10. Tumbal

130 17 7
                                    

Chapter sebelumnya :

      Anggota Ghost at School menjalani hari yang berat, sebelumnya mereka mendapat masalah di sebiah restaurant, lalu kemarin juga karna Ulhar Matematika dadakan yang membuat Nifa jadi gila dan tidak di akui oleh teman-temannya, diusir dari perpustakaan gara gara berisik, dan hantu yang tiba-tiba muncul di belakang Lisa yang mengakibatkan Lisa pingsan dan yang lain tidak bergeming sama sekali.

      Tak hanya itu kebingungan mereka bertambah karna ada seseorang yang mendatangi mereka lalu memberi tawaran untuk membantu dan memberi informasi. Tapi, Rizqi menolaknya dengan kasar. Walau diperlakukan kasar, Vano tetap mau membantu mereka dengan tulus. Lalu, Nifa menyusul Vano ketika cowok itu sudah pergi. Vano pun menceritakan sebuah kebenaran, apa yang Vano ceritakan ya.

Chapter sebelumnya end

👻👻👻👻

      Pagi hari ini tidak begitu cerah, suhu pagi ini sangat dingin dan agak mendung. Semua siswa/siswi di SMA Nusantara Bakti datang dengan mengenakan jaket berlapis jas hujan, dan juga ada yang mengenakan payung, begitu juga dengan kesepuluh anak-anak yang hanya berkumpul di loby sekolah dengan menenteng jas hujan maupun payung yang mereka kenakan.

      Sudah menjadi kebiasaan mereka untuk menunggu satu sama lain dilobi atau di ruang klub. Setelah 15 menit orang pertama yang datang itu menunggu, akhirnya semua sudah datang dengan selamat.

      "Dingin banget." Ucap Hani sambil merapatkan jaket.

      "Yuk buruan masuk." Ajak Dafit berjalan masuk kedalam.

      Didalam kelas memang lebih hangat, jadi mereka tidak ingin berlama-lama dilobi yang terbuka itu. Mereka berjalan menuju ke kelas mereka sambil berbincang ringan.

      "Cowok itu siapa sih? Padahal gue udah kasar ama dia, tapi dia tetep nantuin kita." Seru Rizqi.

      "Elu sih, tapi uang segitu kan gak sedikit. Hutang banget kita." Sahut Nita.

      "Gue rasa, dia engga berbahaya. Engga seperti apa yang lu bilang." Ucap Nathan yang tertuju pada Rizqi.

      "Maaf deh maaf." Rizqi benar-benar menyesal dan merasa bersalah pada Vano.

      "Pulang sekolah, ayo cari sesuatu di ruang kurikulum lama." Ucap Nifa tiba-tiba.

      "Kurikulum lama? Kenapa kesana?" Tanya Angga

      Tapi, Nifa tidak menjawab malah berjalan mendahului mereka. Tentu, kesembilan anak lainnya hanya memandangnya dengan bingung. Tapi, mereka memilih mengabaikannya dan masuk kekelas. Karna cuaca yang tidak mendukung banyak murid yang belajar dengan malas-malasan, bahkan ada sudab tertidur pulas. Berbeda dengan Nathan yang sejak pelajaram dimulai sudah serius.

👻👻👻👻

      Karena udara yang dingin, waktu pun menjadi cepat berlalu. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Berombong-rombong mereka pergi ke ruang klub.

      "Ah, gue pengen masalah ini ce-" Ucapan Hani terpotong dengan terlihatnya ruang klub yang sangat kacau.

      "Apa-apaan ini?" Teriak mereka kompak.

      Ruang klub mereka sangat berantakan tidak karuan. Namun, sekali lihat saja mereka langsung curiga. Gelas kaca yang di bawa Naya pecah dan pecahan-pecahannya berserakan di lantai, di atas meja yang disusun menjadi satu entah bagaimana bisa tertulisan sebuah tulian yang ditulis dengan darah'Bersiap siaplah' lalu dilantai ada jejak kaki yang mencurigakan

Misteri Ruang Club (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang