15.Ngumpul

82 16 2
                                    

Chapter sebelumnya :

     Setelah keributan di rumah Vano, kakak Nifa yaitu Alfi dilarikan kerumah sakit. Kodisinya memang tidak apa-apa tapi tiba-tiba Alfi menyuruh Nifa menyerah akan sesuatu. Dan hal mengejutkan lainnya, Nifa bisa melihat arwah-arwah bergentayangan.

Chapter sebelumnya end

👻👻👻👻

      Hari ini sekolah benar-benar sepi. Hanya ada satpam yang berjaga didepan, alih-alih seseorang memiliki keperluan mendadak dan sebagainya. Koridor pun sangat sepi, kelas-kelas kosong berantakan. Dihari minggu memang jarang ada kegiatan-kegiatan eskul. Biasanha hanya jika ada perlombaan sekolah akan ramah di hari minggu.

     Di koridor terlihat 4 orang murid berpakaian bebas sedang berjalan berdampingan sampai sampai jalan menjadi sempit oleh 4 murid tersebut. Salah satu dari mereka bahkan sudah naik pitam karna harus berjalan berdesakan padahal hanya ada mereka ber empat disana.

     "Kenapa ngumpulnya di ruang klub?" Tanya Dafit di belakang Lisa.

    "Trus mau dimana?" Bukannya menjawab Hani malah balik bertanya.

     "Karena pembicaraan kita ini rahasia, ruang klub emang tempat baling cocok. Tapi..." ucap Lisa menggantung sambil menatap satu persatu dari 3 temannya.

     "Terakhir kali kita kesana, engga memungkinkan bisa dipake." Lanjut Angga.

     "Biar lu pada beresin dulu." Ucap Hani menunjuk ke 3 temannya. Lisa, Angga, dan Dafit hanya mengeluh malas.

     Mendekati tempat tujuan, mereka melihat dua ekor manusia yang sangat mereka kenal. Keduanya hanya terdiam di depan pintu dengan menatap ragu. Mereka pun ingat bahwa sebelumnya didalam sana sangat berantakan dan tidak wajar melihat adanya noda-noda darah di setiap sudut ruangan.

     "Oiii, ngapain diem doang?" Hani dan teman-temannya menghampiri.

     "Emm, lu tau lah ya kenapa." Ucap Naya.

     "Naya gak mau masuk nih, katanya sih takut keadaan di dalem kayak waktu itu lagi." Ucap Nathan.

      Nathan pun agak ragu untuk masuk, makannya mereka memutuskan diam didepan pintu menunggu kedatangan seseorang.

     "Tadi gue denger suara ribut didalem." Kata Naya.

     "Udah ada yang dateng kali." Terka Angga.

     Setelah dipikir lagi mereka memiliki pemikiran yang sama 'Engga mungkin' yang tersisa tinggal Beni, Rizki, Nifa, dan Nita. Beni baru saja mengirim pesan bahwa dia baru berangkat, Rizki sudah berangkat dari tadi sih tapi rumahnya itu di daerah macet jadi dia juga pasti belum datang, kalau Nifa kemarin dia langsung menjawab pesan Hani bahwa dirinya tidak bisa datang karena kakaknya sedang sakit, lalu Nita, anak itu sih udah pasti bakal telat.

     "Udah ah kalian salah denger kali." Dafit pun mulai menggenggam gagang pintu dan mendorongnya.

     Mereka terkejut, aneh sakali melihat sekarang ruang klub sangat bersih padahalkan petugas kebersihan sekolah tidak ada tanggung jawab sama ruang klub yang ada di sekolah ini. Para petugas hanya bertanggung jawab dengan semua kelas, koridor, kamar mandi, lapangan, mushollah dan gudang. Jadi tidak mungkin mereka yang membersihkan. Mereka ber enam bernafas lega. Tapi, hanya bertahan beberapa detik.

      "Hantu yang bersihin." Tiba-tiba saja, Vano sudah berada tepat dibelakang mereka dan berbisik.

     Mereka nyaris saja melupakan tokoh terpenting dalam masalah ini. Mereka lupa bahwa Vano, Tio, dan Wawan juga akan ikut berdiskusi kali ini.

Misteri Ruang Club (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang