14. Alfi

86 16 8
                                    

Chapter sebelumnya :

      Anak-anak itu dikejutkan oleh fakta, dibingungkan oleh sebuah pilihan. Tapi mereka tetap tegar dan optimis juga saling mendukung.

Chapter sebelumnya end

👻👻👻👻

      Di dalam angkutan umum ini dipenuhi banak orang. Semakin sore mereka pulang, semakin susah juga mereka mendapat angkutan umum yang bisa mengangkut mereka. Ditengah kesesakan itu tidak ada seorangpun dari penumpang yang berbicara. Mereka terlalu lelah untuk berbincang satu sama lain. Tidak seperti anak muda, didalam sini hampir semua adalah orang dewasa yang baru saja pulang kerja. Dilihat dari wajahnya saja sudah pasti sangat melelahkan.

      Tidak seperti biasanya, dimana mereka akan selalu penuh energi sesore apapun mereka pulang. Kejadian dirumah Vano benar-benar terasa seperti mimpi yang tak masuk akal. Entah apa yang terjadi besok. Tidak, jangankan memikirkan be5 sok. Setelah mereka tiba dirumah saja mereka tidak tahu lagi apa yang akan terjadi.

      Tertinggal Nifa yang sudah berjalan bimbang menuju rumahnya. Matahari sore yang tampak menyilaukan itu membentuk bayangan dari benda-benda yang ia kenai. Bayangan cewek yang semakin membesar itu menghela nafas.

      "Gimana nasib gue nanti ya?" Gumamnya.

👻👻👻👻

      Sesampainya Nifa dirumah, pikirannya sudah tidak bisa dikendalikan sampai- sampai ia sudah tidak bisa berpikir lagi.

      "Ibu aku pul-" Nifa terkejut dengan apa yang ia lihat setelah membuka pintu.

      "KAKAK!!" Teriak Nifa menghampiri cewek yang lebih tua di depannya.

      Nifa berlari cepat, sepatunya saja masih ia kenakan sebelah. Dedapannya sudah terbaring kakaknya, tidak yang terluka parah hanya memar dibeberapa tempat. Nifa yang panik tidak bisa bertindak dengan pasti. Lalu ia memutuskan untuk menghubungi ambulans saja, untuk membawa kakak ke rumah sakit.

      Sepertinya para petugas rumah sakit bekerja dengan baik. Tidak perlu menunggu lama, ambulans sudah tiba dirumah Nifa. Petugas membawanya menggonakan tandu ke dalam mobil. Pria muda dengan jas dokter sudah bersedia didalam mobil. Sembari menempuh perjalanan ke rumah sakit, kakak Nifa di periksa seadanya terlebih dahulu.

      Nifa tidak mengerti, yang terpenting dan yang ia tunggu saat ini adalah pernyataan bahwa kakaknya baik-baik saja. Sesampainya dirumah sakit, kakak Nifa di tangani dengan benar. Sedangkan Nifa hanua bisa menunggu dengan sabar di luar.

      Kaki Nifa tidak bisa diam sedari tadi. Dia terus menghubungi kedua orang tuanya, tapi tidak ada satupun yang menjawab. Sesibuk apa sih mereka. Batin Nifa.

      Ini pertama kalinya bagi kakak Nifa masuk kerumah sakit. Seumur hidupnya ia tidak pernah sampai seperti ini. Jadi bagaimana Nifa tidak panik. Lalu dokter pun keluar, Nifa langsung menghampiri beliau dengan cemas.

      "Anda walinya?" Nifa mengangguk.

      "Dia tidak apa-apa, hanya sedikit shock." Pernyataan itu tidak membuat Nifa senang.?

      "Lalu, sebenarnya apa yang habis dilakukan pasien sebelumnya?" Nifa menjawab "Sa-saya tidak tahu, saat saya baru pulang kakak sudah seperti itu. Kenapa ya?"

      Dokter bilang kaka Nifa hanya mengalami shock ringan dan kakinya keseleo akibat jatuh, beruntung tidak parah. Lalu Nifa masuk ke kamar rawat kakaknya dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan. Terlihat kakaknya terbaring di salah satu ranjang rumah sakit. Cewek berambut seperti laki-laki itu sudah sadarkan diri.

Misteri Ruang Club (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang