Maaf ya banyak typo, aku belum ada waktu ngerevisi. Mohon maaf, ya.
•••
• 32 •
Bagaimana bisa dia menyimpan rahasia besar itu?•••
Gadis itu terlihat sibuk mengeringkan ekornya dengan hair dryer dan beberapa kali mengelapnya. Memastikan bahwa sisik-sisik berkilau itu kering dengan sempurna.
Suara ketukan pintu terdengar, membuat Nia was-was. Takut jika Sean menerobos masuk dan melihat wujud aslinya.
"Nia, buruan. Kita bisa telat, ini!"
"Tunggu sebentar, Kak!"
Nia tersenyum lega, setelah beberapa lama ekornya menjadi lenyap berganti dengan dua kaki mulus yang sudah terbiasa ia lihat.
Pagi ini ia merasa cuaca sangat panas dan memilih untuk berendam lebih lama dari biasanya. Tanpa sadar, Nia lupa waktu.
Beruntungnya, saat tiba di sekolah ia tidak benar-benar terlambat. Meskipun gerbang Smartly nyaris ditutup pada detik-detik terakhir.
•••
"Ini buat Kak Atlantis." Atlantis meneliti gadis itu dari ujung kepala hingga kaki.
Tidak enak menolak, Atlantis meraih kotak berwarns hijau itu. "Makasih. Tapi lain kali, lo nggak perlu repot-repot."
"Ini sebagai ucapan terima kasih gue karena lo udah nolongi gue hari itu, Kak."
Atlantis memaksakan senyum. "Sudah gue bilang, itu bukan gue."
Tila terus menatapnya, membuat Atlantis tidak nyaman jika ia pergi tanpa mengakhiri percakapan mereka. Lagi pula, kelihatannya gadis itu punya satu hal yang ingin disampaikan.
"Itu aja yang mau lo bilang, kan?"
Tila mengangguk.
"Kalau gitu, gue dulu."
Atlantis benar-benar pergi bersama Juna, masuk ke dalam ruang kelas. Masih di tempatnya berdiri, pandangan Tila tidak lepas dari pada Atlantis.
Suasana hati gadis itu berubah dalam beberapa jam setelahnya. Saat mengetahui bekal berharga yang ia buat khusus untuk Atlantis di makan oleh Nia dengan lahap.
Dari sekian banyak makanan yang di jual di kantin. Aneh, rasanya jika Atlantis berbagi pemberian orang lain pada Nia.
"Til, buruan! Lo lihat apaa!" Rea menarik tangan gadis itu, untuk segera mengikuti Sisil yang berjalan di depan mereka.
•••
Cuaca mendung di luar, harusnya tidak terasa sepanas ini. Satu botol air mineral habis hanya dalam beberapa tegukan.
Nia mengipasi dirinya, meminta izin keluar lebih dulu dari kelas sebelum jam istirahat kedua berbunyi.
Ia butuh air, lebih dari apapun itu. Pikiran Nia tertuju pada kamar mandi wanita, namun ia bimbang.
Menyadari semua kelas sedang berlangsung, Nia yang berjalan seorang diri menyusuri lorong. Teringat satu tempat penting yang ia harus datangi untuk meredakan rasa terbakar dalam dirinya.
Dari kejauhan Atlantis melambaikan tangan ke arah Nia, tersenyum lebar saat melihat gadis itu berkeliaran. Keningnya berkerut membuka pinti kayu yang tidak tertutup itu.
Seorang gadis sedang berjongkok di ujung kolam renang, sebelah tangannya terlihat asyik memainkan air.
"Nia," panggil Atlantis.
![](https://img.wattpad.com/cover/316739693-288-k153994.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Duyung Mencari Atlantis (COMPLETED)
Teen Fiction~•~ follow dulu sebelum membaca Cardenia adalah seorang putri duyung, ia meminta penyihir laut untuk menemukan Atlantis, tunangannya. Karena sebentar lagi, pernikahan mereka akan dilaksanakan dan Cardenia sangat menyukai Atlantis. Meski, ia tahu ba...