Chapter sebelumnya :
Anggota Ghost at School mencari Koran sekolah di perpustakaan, tapi sebelum mereka mendapatkan berita yang mereka cari mereka sudah di usir karena Nifa yang membuat teman temannya tertawa lepas dan membuat keributan.
Untungnya Dafit sudah menemukan koran sekolah dengan tanggal 10 tahun yang lalu dan Dafit membawa koran itu diam-diam. Lalu mereka pergi ke KiFC dan membacakan isi koran tersebut. Tapi saat mereka selesai membaca koran itu muncullah pertanyaan pertanyaan. Ditengah kebingungan tersebut ada seseorang yang menghampiri mereka.
"Permisi, apa kalian murid SMA Nusantara Bakti??"
Chapter sebelumnya end
👻👻👻👻
Cowok yang mengenakan jaket dengan perpaduan warna hitam dan putih itu menyapa sekelompok murid yang diperkirakan memiliki usia yang sama. Sekelompok murid tersebut mengalihkan perhatian pada cowok itu.
"Eng iya, anda siapa yah?" Bingung Nathan.
"Kenalin gue Vano" ucap cowok itu memperkenalkan diri.
"Ah, em salam kenal" Kali ini Naya yang meresponnya karena semua terdiam dengan kecanggungan.
"Bisa gue ikut duduk di sini?" Kata Vano ramah namun cuek.
"Ah boleh silahkan" ucap Rizki terkejut.
Beberapa orang menggeser bangku mereka untuk memberi tempat untuk Vano, dan Vano pun menarik kursi lalu duduk.
"Sebelumnya gue boleh tau nama kalian??" Tanya Vano.
"B-boleh saja nama gue Nifa, yang disebelah gue Nita, sebelahnya Nita Naya, lalu Hani, dan Lisa. Kalau cowoknya yang didepan gue Beni, sebelahnya Rizki, sebelahnya lagi Nathan, lalu Dafit dan terakhir Angga" Nifa memperkenalkan dirinya dan teman temannya.
"Kelas berapa??" Vano bertanya lagi.
"11" ucap Lisa singkat.
"Wah berarti kita seumuran yah" ucap Vano dengan senyum manisnya.
'Njir ganteng' batin Nifa yang berusaha menjaga ekspresinya.
"Oh iya, ada apa ya?" Tanya Hani.
"Itu, maaf ya tadi gue gak sengaja denger pembicaraan kalian, apa bener kalian..." Sebenarnya bukan tidal sengaja, tapi Vano memang sudah memperhatikan sedari tadi.
Mereka saling pandang 1 sama lain, walau cowok ber tubuh tinggi itu tidak menyelesaikan kalimatnya, mereka tetap tahu apa yang Vano maksud. Tapi, apa hubungannya dengan dia? Dia bukan dukun dan hanya pelajar bukan?. Begitu batin sebagian besar dari mereka.
"Boleh gue bantu," tambah Vano "Menghentikan teror itu?"
Semua dikejutkan oleh permintaan Vano "Ekh, gak usah Vano. Ini kan ma-" belum selesai Nita berbicara Rizqi memotongnya dengan cepat "Lu siapa? Ini masalah kita, makasih tapi lu gak perlu ikut campur"
"Gue gak bermaksud ikut campur, maaf" Vano menjadi tidak enak dengan murid-murid itu.
Suara decitan terdengar kecil, Vano memundurkan bangkunya dan beranjak pergi. Menurut Vano perkataan Rizqi tidak salah. Bagi mereka Vano memanglah orang luar yang sebenarnya tidak tau apa-apa. Tapi, tetap saja Vano tidaklah menawarkan bantuan begitu saja tanpa tau apa-apa.
"Oi, Rizqi lu berlebihan" marah Nita. "Berlebihan? Gue bener, gimana kalau dia nipu kita huh"
Tidak seperti biasanya, kejadia-kejadian menjanggal membuat Rizqi menjadi sangat sensitif. Jadi, wajar saja ia bersikap begitu pada Vano yang notebennya hanyalah orang asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Ruang Club (REVISI)
Mystery / ThrillerSebuah ruang club yang menyimpan sebuah mistery menyeramkan,terus menelan korban mencari tumbal yang cocok. Bagaimana anggota club itu menyelesaikan masalah ini???? Apa salah satu dari mereka akan menjadi tumbal???? Bagaimanakah rasanya terus ditero...