03 • BELIEVE

856 87 6
                                    

• 03 •
Tidak dipercaya, karena tidak dipercaya


•••

"Atlantis!" teriak Nia membuka kedua kelopak mata. Kaget bukan main saat mendapati sebuah tempat aneh dan beberapa orang berpakaian putih mendekat dan memeriksa tubuhnya.

"Sialan, apa yang sedang mereka lakukan padaku?!"

Nia meronta-ronta, mencoba melepaskan diri namun satu tusukan jarum yang tidak ia sadari berhasil membuat tenaganya melemah dan perlahan kehilangan kesadaran diri.

Entah beberapa lama tidak sadarkan diri, Nia jadi merasa telah tidur selama berabad-abad lamanya.

Pembicaraan dua orang asing sungguh mengusiknya, namun kedua kelopak mata Nia masih terasa berat untuk dibuka, hingga ia memutuskan untuk menguping saja.

"Jadi, bagaimana Dok, keadaan adik saya?"

"Masih menjadi misteri, dia tidak memiliki luka luar setelah jatuh dari atap setinggi itu."

"Bisa saja, Dok. Karena dia sempat membentur pohon hingga kemudian mendarat di taman sekolah."

"Tetap saja, setelah dia sadar. Kita akan lakukan pemeriksaan menyeluruh pada adik kamu."

"Baik, Dok. Terima kasih."

Mendengarkan percakapan antara wanita dan pria itu, Nia tidak mengerti sama sekali. Tapi, ia merasa bahwa mereka tengah membicarakan dirinya.

•••

Ruangan serba putih itu benar-benar sepi, dalam ruang rawat itu hanya ada Nia seorang diri.

Berhasil, kedua kelopak mata Nia terbuka lebar.

"Di mana aku?" batin Nia merasa asing.

"Tidak ada air di sini ... aku akan mati ...." Nia memegang lehernya, bergerak cepat turun dari hospital bed, untuk mencari sumber air terdekat. Ia tidak akan bisa bertahan hidup tanpa air.

Bruk!!

Baru satu langkah berjalan, Nia sudah terjatuh. Kedua kakinya benar-benar tidak bisa digunakan dengan normal.

"Arghhhh! Sejak kapan aku punya dua ekor?!" teriak Nia histeris, memancing keributan dan membuat perawat segera mengecek kondisinya.

Dua perawat yang baru saja tiba itu membantu Nia bangkit kembali ke kasur, kemudian menelepon dokter untuk segera datang ke ruangan.

"Siapa kalian?!" teriak Nia waspada, menatap dua wanita bersanggul dengan pakaian serba putih itu tajam.

"Kami perawat di rumah sakit ini," jawab salah satu di antara mereka.

"Perawat apa itu?! Aku tidak mengenal kalian!" Nia melemparkan benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia benar-benar lemah, tidak ada air yang membuatnya dapat berenang dan kabur dengan cepat.

"Nia, harap tenang. Dokter Kevin akan segera ke sini!"

Tenang? Bisa-bisanya dua orang yang mengaku sebagai perawat itu meminta Nia tenang. Sementara, ia hampir sekarat karena tidak menemukan air.

Putri Duyung Mencari Atlantis (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang