31. Vano Vs Arvin

154 14 202
                                    

Chapter Sebelumnya :

      Nifa yang keberadaannya masih belum diketahui, mengalami kejadian yang luar biasa. Entah bagaimana ia bisa masuk kedalam ingatan Fiola. Ia melihat perjalanan hidup Fiola, dari saat Fiola memiliki adik yaitu Vano hingga Fiola harus menemui ajalnya.

Chapter Sebelumnya End :

👻👻👻👻

      Vano, Beni, Lisa, Nita, Angga, dan Rizki sudah sejak tadi berkeliling sekolah yang sepi dan menyeramkan ini. Bahkan mereka sudah sangat yakin tidak ada satu tempat pun yang terlewat. Namun, sampai saat ini batang hidungnya pun masih belum kelihatan. Sebenarnya kemana Nifa pergi? Sekali lagi mereka pergi ke gerbang depan. Bukannya Nifa yang mereka temui melainkan Arvin dan Alfi yang baru saja turun dari sebuah mobil.

      "Loh Pak Arvin? Dan Kak Alfi juga?" Seru Nita menunjuk dua orang yang mereka kenal di parkiran.

      Dengan berlari kecil keenamnya menghampiri Arvin dan juga Alfi.

      "Oh syukurlah kalian sampai dengan selamat. Dimana yang lainnya?" Tanya Arvin segera.

      "Dimana Nifa?" Tambah Alfi.

      Mereka tampak ragu untuk menjawab pertanyaan Alfi. Mereka saling pandang, "Yang lain mengubur mayat Fiola, sedangkan Nifa... kami juga tidak tahu," jawab Lisa takut - takut.

      "Apa?!" Alfi tampak sangat khawatir.

      "Tenang dulu Alfi. Kalian lihat Pak Rudi? Biasanya dia ada di posnya jam segini." Tanya Arvin lagi.

      Mereka kompak menggeleng, "Waktu kita sampai, Pak Rudi juga tidak ada." Jawab Rizki.

      "Kalian sudah cari di ruang klub?"

      "Sudah, itu tempat pertama yang kita cari. Tim pengubur juga bilang tidak ada."

      "Mungkin dia sudah dibawa kesana. Bapak tau harus bertanya pada siapa," Arvin bergegas pergi, yang lain hanya mengikuti tanpa berkata apa - apa. 

      "Emm itu, saya tau Pak Arvin datang untuk membantu, tapi kak Alfi?" Tanya Nita penasaran.

      "Benar juga, kalian belum tahu ya? Saya dan Alfi teman SMA. Mungkin Alfi bisa membantu."

      Jawaban dari Arvin malah membuat Nita, Lisa, Beni, Angga, Rizki, dan Vano semakin bingung. Lisa baru saja ingin bertanya, tapi baru saja mereka menginjakkan kaki di bangunan sekolah, Vano dan Arvin tiba - tiba saja merasakan gejolak yang aneh, keduanya sama - sama merasakan tekanan yang sangat mencekam. Mungkin Nita, Lisa, Beni, Angga, Rizki, dan Alfi sama sekali tidak merasakan apa pun, namun Vano dan Arvin sudah merinding ketakutan.

      "Dengar, mulai sekarang jaga pikiran kalian, jangan sampai kosong." Ucap Vano tiba - tiba.

      "Vano benar, pikirkan apapun itu dan jangan sampai ada yang terpisah. Kita harus pergi kemana pun bersama." Sahut Arvin.

      "K-kenapa?" Tanya Rizki tampak gugup karena Vano dan Arvin benar - benar terlihat sangat serius.

      "Ini sudah bukan tempat kita." Jawab Vano.

Misteri Ruang Club (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang