14

2.8K 373 52
                                    

VOMENT







HAPPY READING!

•••





Jennie menghela nafas lelah melihat sosok bocah mungil yang sedang meringkuk di sudut ruang tamu dengan tangisannya yang sudah hampir satu jam lebih tanpa sedikitpun niat untuk berhenti. Berkali kali Jennie membujuk dengan makanan kesukaan anaknya, namun Hwan adalah anak keras kepala yang belum akan berhenti menangis kalau keinginan nya belum terpenuhi.

"Hwaaa—  Kenapa mama usir usir paman Tae nya Hwanie?" Seru Hwan di tengah tangisnya.

Jennie menghela nafas merasa heran dengan anaknya kali ini. "Hwanie, Uncle Taehyung itu—"

"Kerja? Hiks— kenapa semua orang selalu sibuk ma? Kenapa tidak bisa main main terus sama Hwanie? Hwanie tidak nakal... Tapi mereka pergi pergi—Hiks— terus."

Hati Jennie mencelos mendengar suara putranya yang serak dengan nafas yang tersendat. Jika saja keinginan Hwan berupa barang maka Jennie akan dengan senang hati memenuhi nya. Tapi sayangnya Hwan menangisi kepergian Taehyung yang sangat tiba tiba saat anak itu sedang tidur karena lelah bermain.

Keduanya sempat berjanji untuk kembali bermain ketika bangun nanti. Namun, Saat membuka mata Hwan sudah tidak melihat Taehyung di sampingnya lagi seperti yang di janjikan pria itu.

Jennie tidak akan mungkin melarang sebab ia tahu Taehyung itu sangat sibuk bahkan melebihi dirinya. Kendati ia harus menyaksikan tangisan Hwan yang memenuhi apartemen ini.

"Berhenti menangis ya? Kalau Uncle Taehyung sudah selesai bekerja, nanti kita telepon. Bagaimana? Hwanie bisa tanya apakah uncle Tae bisa datang  bermain lagi besok."

Jennie berjalan mendekat mengangkat Hwan dan membawanya dalam pangkuan. Pipi yang sudah memerah tomat itu membuktikan kalau Hwan benar benar telah mencurahkan seluruh air matanya saat ini. Jennie mengambil tissue dan mengelap seluruh wajah tampan putranya yang terlihat kelelahan.

"Kita makan ya?"

Hwan menggeleng menepis tangan Jennie lalu mengelap ingus di lengan pakaian nya.

"Harus makan. Hwanie kan belum makan apapun sejak tadi siang. Nanti sakit lagi.." Jennie berucap lembut sambil membubuhkan kecupan manis di pipi merah Hwan.

"M-mau makan bersama grandma." Lirih Hwan kini dengan mengucek matanya yang gatal masih sesenggukan.

Jennie tersenyum. "Iya. Kalau begitu sekarang ganti baju lalu kita ke rumah grandma."

Hwan kini mengangguk patuh lalu berjalan mendahului Jennie dan pergi ke kamarnya untuk mengambil baju yang ingin dia gunakan. Meskipun masih kecil, tapi Hwan sudah terbiasa untuk mandiri dan memilih bajunya sendiri.

"Pakai pakaian yang hangat ya, sayang. Cuaca sedang dingin."

Hwan datang kembali dengan membawa setelan piyama tebal bergambar beruang miliknya lalu mencoba memakai nya sendiri meskipun sedikit sulit.

"Sudah selesai?" Tanya Jennie keluar kamar dengan membawa dua mantel untuk dirinya dan Hwan.

"Sudah. Tapi susah~" Rengek Hwan menatap Jennie dengan puppy eyes nya.

THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang