03

3.1K 417 31
                                    

Voment stelah dibaca ya..






































Jennie berkali kali menghela nafasnya setiap kali ia mengingat pertemuan nya dengan Kim Taehyung pagi tadi. Seharian ini Ia tidak bisa merasa fokus  karena karena memikirkan surat perceraian mereka yang ternyata hanya di tanda tangani oleh sepihak saja. Setelah lima tahun menenangkan diri dan berusaha untuk melupakan semua kenangan mereka, Jennie mendapatkan kenyataan pahit kalau ternyata mereka tidak benar benar bercerai.

Jennie merasa sangat kecewa pada orang tuanya yang mengatakan kalau Taehyung sudah menyetujui untuk bercerai dengannya lima tahun lalu. Kenapa? Kenapa mereka tega sekali membohongi nya? Kalau seperti ini Jennie otomatis masih terikat dengan pria itu.

Mereka seperti berpisah tapi tidak bercerai dalam beberapa tahun waktu berlalu. Ketika Jennie sudah merasa bebas karena tidak hidup dalam bayang bayang pengkhianatan Taehyung lagi. Pria itu menyakitinya terlalu dalam bahkan rasanya, Jennie tidak akan mungkin bisa memaafkan nya.

Jennie membuka pintu dan turun dari mobil begitu ia telah sampai di Mansion park. Ia memberikan kunci mobil pada pengawal disana dan membiarkan mereka memarkirkan mobilnya di garasi. Karena itu membutuhkan waktu yang cukup lama, Jennie tidak ingin membuang waktunya.

Ia berjalan masuk kedalam mansion mewah yang sangat besar dan luas itu. Jelas, Karena merupakan mansion utama keluarga Park dan direnovasi lima tahun lalu menjadi sangat indah dan cantik sesuai kemauan ibunya Jennie.

Menyusuri ruang tamu, Jennie kini berjalan menuju ruang makan yang terdengar ribut ribut karena sebuah suara tawa yang menggema disana. Jennie tersenyum sebab ia sangat mengenali suara tawa itu dengan baik.

"Hwanie—" Panggilnya membuat dua sosok yang sedang asik bercanda di ruang makan itu sontak menoleh. Jennie bisa melihat anak kecil itu mengenakan piyama bermotif beruang.

"Mama!"

Jennie membungkukkan badannya menyambut pelukan si kecil yang terlihat sangat senang melihat kedatangannya. Ia mengelus puncak rambut putranya dengan lembut sambil memberikan kecupan disana. Seketika semua lelah di tubuhnya meluap begitu saja ketika melihat bagaimana Hwanie yang menyambutnya dengan antusias saat pulang.

"Mama merindukan mu." Jennie mengangkat Hwan kedalam pelukan dan membubuhkan kecupan disana sambil tersenyum lebar berjalan menuju meja makan mengambil tempat duduk disebelah sang kakak dengan sang putra yang berada di pangkuannya.

"Mama kenapa baru pulang?" Tanya sosok Hwan yang kini memeluk erat leher mamanya seolah jika dia melepaskan maka mereka akan terpisah begitu jauh.

Jennie tersenyum melirik Eunwoo sang kakak yang kini juga sedang menatap mereka. "Mama bekerja sayang, mencari uang untuk Hwanie." Jawabnya mengelus bahu Hwan dengan lembut.

Hwan menggeleng lirih merasa sedih. "Mama tidak sayang Hwanie lagi. Setiap pulang mama selalu mengucapkan itu berkali kali."

Jennie menghela nafasnya merasa sangat bersalah sebab selalu meninggalkan Putranya karena pekerjaannya yang begitu banyak dan tidak bisa ditinggalkan. Bagaimana pun juga, Dia seorang pemimpin perusahaan. Akan sangat tidak mungkin jika dia sering mengambil cuti di setiap minggu dan memberikan semuanya pada Viona.

"Hey bocah, Mama mu itu bekerja untuk membelikan mainan untukmu. Kalau tidak kau pasti akan menangis sepanjang hari, jadi jangan menyebut mama mu itu tidak sayang lagi." Ucap Eunwoo memberi pengertian.

Hwan menggeleng menatap tajam pamannya. "Hwanie tidak ingin mainan paman. Hwanie ingin dengan mama saja. Teman teman selalu di antar mama mereka kalau ke sekolah. Kenapa Hwan tidak?"

THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang