatnya. Yang pasti begitu bangun pagi ini, ada rasa sakit di area kewanitaannya.
Agnia tidak menyangka kehormatannya terenggut begitu saja. Kehormatan yang selama ini ia jaga dengan baik dan akan ia persembahkan pada pria yang dicintainya.
Tapi Baskara suamimu, Agnia. Meski kau tidak mencintainya, dia berhak atas dirimu. Suara hati kecilnya menyentak rasa kesalnya pada Baskara.
Yah ... dua tahun berumah tangga, tinggal dalam satu atap. Rasanya tidak mungkin bila kejadian semalam itu tidak akan terjadi. Baskara lelaki normal, setiap hari disuguhi daging segar tanpa bisa menyentuhnya itu sudah merupakan record luar biasa baginya. Mungkin bisa masuk guinness book of record, kategori menahan libido bertahun-tahun.
Tapi apa dia tidak bisa melakukannya dengan lembut? Rutuk Agnia mangkel. Tidak tahukah dia, melakukan hal itu pertama kali bagi seorang perawan seperti dia sangat menyakitkan? Bahkan Destia saja pernah cerita saat pertama kali melakukan hal itu dengan suaminya, sakitnya bukan main. Butuh waktu sampai dua hari untuk Hadi melakukan itu.
Namun semalam Baskara seperti banteng ngamuk, main terjang, main seruduk, tanpa peduli Agnia yang kesakitan menahan gempurannya. Dan hari ini sepertinya ia harus menelpon Destia atau Farhan, mengabarkan kalau ia tidak bisa datang ke klinik. Serta meminta Destia menghandle pekerjaannya.
Baskara bajingan, maki Agnia penuh amarah. Sekarang Agnia yakin kalau Baskara itu titisan iblis mesum yang tidak bisa menahan nafsunya. Kalau mengebiri orang tidak masuk hukum pidana, Agnia tidak akan ragu untuk mengebiri kejantanan Baskara. Biar tahu rasa! Biar tahu rasanya jadi impoten!
Saat ini orang yang sedang sibuk dicaci maki Agnia sudah duduk di kantornya yang nyaman.
Namun bukannya memeriksa semua laporan dan dokumen di atas mejanya, Baskara malah sedang duduk melamun, memutar kursinya ke arah jendela dan memandang kesibukan lalu lintas di bawah sana.
Showroom mobil mewah miliknya terdiri dari lima lantai, di mana lantai dasar sampai empat untuk showroom mobil. Sedangkan lantai lima khusus kantor pribadinya. Sedangkan ruang kantor karyawannya menempati lantai dasar.
Sejak kuliah, Baskara memang penyuka mobil mewah. Ia suka mengendarai mobil sejenis lamborgini atau Mc laren. Biasanya gadis-gadis bakal histeris melihatnya turun dari mobil mewahnya dan berlomba minta di bonceng!
Untung saja orang tuanya tajir, hingga bisa mendukung hobbi beratnya itu. Untung juga ia punya jiwa bisnis yang diwarisi dari ayahnya yang pengusaha tulen. Hobbi mengendarai mobil mewah ia jadikan ladang bisnis dengan membuka showroom mobil mewah dan importir mobil-mobil sejenis ferrari dan Bugatti.
Sampai saat ini aset showroom mobilnya sudah tembus diangka 400 milyar! Meski Baskara butuh perjuangan untuk membuka usahanya ini.
Ayahnya ingin ia bergabung dengan perusahaan keluarganya, tapi Baskara menolak mentah-mentah. Penolakan yang sempat membuat amarah ayahnya meledak.
"Bukankah sudah ada Bahtiar yang mengurusi perusahaan? Kenapa saya harus ikut pusing juga mengurusi perusahaan Papi?"
"Kalian berdua anak Papi, apa salahnya saling bekerja sama mengurus perusahaan? Bukankah lebih baik bekerja sama dengan saudaramu sendiri?"
"Tapi dia bukan saudara saya! Dia cuma anak simpanan Papi yang dibawa pulang ke rumah, saya gak pernah menganggap dia saudara saya!"
"Lalu mau kamu apa sekarang?"
"Saya mau buka usaha sendiri. Saya gak sudi bekerja satu perusahaan sama anak simpanan itu!"
"Baik! Kamu memang keras kepala! Sampai kapan kamu bakal menolak Tante Inge sebagai ibu tirimu? Silakan kamu buka usahamu sendiri. Tapi jangan harap Papi bakal kasih modal buat kamu!"
Baskara tidak peduli dengan ancaman ayahnya, tanpa bantuan modal dari ayahnya ia yakin bisa berdiri di kaki sendiri. Apalagi ia masih punya warisan dari mendiang ibunya. Warisan itu ia jadikan modal untuk bisnisnya dan rumah mewah warisan ibunya ia jadikan jaminan pinjaman ke Bank.
Toh akhirnya ia bisa membuktikan pada ayahnya, tanpa mengemis modal dari ayahnya ia bisa membuka showroom mobilnya sendiri. Dan kini showroom mobilnya menjadi showroom mobil mewah terkemuka di Indonesia yang omzetnya milyaran. Dan pelanggannya juga bukan kaleng-kaleng. Kalau bukan pengusaha ya pejabat penting. Tidak heran relasinya banyak dari kalangan atas.
Baskara yang punya jiwa bisnis bukan cuma membuka showroom mobil, tapi juga gerai kopi bekerja sama dengan Dicky, teman kuliahnya di Aussie dulu dan Krystal sepupunya yang punya bisnis kafe dan salon kecantikan.
Baskara tidak sudi bekerja dengan anak simpanan itu, sama tidak sudinya mengakui wanita itu sebagai pengganti ibunya. Di hari ayahnya membawa pulang Tante Inge dan Bahtiar, di hari itu pula Baskara angkat kaki dari rumahnya.
Meski saat itu usianya masih muda ketika ibunya meninggal, tapi Baskara bukan bocah tolol yang tidak mengerti apa-apa. Ibunya mengalami depresi karena perselingkuhan ayahnya dengan sekretarisnya sendiri. Yang berujung bunuh diri.
Entah sudah berapa lama perselingkuhan itu terjadi, tapi menilik dari usia Bahtiar dan dirinya yang tidak beda jauh, Baskara yakin perselingkuhan itu terjadi mungkin di awal pernikahan ibu dan ayahnya.
Baskara dapat membayangkan betapa hebat penderitaan ibunya memendam semuanya. Betapa tragis nasib ibunya yang harus menikah dengan pria bajingan seperti ayahnya.
Mungkin karena merasa bersalah pada putranya, ayahnya selalu melimpahkan Baskara dengan materi yang berlebih. Ia tidak pernah mempersoalkan berapapun uang yang dihabiskan Baskara untuk hobbi mahalnya atau untuk bersenang-senang dengan banyak perempuan.
Tuan Wismoyo seakan menutup mata untuk semua kelakuan brengsek Baskara di luaran sana. Seakan dengan memberi Baskara kebebasan seluas-luasnya dan limpahan uang bisa menebus dosanya pada mendiang istrinya yang sudah ia sakiti.
Dan tanpa disadari, Baskara yang membenci ayahnya malah mengikuti jejak lelaki yang dibencinya. Main perempuan dan menjadikan perempuan cuma pelampiasan nafsunya belaka.
Baskara tidak pernah berniat untuk menikah dalam hidupnya, tidak pernah berniat membelenggu dirinya dalam sangkar yang bernama pernikahan. Jika ia bisa mencicipi semua itu tanpa ikatan pernikahan, lalu apa gunanya lagi menikah? Bukankah sangat membosankan menghabiskan hidupmu hanya dengan satu wanita?
Apalagi bila mendapatkan istri yang hobbi ngatur, suka nuntut ini itu atau cemburuan. Belum lagi kalau punya anak. Makhluk lemah bernama bayi yang suara tangisannya saja membuat kepala Baskara sakit.
Ia sudah melihat kehidupan Dicky yang sudah menikah dengan Krystal. Mereka seperti kelinci, setiap tahun beranak pinak. Anaknya sudah tiga, masih kecil-kecil.
Baskara pernah diundang makan malam ke rumahnya. Dan ketiga anak Dicky ributnya bukan main. Yang satu ribut minta es krim, satunya lagi menumpahkan minuman di lantai, yang bayi buang air besar dan suara tangisnya melengking membuat telinga tuli.
Jadilah acara makan malam itu berlangsung dengan kekacauan, jangankan mencicipi hidangan, melihat semua keributan itu selera makan Baskara menguap entah ke mana. Sejak itu ia bersumpah tidak mau lagi menerima undangan makan malam Dicky atau menginjakkan kaki ke rumahnya.
Cukup sekali saja dan jadi pelajaran yang sangat berharga buat Baskara. Tekadnya untuk melajang seumur hidup semakin bulat, hingga sebuah peristiwa mengubah hidupnya. Membuatnya tidak bisa mengelak dari takdir yang bernama pernikahan.
20 mei 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Cinta Harus Memilih (End)
RomantizmAgnia terjebak dalam pernikahan tanpa cinta. Sebuah pernikahan yang bahkan tidak ia inginkan. Dua tahun lamanya ia bertahan, menutup mata atas perselingkuhan yang dilakukan suaminya. Baskara mengira wanita yang dinikahinya hanyalah perempuan bodoh d...