16. Serang

92 16 8
                                    

Chapter sebelumnya :

      Satu per satu anggota klub Ghost at School datang. Mereka datang dan membuat keributan di bangunan terpisah itu. Lalu tiba-tiba seseorang berteriak.

      "DENGERIN GUE BAMBANG, INI GAWT BANGET GAK BOONG CEPETAN PERGI DARI SINI" dengan sekuat tenaka ia berteriak.

Chapter sebelumnya end

👻👻👻👻

      Rizki dan Beni menyingkir dengan paksaan. Nita, Lisa, dan Naya berhenti berdebat. Hani dan Dafit hanya terkejut dengan tenang. Vano, Tio, dan Wawan nyaris saja menumpahkan minuman mereka. Sdangkan Nathan sedang memegangi kakinya yang tertimpa buku tebal. Sebelumnya Nathan memang sedang melihat rak berisi buku-buku tebal. Ia baru tau di ruangan ini menyimpan beberapa buku. Ia memeriksa buku itu tapi ia langsung kecewa karena buku tersebut berisi tentang hal-hal gaib. Lalu saat ia memegang buku paling tebal, ia terkejut dan menjatuhkan buku tersebut sehingga menimpa kakinya.

      "Nifa, katanya gak bisa dateng." Seru Hani.

      "Iya tadinya." Jawab Nifa.

      "Lu baru dateng?" Tanya Beni di sampingnya.

      "Engga udah dari tadi, tapi lu ngalangin pintu trus ribut lagi." Kesal Nifa.

      Ia memang sudah datang setelah Rizki dan beni mulai bertengkar. Ia tidak bisa melihat ke dalam apa lagi masuk. Tubuh mereka yang berjajar dan lebih tinggi dari dirinya itu membuat Nifa kesulitan. Ia sudah bicara untum minggir bahkan sampai berteriak. Tapi, mereka tidak menghiraukan dan membjat Nifa sebal.

      "Widih, jadi bersih bangen ini ruangan." Kagum Nifa.

      "Iya tadi Wawan sama Tio yang bersihin." Jawab Naya.

      "Oke, bukan waktunya kagum. Sekarang lagi gawat." Ucap Nifa kembali serius.

      "Gawat?" Dafit bingung begitupun yang lain.

      "Kita harus pergi dari sini." Kata Nifa tak kalah serius dari sebelumnya.

      "Kenapa? Kita belum selesai berdiskusi, belum mulai malah. Dan lu kenapa bisa disini? Kakak lu gimana?" Pertanyaan beruntun di lontarkan oleh Nita pada Nifa.

      "Haisss banyak tanya buruan pergi dari sini." Kata Nifa.

      "Tapi kita mau pindah ke mana?" Tanya Nita.

      "Padahal gue sama Tio udah capek-capek beresin nih tempat sekarang malah disuruh pindah." Keluh Wawan.

      "Maaf ya Tio dan Wawan tapi ini darurat bentar lagi-" Ucap Nifa terpotong.

      Nifa langsung menarik tangan Rizki dan Beni dengan sekuat tenaga, otomatis tubuh keduanya ikut tertarik kebelakang.

Klontang....

      "Ehayamberanak." Latah Naya. Kali ini Naya kembali beruntung, tidak ada yang memperhatikannya.

      "Papan Namanya...." Seru Beni kaget.

      Papan Nama bertulisan Ghost at School yang ditulis dengan spidol itu jatuh dengan tidak masuk akal. Sebelumnya Nifa sempat menengok ke atas, tepat diatas ada papan nama yang tergantung. Tidak ada yang aneh sih tidak rusak juga. Tapi Feeling Nifa benda itu akan jatuh, jadi ia menarik ke dua temannya itu. Untung saja feelingnya tepat kalau tidak bisa di amuk dia.

      "Sekarang ngertikan." Ucap Nifa.

      Bertepatan setelah Nifa menyelesaikan ucapannya, ruangan ini seakan-akan sedang mengamuk. Buku-buku keluar dari rak nyaris menimpa Nathan. Suara keras dari gudang, meja, kursi, lampu gantung, dan barang- barang disana yang bergetar hebat. Lalu kartu Uno yang semula tertumpuk rapih mulai berterbangan mengarh pada mereka. Bukan hanya itu, kartu uno yang biasa saja itu menjadi lancip, sekali kena bisa membuat tubuh terluka. Akhirnya mereka pun berlari meninggalkan sekolah.

Misteri Ruang Club (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang