00

6.2K 473 27
                                    






















Jennie hancur. Ia menghempaskan semua barang barang yang ada di kamarnya dengan perasaan yang campur aduk. Semuanya berantakan, Apa yang ia pertahankan selama ini sudah hancur bahkan tidak  akan bisa kembali lagi.




"Brengsek!".




Pranggg




Pintu kamar terbuka menampilkan sosok pria yang sedang kalut merasakan sebuah kesedihan yang mendalam pada dirinya. Menatap sosok yang sedang kacau. Mereka sama kacaunya. Barang barang itu sudah terpecah belah menyebar kemana mana mengisi Setiap sudut kamar itu.


"Kau bisa menyakiti dirimu sendiri".



"Pergi! Pergi kau dari sini brengsek. Aku tidak butuh siapapun. Aku tidak butuh!". Jennie berteriak seperti orang kesetanan sambil terus membanting semua barang barangnya.


"Berhenti Jennie. Kau tidak lelah menangisi pria brengsek itu yang lebih memilih karirnya daripada kau? Tidak ada gunanya. Lebih baik kau diam dan berkemas lah. Aku akan membawamu ke luar negeri".

Jennie hanya diam tidak menyahut atau mengucapkan kata apapun selain isakan kecil yang terdengar dari mulutnya. Tatapannya kosong begitu mengetahui sebuah fakta yang cukup membuat dirinya hancur berkeping-keping. Ia tidak dapat berdiri bahkan menghadapi dunia.


"D-dia tidur dengan managernya, Suamiku — tidur dengan managernya Kak. D-dia— hiks.."

Jennie bahkan tidak memiliki tenaga hanya untuk mengucapkan kalimat menyakitkan selanjutnya. Ia terlalu sakit. Bahkan tidak dapat membendung air mata yang ingin tumpah.


Kenapa semuanya jadi seperti ini? Disaat pernikahan mereka yang berjalan dengan sangat baik justru ada seseorang yang datang dan menghancurkan semuanya.

Eunwoo terdiam menahan gejolak emosi besar dalam dirinya yang meronta ronta ingin menghajar pria brengsek yang sudah menyakiti adiknya. Sosok yang ia jaga dengan begitu baik sejak kecil. Tapi malah disakiti oleh orang lain.

Ia mendekat merengkuh sosok rapuh yang berlutut meratapi nasib sialnya. Eunwoo merasa sakit, sebab ia tidak bisa melepaskan Jennie dari rasa sakitnya. Ia kakak yang tidak berguna.


"A-aku mencintainya. Aku menaruh semua perasaanku padanya bahkan selalu mengerti keadaanya. Kenapa? Kenapa dia menyakitiku kak? Kenapa?". Jennie melirih dengan tubuh gemetar dalam pelukan sang kakak.


Tatapannya kosong dan kedua manik yang memerah akibat menangis hebat sejak semalam. Ia hancur. Sekali lagi ia hancur. Jika ada kata lebih dari hancur maka itulah Jennie sekarang.


"Kita ke Paris oke? Eomma dan appa ingin bertemu dan melepas rindu dengan mu. Tidak usah bersedih. Kau harus bisa melupakannya. Kau harus bahagia Jen, setidaknya dengan menghindar dan pergi jauh itu sudah cukup membuatnya mengerti kalau kau sedang hancur. Kau tidak baik baik saja".

Benarkah? Jennie bertanya ada dirinya sendiri. Apakah benar suaminya akan merasakan sakit yang sedang ia rasakan? Disaat ia melihat dengan langsung sesuatu yang sungguh menyakitinya.


Jennie akan bangkit. Ia harus bangkit dari rasa sakitnya dan melupakan semuanya seperti kata Eunwoo. Ia harus bisa berdiri di kakinya masing masing. Tidak lagi bergantung pada orang lain. Meski itu sulit. Meski itu sangat sakit. Ia harus bisa.





Kehidupan baru menantinya.






























Lnjt?

Ini bukan cerita sedih kok. Hanya awal saja.

Jan lupa VOMENT

THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang