• 25 •
Bagi duyung, menemukan cinta di daratan jauh lebih rumit dari pada berenang melintasi samudera.•••
Pagi-pagi sekali, Nia baru tiba di kelasnya sudah dikejutkan dengan kehadiran Juna, sang kekasih.
"Hai, Juna!" sapa Nia riang. "Kenapa, pagi-pagi ke kelas aku, kamu kangen, ya?"
Mendengar pertanyaan itu, Juna hanya tersenyum canggung. Lalu mengangguk perlahan.
Ia meraih bahu Nia, menatap gadis itu serius. Tujuannya, menemui Nia adalah untuk mengorek suatu informasi yang bisa menjadi kekurangan Fely.
Seperti pertemuan mereka kemarin, Juna menyakini bahwa pria yang disukai Fely terlibat dengan Nia.
Jika, bukan dengan Atlantis lalu siapa pria yang dicintai Fely itu?
Juna harus menemukan pria itu, dan punya rahasia terbesar Fely sebagai senjatanya untuk menyerang balik gadis licik itu.
"Nia ...."
Pupil mata Nia berbinar.
"Iya, Juna?"
"Selain gue, apa ada orang lain yang pernah bilang suka sama lo?" tanya Juna langsung pada intinya.
Nia berpikir sejenak, menatap Juna heran lalu menggeleng.
"Nggak ada, kamu yang pertama suka sama aku. Karena itu, kita pacaran sekarang." Gadis itu menjawab jujur, semenjak datang ke daratan. Hanya Juna satu-satunya pria yang menyatakan suka padanya.
Setelah mendengar itu, Juna tidak mendesak Nia. Ia berpamitan dan segera pergi meninggalkan kelas kekasihnya itu.
•••
Atlantis pergi ke kantin seorang diri karena Juna menghilang entah ke mana.
Mata Atlantis menyipit, mengenali seseorang di antara keramaian. Gadis itu duduk tenang seorang diri, sambil menikmati beberapa porsi mie ayam dengan lahap.
Menatap sekitar, ada beberapa meja lain yang masih kosong. Tapi, entahlah, tanpa sadar dua kaki itu menuntunnya ke depan Nia.
Atlantis menarik kursi, duduk sambil menunggu makanannya dengan sabar.
"Juna mana?" tanya Nia sama sekali tidak terganggu dengan kehadiran Atlantis.
"Ada di kelas."
"Kenapa nggak ke kantin sama kamu?" Nia mendongak, telah selesai menghabiskan porsi terakhir dari mie ayam yang nikmat itu.
"Tanya dia, gue nggak tahu."
Bibir Nia maju beberapa sentimeter, kesal dengan jawaban Atlantis yang terkesan malas.
Gadis berambut tergerai itu bangkit, hendak beranjak dari posisinya. Namun saat ia memutar tubuh, ia menabrak Bu Jumi---pemilik kantin yang sedang mengantarkan pesanan Atlantis.
"Awas!"
Nia menutup mata, kejadian itu terjadi begitu cepat. Saat ia membuka mata, tubuhnya sudah berada di pelukan Atlantis.
Nia bernapas lega, namun jantungnya berdegup kencang. Beberapa kuah dan minuman yang ada di nampan itu tumpah mengenai punggung Atlantis.
"Maaf, Den Atlantis. Bajunya jadi basah gara-gara Ibu," ujar Bu Jumi merasa bersalah.
Atlantis diam, memandang ke arah kaki Nia sebentar. Lalu menoleh pada Bu Jumi.
"Nggak apa-apa, Bu." Atlantis menatap penjuru kantin, semua orang menatapnya. Ia mengambil langkah dan meninggalkan kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Duyung Mencari Atlantis (COMPLETED)
Fiksi RemajaCardenia adalah seorang putri duyung, ia meminta penyihir laut untuk menemukan Atlantis, tunangannya. Karena sebentar lagi, pernikahan mereka akan dilaksanakan dan Cardenia sangat menyukai Atlantis. Meski, ia tahu bahwa Atlantis memilih kabur denga...