25. Kepala Sekolah x Penjaga Perpusatakaan

98 11 16
                                    

Chapter Sebelumnya :

      Ternyata Nifa punya kebiasaan aneh saat demam. Bagaikan orang mabuk ia bicara blak - blakan, bertingkah memalukan, ia juga tidak akan ingat apa yamg telah ia lakukan saat itu.

      Maka dari itu Alfi selaku kakak Nifa segera menjemputnya sebelum hal - hal yang bersifat traumatis terjadi. Dengan begitu Nifa terpaksa pulang. Dan sisanya bisa mulai beraksi kembali.

Chapter Sebelumnya End

👻👻👻👻

      Vano, Nathan, Hani, Nita, Tio, dan Angga sudah berdiri di depan pintu perpustakaan yang besar. Beberapa waktu yang lalu, mereka memulai pencarian di tempat ini dan pada akhirnya mereka kembali ke sini. Memang Perpustakaan adalah tempat serba tau.

      Mereka memantapkan diri, lalu membuka pintu dengan mantap. Anehnya pintu perpustakaan sangat mudah di buka, tumben sekali tidak di kunci. Mereka melangkah masuk, saat itu juga Vano, Nathan, Hani, Nita, Tio, dan Angga sudah tidak lagi ada di alam mereka.

      Ke enamnya merasakan gejolak yang aneh. Tanpa di beritahu mereka sudah bisa merasakannya, bahwa mereka sudah berpindah alam. Sebelumnya Vano sudah menjelaskan, sewaktu - waktu mereka akan pergi ke alam yang berbeda. Jika mereka telat menyadarinya akan sangat berbahaya, mereka bisa di sesatkan bahkan mereka mungkin tidak akan pernah kembali.

      Walau di lihat dari luar perpustakaan ini biasa saja, tidak ada yang berbeda saat di alam mereka dan alam gaib. Tapi, mereka merasakan ada sesuatu yang amat berbeda, walaupun begitu mereka tidak menyadarinya.

      Vano, Nathan, Hani, Nita, Tio, dan Angga di sambut oleh pria muda yang tampan, bisa di perkirakan usianya 20-han. Pria itu muncul dari balik rak buku besar, tersenyum, wajahnya terlihat sangat tampan membuat Hani dan Nita menjerit dalam hati dan membuat para cowok merasa iri.

      "Vano, kamu membawa para pembuat keributan ya." Pria itu tebar pesona.

      Nathan, Hani, Nita, dan Angga teringat sesuatu mendengar kata 'keributan'. Mereka mengingat kejadian saat mereka mencari koran sekolah di sini. Berkali - kali mereka memang membuat keributan, sampai - sampai penjaga perpus mengusir mereka. Tapi yang lebih terkenang adalah saat Nifa kehilangan kewarasannya.

      Nathan, Hani, Nita, dan Angga memalingkan wajah, melihat sekeliling berpura - pura tak tahu apa - apa. Sedangkan Vano dan Tio terlihat bingung dan juga penasaran. Apa yang mereka lakukan?

      Suasana santai itu tidak bertahan lama, Vano kembali serius, mengingat apa tujuannya kemari.

      "Jangan berbasa - basi Rendra." Vano beranjak duduk di salah satu kursi disana. Tio, Nathan, Hani, Nita, dan Angga membuntuti, ikut duduk di dekat Vano.

      "Sudah lama tidak bertemu, kamu kasar sekali." Pria yang di panggil Rendra oleh Vano itu tampak sedih mendapat perlakuan kasar dari Vano.

      Vano tidak terpengaruh, ia tetap menatap Rendra dengan serius.

      "Baiklah, baiklah, lu engga perlu menatap gue kayak gitu." Rendra mengubah gaya bahasanya, itu membuatnya semakin keren dan Swag.

      "Jadi, apa yang membawa kalian datang ke wilayah gue?" Rendra ikut duduk di depan ke enam remaja tersebut.

      "Wilayah ya? Berarti ruang kesenian, ruang klub, dan hutan belakang sekolah bukan wilayah lu ya. Lu pasti kenal siapa mereka kan? Pak Bambang Wijaya kepsek sekaligus pendiri sekolah Nuasantara Bakti, Afta, Pak Rian, dan Bu Alfira, mereka keluarga kecil." Nathan yang menjawab.

Misteri Ruang Club (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang