VOMENT
HAPPY_READING
•••
Kini, Jennie duduk termenung di atas ranjang rumah sakit bersama dengan sosok Kim Taehyung yang baru saja selesai menyuapinya semangkuk bubur hambar yang di bawa oleh suster. Berkali kali ia menyuruh pria itu pulang namun, pada dasarnya Taehyung memanglah pria berandal yang keras kepala.
Sedikit banyaknya Jennie merasa bersyukur dengan kemunculan tiba tiba suster tadi untuk memotong pembicaraan mereka. Dengan itu, ia tidak akan repot repot lagi memutar otak untuk mencari kalimat yang tepat.
"Eomma bilang, mereka akan datang kesini." Taehyung berucap angkat bicara setelah keheningan beberapa saat. Ia mengalihkan pandangan pada ponselnya yang memunculkan pesan.
Jennie reflek menoleh begitu mendengar suara berat itu yang mengalun di telinganya. "Apa kau memberi tahu mereka soal ini?"
Taehyung mengangguk. "Kau keberatan? Aku hanya ingin memberi kabar agar mereka tidak terlalu khawatir padamu. Lagipula Eomma merasa tidak tenang setelah kau pergi begitu saja kemarin."
Jennie mendengus. Dia pergi juga karena itu adalah yang teraman baginya. Sebab ia tidak mau pertengkaran mereka terdengar oleh eomma dan appa Kim. "Aku tidak keberatan kalau eomma datang—"
"Terlambat. Aku sudah bilang pada nya untuk datang besok karena kita sedang membutuhkan waktu berdua." Sela Taehyung cepat sambil menunjukkan ponselnya yang berisi pesan dengan ibunya.
"Kau gila? Bagaimana kau bisa menolak keinginan Eomma untuk datang kesini?" Jennie berucap tidak percaya dengan respon yang pria ini berikan. Terlalu santai seperti tidak ada yang terjadi.
Haejin adalah wanita berhati lembut. Kemungkinan besar orang tua Taehyung akan menganggap bahwa penolakan itu dari dirinya sendiri. Itulah sebabnya ia merasa malu. Sebab, Jennie tidak akan mau membuat mereka kecewa.
"Mereka akan mengerti. Tidak usah khawatir."
Jennie tidak menjawab melainkan membuang muka ke samping memandang ke jendela kaca bening yang menampilkan langit malam dengan sedikit bintang disana. Rasanya hal ini terlalu berat untuk di lewati sebab, Jennie sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tetap hidup sesuai dengan keinginan nya.
Namun, rengekan Hwan yang sangat ingin menemui ayah nya membuat Jennie merasa bersalah dan sadar bahwa ia terlalu menekan putranya dengan membeberkan sebuah kebohongan besar seperti ini.
"Jangan melamun."
Jennie merasakan bahunya di sentuh dengan sebuah telapak tangan yang memegang dagunya membuat wajah mereka berhadapan dengan Taehyung yang mengukir senyum tipis disana. Ia tersentuh, senyum itu begitu tulus dan menenangkan.
Lima tahun, Jennie tidak pernah melihat senyum tulus itu lagi. Meski di media sosial dan berita, Ia kerap beberapa kali menemukan foto potret Taehyung dengan kharismatik yang ia miliki. Tapi saat ini, Jennie merasa bahwa ia adalah orang yang spesial karena bisa melihat senyum tulus itu secara langsung dengan posisi yang sangat dekat.
Haruskah ia senang? Atau justru menangis begitu bayangan bayangan masa lalu kembali menghantui pikirannya?
"Apa yang jau pikirkan?" Tanyanya dengan bingung. Sebab ini pertama kalinya mereka bertemu setelah perdebatan hebat beberapa hari lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAST
Romance"Mom, where's dad?" Mereka bercerai selama lima tahun karena insiden besar yang membuat rumah tangga mereka hancur. Jennie yang memisahkan diri dan Taehyung yang hampir depresi mencari istrinya