26. Nginep

88 13 3
                                    

Chapter sebelumnya :

      Masa lalu sudah terungkap. Akhir pekan itu menjadi hari paling melelahkan. Tapi perjuangan mereka masih belum berakhir, masih tersisa satu hal yang harus di lakukan. Apa mereka mampu melakukannya? Apa mereka siap untuk itu? Apa usaha mereka akan berakhir sia - sia?

Chapter Sebelumnya End

👻👻👻👻

      Sudah hampir 2 minggu Nifa tidak masuk sekolah karena sakit. Selama Nifa harus beristirahat di rumah, para anggota klub Ghost at School menjalani hari - hari sekolah mereka seperti biasa. Namun hari - hari normal seperti itu malah membuat mereka merasa aneh. Setelah apa yang mereka alami  belakangan ini, hari - hari yang damai begini patut di curigai.

      Walau begitu, tidak ada yang bisa mereka lakukan. Nifa si tokoh utama dalam kasus ini juga sedang tidak bisa apa - apa. Vano sempat khawatir Nifa yang tidak kunjung sembuh adalah ulah kakaknya dan menjadi pertanda buruk, tapi syukurlah Nifa mulai membaik seminggu ini

      Semenjak hari itu, kegiatan klub di tiadakan. Hani merasa mereka perlu istirahat. Tidak ada yang membahas tentang Fiola, Rendra, Arvin, atau semua hal yang bersangkutan dengan itu. Vano, Tio, dan Wawan juga tidak pernah datang lagi. Selama dua minggu ini mereka tidak saling bertemu ataupun berkomunikasi via online. Arvin juga tidak bilang apa pun ketika mereka bertemu, hanya memberi salam seperti pada umumnya.

      Hari sabtu kembali datang. Di rumah, Nifa hanya sendirian, ia sedang menunggu teman - temannya datang. Untuk mengisi waktu gadis itu memutuskan untuk bersih - bersih. Menyapu, memasukan cemilan ke dalam toples, menyiapkan minum, menata meja ruang tamu, semuanya ia lakukan sendiri sambil mendengar musik.

Tok.....tok....tok....

      Nifa segera membukakan pintu, ia tampak bersemangat. Mungkin setelah sakit, ia kembali segar, penatnya selama ini hilang seketika. Pintu kayu rumah Nifa segera di buka, berdiri seorang laki - laki yang lebih pendek sedikit dari Nifa.

      "Em... dek ada apa ya?" Tanya Nifa santai, seperti tidak ada yang salah dari ucapannya itu.

      "Dak dek dak dek, ngaca lu cebol." Marah cowok di depannya.

       "Tapi gue tetep labih tinggi ya!" Ujar Nifa mengejek.

      "Sama aja Cebol."

      "Lu lebih cebol."

      "Alah, cuman 1 cm aja bangga lu cebol."

      "1 cm juga berharga cebol, pendek, kurcaci dasar."

      "Oh lu tuh mirip banget sama kurcaci yang warna kuning di putri salju."

      "Dih, cowok - cowok nontonnya princes."

      "Mang ngapa? Masalah buat lu cebol?"

      "Deuh pendek dasar."

      "Cebol."

      "Kurcil."

      "Kerdil."

      "Pendek pendek pendeek."

Misteri Ruang Club (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang