Chapter sebelumnya :
Akhirnya mereka berhasil masuk ke ruang bawah tanah. Tidak hanya ketika mencarinya saja yang berakhir buruk tapi ketika mereka mengeksplor pun tidak berjalan lancar.
Fiola tiba - tiba saja marah, menampakkan wujudnya pada semua orang, lalu menyerang Nifa. Untung saja mereka bisa keluar dengan selamat.
Chapter sebelumnya end
👻👻👻👻
"Ceritanya lu masih mau diem aja nih?"
"Wawan? Ngapain lu?"
"Van lu aneh banget hari ini. Coba bayangkan seorang indigo keliatan takut banget pas mau ketemu hantu... emangnya lu baru bisa liat begituan apa."
"Itu gak masuk akal." Tio berseru, mendekati Wawan dan Vano yang tampak sedang serius.
"Jujur aja lu lagi nyembunyiin apa?" Seru Wawan dan Tio berbarengan.
"Hah? Gak ada."
"Vano... kita udah temenan dari Jigot, menghadapi keluh kesah bersama selama 1000 tahu-" Ucap Wawan dramatis.
"Sory ya, umur gue baru 17 tahun." Celetuk Tio tak setuju.
"Itu kan cuman perumpamaan, bg."
"Baru juga gue bikin KTP udah di samain sama kakek - kakek bau tanah, hadeeh..."
"Parah lu Yo. Masih idup di umur segitu hebat loh." Vano bersuara, ikut berperan dalam percakapan tidak jelas ini.
"Iya tau, gue kan cowok selalu salah."
"Maksudnya loo??" Protes Wawan dan Vano tidak terima karena Tio mengatakan seakan akan teman - temannya itu bukan cowok.
"Maksud gue, kalian kan gak pernah rasain jadi selalu salah di depan cewek."
Tio memutuskan untuk tidak mencari gara - gara. Tapi justru membuat mereka semakin naik darah, Wawan menyingsing lengan baju dengan murka. Vano juga sedang pemanasan dengan santai. Mendengar suara tulang Vano yang mengkretek membuat Tio ngeri.
Malas melanjutkan percakapan unfaedah ini, ketiganya pun berbaris rapih, sambil melihat langit yang cerah, kembali ke topik.
"Haaaah." Vano menghela nafas. "Kalian kan gak tau Rendra gimana."
"Dari mana juga kita bisa tau." Sebal Wawan. Namanya Rendra saja mereka baru tahu.
"Iya makannya itu, tahun lalu gue hampir mati sama dia." Vano ikut kesal.
"Segawat itu?" Tanya Tio terkejut.
"Sory waktu itu gue gak ngajak kalian. Tapi, untung kalian gak ikut." Vano melanjutkan. "Inget kan waktu gue sakit hampir seminggu?"
"G." Seru Tio dan Wawan berbarengan.
"Gini banget punya temen."
"Pokoknya dia bisa langsung ngebunuh kita kalau dia mau."
"Lu di apain sampe ketinggalan 3 ulangan?"
"Itu lu inget any*ng" Kesal Vano. Tio dan Wawan hanya menunjukkan wajah watados yang menyebalkan.
"Semacam kilas balik." Ucap Vano.
"Kilas balik?"
"Yah kalian bakal tau nanti. Makannya dia itu bahaya banget buat Nifa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Ruang Club (REVISI)
Mystery / ThrillerSebuah ruang club yang menyimpan sebuah mistery menyeramkan,terus menelan korban mencari tumbal yang cocok. Bagaimana anggota club itu menyelesaikan masalah ini???? Apa salah satu dari mereka akan menjadi tumbal???? Bagaimanakah rasanya terus ditero...