Chapter sebelumnya :
Pada akhirnya Nita pergi ke ruang klub sendirian, anak - anak lain masih sibuk dengan urusan masing - masing. Nita sadar, ada seseorang yang tanpa kabar, hanya saja karena banyakny anggota jadi dia tidak tau siapa.
Di saat sedang sendirian di ruang klub yang besar, di dalam kesunyian gedung lama, Nita mendengar sesuatu. Suara yang sama dengan suara yang ia dengar tadi pagi.
"T-to-tolong"
Chapter sebelumnya end
👻👻👻👻
Ruang klub
Nita Pov
"T-tolong......"
Hiii. Reflek gue berdiri, gak berani melihat sekitar. Tapi sumber suaranya malah dari gudang yang letaknya di depan gue.
"T-Tolong kami....." Aaaaa, stop.
Semakin lama suaranya muncul dari berbagai arah, menggema, kemenuhi ruangan kayu ini. Aaaaaa yang harus di tolong itu gueee. Gue buru - buru keluar, nyamperin Nifa dan Lisa kek, atau yang lain, yang penting gue gk sendirian disini.
"D-dia bangun"
Itu kata terakhir yang gue denger. Selebihnya gue udah melarikan diri dari sana. Tapi, tentu kepikiran. Apa maksudnua dia bangun? Siapa?
Nita Pov End
👻👻👻👻
Author Pov
Sementara itu di ruang guru. Karena sudah jam pulang sekolah, semua guru pun sudah kembali ke ruang guru dan bersiap-siap untuk pulang. Ditengah kesibukan mereka, ketukan pintu terdengar.
Tok...tok..tok...
"Permisi." Ucap Naya sopan.
"Ah Naya, Beni sini." Bu Lani, wali kelas 11 - 3 memanggil dari bangkunya.
Naya dan Beni langsung mendekat. Seseorang yang sangat mereka kenal juga berdiri disana.
"Eh Nathan kok di sini??" Kaget Beni
"Ah iya lupa belum bilang sama kalian."
"Kalian bisa bantu ibu??" Bu Lani memotong pembicaraan.
"Bisa bu bantu apa?" Nathan mewakili.
"Tolong pindahin kerdus-kerdus itu ke ruang kurikulum lama ya. Tau kan di mana? Itu di samping ruang klub kalian. Taro dimana aja ya." Bu Lani menjelaskan sangat detail.
"Baik bu."
Ketiganya langsung bergerak. Mengangkat kardus berisi kertas - kertas yang entah apa. Lalu langsung pergi meninggalkan ruang guru.
"Emangnya gudang itu gk di kunci?" Tanya Naya.
"Kuncinya di Gue." Jawab Nathan.
Setelah Kalimat terakhir dari Nathan, tidak ada lagi percakapan. Hanya ada suara langkah kaki dan keringat yang membasahi.
****
Sementara itu di sebuah kelas, anak - anak yang bertugas piket baru saja menutup pintu. Lisa dan Nifa pun langsung menuju ruang klub.
"Aaaaaah capek." Keluh Nifa sambil merenggangkan tubuh.
"Ngeluh aja terus, itu kewajiban." Dengan penuh kesabaran Lisa menasehati Nifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Ruang Club (REVISI)
Mystery / ThrillerSebuah ruang club yang menyimpan sebuah mistery menyeramkan,terus menelan korban mencari tumbal yang cocok. Bagaimana anggota club itu menyelesaikan masalah ini???? Apa salah satu dari mereka akan menjadi tumbal???? Bagaimanakah rasanya terus ditero...