32. Gubug Hutan Belakang Sekolah

3 0 0
                                    

Chapter Sebelumnya :

      Satu persatu alasan terbongkar. Satu langkah lagi menuju akhir. Alfi, Arvin, Beni, Nifa, Lisa, Angga, Rizki, Nita, dan Vano kembali diserang oleh sesosok hantu. Mereka pun kabur ke perpustakaan untuk mencari kepingan terakhir.

Chapter Sebelumnya End.

*****

      Udara dingin menusuk kulit. Nathan mengusap peluh. Wawan menaruh sembarang sekop yang ia temukan di teras gubug. Tugas tim pengubur alias Hani, Naya, Dafit, Nathan, Tio, dan Wawan selesai. Mereka berhasil mengubur mayat Fiola di dekat gubug tua di tengah hutan belakang sekolah.

      "Aneh." Ucap Nathan.

      "Apanya?" Tanya Hani.

      "Terlalu lancar. Padahal gue udah antisipasi kalau disesatin." Jawab Nathan.

      Hani, Dafit, Tio, Naya, dan Wawan setuju dengan ucapan Nathan. Mereka pernah hampir celaka di tempat ini saat di kejar sosok hitam dari sekolah beberapa minggu lalu. Namun, mereka bisa dengan mudah sampai di sini sekarang. Bahkan mereka pun bisa mengubur mayat Fiola dengan lancar tanpa ada yang mengganggu. Bukan kah apa yang mereka lakukan saat ini sangat penting?

      "Kalau di film - film pasti ada sesuatu yang gak beres." Celetuk Tio.

      "Gue setuju, tapi apa?" Balas Dafit.

      "Apa mungkin kita melakukan kesalahan?" Nathan tampak berpikir.

      "Kalau gitu Nifa gimana? Dia udah ketemu? Dia baik - baik aja? Sekarang kita harus gimana?" Naya melontarkan sederet pertanyaan.

      "Di sini gak ada sinyal. Gak ada pesan masuk dan gue juga gak bisa ngehubungin mereka." Ucap Dafit mengecek gawainya.

      Teman - teman Dafit ikut mengecek gawai masing - masing. Benar - benar tidak ada sinyal.

      "Sekarang kita balik dulu." Nathan memberi intruksi.

      Tio mengambil tandu yang semula mereka gunakan untuk membawa mayat Fiola. mereka pun beranjak pergi. Namun, tidak dengan Dafit. Baru selangkah ia berjalan, ia seperti mendengar suara amukan dari dalam gubug yang gelap.

      "Gaes kalian denger sesuatu?" Ucap Dafit.

      Mereka kompak berhenti. Berbalik melihat Dafit yang tertinggal di sana. Hani, Naya, Nathan, Wawan, dan Tio mencoba mendengarkan. Dafit benar, terdengar suara teriakan histeris dari dalam sana.

      "Gue denger." Jawab Hani di ikuti anggukan yang lain.

      Dafit menelan ludah. Ia melangkah mendekati gubug. Mengintip di celah jendela. Semuanya sudah berwajah tegang tapi Dafit tidak bisa melihat apa pun di dalam. terlalu gelap.

      "Terlalu gelap. Gimana?"

      Nathan berjalan mendekati Dafit. Ia mengarahkan lampu senter ke dalam melalui celah. Nathan mengedarkannya sebisa mungkin. Kosong. Tidak ada siapa pun di dalam sana.

      "Mau coba masuk?" Tanya Nathan.

      "Gila lu Nath." Sahut Naya tak percaya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Misteri Ruang Club (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang