• 35 •
Ternyata seperti ini, semua kembali sesuai tempatnya.
•••
"Cardenia sadarkan diri!" Sula berteriak, membuat beberapa orang saudarinya yang berjaga di luar langsung masuk ke kamar Cardenia.
Mata Nia terbuka sempurna, ia masih menatap satu titik, gadis berekor indah yang terbaring di atas batu indah itu bangkit.
"Aku kembali," ucap Cardenia tidak menduganya. Ia bahkan belum mengucapkan perpisahan yang layak untuk Atlantis dan Sean.
"Kamu baik-baik saja, Nia?" Thalassa, si Sulung memastikan kondisi terkini sang adik. Ia bernapas lega, bahwa Nia kelihatannya sudah sembuh.
Semua merta keluar dari ruangan, Doris dan Asterio masuk untuk melihat keadaan Cardenia.
"Kamu sampai jatuh sakit begini, penjaga kerajaan menemukanmu terdampar tidak berdaya di luar istana. Jika, terlambat sedikit kamu mungkin dalam bahaya!" Ratu kerjaan Neptune buka suara.
Cardenia hanya fokus mendengarkan, sekaligus mencari tahu apa yang terjadi di kerajaan selama ia berada si daratan.
"Aku sangat khawatir, Kak Cardenia tidak sadarkan diri selama 3 hari."
Nia menatap Asterio, si Bungsu yang bijaksana. "3 hari?"
"Iya, kamu akhirnya sadar setelah 3 hari tertidur. Soal Mariel dan Atlantis, kamu tidak usah khawatir, mereka sudah ditemukan, Mariel juga sudah ditangkap dan sekarang berada di penjara kerajaan. Sementara itu, pernikahanmu dan Atlantis akan tetap dilaksanakan."
"Ibu?!"
"Ada apa Cardenia?"
"Boleh, aku bertemu dengan Mariel dan Atlantis. Ada yang ingin aku bicarakan dengan mereka."
•••
Cardenia tidak lagi tersenyum hangat menyambut kehadiran tunangannya yang telah berkhianat.
"Bagaimana kabarmu, Nia?" tanya Atlantis canggung.
Nia menoleh malas, perasaan yang dulu tulus kini telah menguap. Atlantis yang tinggal di daratan jauh lebih baik daripada Atlantis si Pengecut ini.
"Ikut aku, kita akan bertemu Mariel."
Merta dan merpri yang akan melangsungkan pernikahan mereka berenang bersama menuju penjara kerajaan, tempat Mariel dikurung.
Tidak butuh waktu lama, mereka berdua tiba. Cardenia bisa melihat bahwa Mariel tertunduk lesu tanpa semangat.
"Mariel," panggil Nia.
Mariel mendongak, lalu berenang mendekat.
"Nia, Atlantis," panggilnya mengenali pengunjungnya siang ini.
"Kenapa kalian melakukannya?" selidik Nia pada Atlantis dan Mariel.
"Semuanya salahku Nia, bukan salah Atlantis! Aku menggodanya," akui Mariel.
Cardenia menoleh pada Atlantis, sudah cukup mendengar jawaban Mariel. Kini, jawaban Atlantis-lah yang ingin ia dengar.
Atlantis menatap Mariel dan Cardenia bergantian. Ia benar-benar bimbang.
"Aku minta maaf padamu, Nia. Tapi, aku melakukannya karena aku mencintai Mariel. Kami berdua saling mencintai."
Mendengar hal itu Nia kehabisan kata-kata. Ia bahkan tidak sadar jika kemesraan dan perlakuan Atlantis padanya selama ini adalah kebohongan.
"Tapi, kenapa kamu setuju bertunangan denganku?"
"Apa boleh buat, aturan kerajaam untuk bintang kerajaan sudah saling terikat itu tidak boleh dilanggar. Aku hanya menganggapmu sebagai adik selama ini. Maaf, jika aku menyakitimu ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Duyung Mencari Atlantis (COMPLETED)
Ficção AdolescenteCardenia adalah seorang putri duyung, ia meminta penyihir laut untuk menemukan Atlantis, tunangannya. Karena sebentar lagi, pernikahan mereka akan dilaksanakan dan Cardenia sangat menyukai Atlantis. Meski, ia tahu bahwa Atlantis memilih kabur denga...