08 • CARA SESAT

648 69 0
                                    

• 08 •
Aku mau jadi pelakor, deh!

•••

Nia mendongak, matanya hampir tidak berkedip saat Atlantis entah sejak kapan ada di hadapannya.

Pupil mata Nia berkeliling mengamati sekitar, kelas tampak sepi karena sekarang adalah jadwal makan siang. Berkat bekal yang diberikan Sean padanya, Nia tidak butuh berdesakan di tempat penuh manusia itu. Terumata jika ada geng Blobfish itu.

"Ini punya lo, kan?" Altantis meyerahlan kacamata Nia yang retak dan rusak. "Ini gue ganti baru, dengan model dan minus yang sama." Ia menambahkan.

"Iya. Itu punya aku. Jadi, kamu pencurinya?" Nia langsung merampas benda tersebut tanpa terima kasih.

"Kacamata lo rusak karena nolongin gue, dengan itikad baik gue coba ganti rugi."

"Oooh, gitu ...." Nia manggut-manggut. Ia tersenyum lebar sambil mengedipkan mata manja pada Atlantis.

Melihat tingkat abnormal Nia, Atlantis sebenarnya agak jijik

"Kenapa kamu menatap aku begitu? Apa aku terlihat cantik tanpa kacamata? Apa kecantikanku membuat kamu berpikir mau membuahiku sekarang?" cerca Nia dengan banyak pertanyaan.

"Otak konslet lo, najis gue. Jujur, lo kelihatan kayak ondel-ondel!" Setelah mengucapkan kalimat itu, Atlantis langsung pergi meninggalkan kelas XI IPA 1

"Atlantis, ondel-ondel itu apa?!" teriak Nia polos. Tidak ada respon dari Atlantis, Nia langsung membuka ponselnya seperti yang diajarkan Mari.

Setelah menemukan apa itu ondel-ondel Nia langsung mengumpati Atlantis dalam hati.

"Sialan! Jika, aku kembali ke lautan aku akan menjadikanmu makanan untuk paus orca!"

***

"Eh, Cupu!" Fely menghampiri Nia di toilet sekolah, lalu mengunci ruangan itu dari dalam. Ia sudah lama tidak bermain dan menakuti gadis itu.

"Namaku Nia," balas Nia singkat, tidak ingin merasa terpanggil lagi dengan nama itu.

"I don't care!" Pupil mata Fely terarah pada perut Nia yang tidak buncit sama sekali. "Mungkin, karena lo hilang ingatan, lo jadi lupa. Tapi, gue punya kartu AS lo. Gue punya rahasia terbesar lo. Jadi, lo jangan macam-macam!"

Mata Nia terbuka lebar. Bertanya dalam hati, apa barusan ia diancam oleh Blobfish itu?

"Rahasia apa?"

"Jadi, lo harus tahu diri, Cupu!" Fely mendorong kening Nia kuat dengan jari telunjuknya, lalu keluar dari kamar mandi dengan anggun.

"Sialan, aku ingin sekali menguyah jari si Fely jelek itu!"

Seperti pelangi setelah hujan. Nia yang baru berjalan beberapa meter sejak keluar dari toilet tersenyum saat melihat Atlantis.

Bertatapan dengan Nia, Atlantis membuang muka malas. Tapi, Nia tidak peduli, ia mengajar Atlantis dan melebarkan tangan, mencegat pria tampan itu.

"Aku tidak mirip ondel-ondel ya, Atlantis." Nia memberitahukan. Jauh, karena dirinya-lah yang lebih cantik.

"Oh."

"Kosa kata kamu kelihatannya sedikit sekali Atlantis."

"Apa mau lo?!" Altantis jenuh, ia tidak punya waktu untuk meladeni orang dengan gangguan jiwa.

Putri Duyung Mencari Atlantis (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang