FF 07

950 87 3
                                    

Pagi ini Lian memasuki coffee shop dan memesan 1 kopi americano.
Ketika menunggu tiba2 datang Yi dan seorang wanita mendekati Lian.

"Maaf pak, bisa bicara sebentar?" ujar Yi.
Lian melihat pada mereka dan penasaran apa yang akan mereka bicarakan.

Akhirnya Lian pun mengangguk, dan Yi serta wanita itu mempersilahkan Lian duduk.
Lian pun duduk dan dengan kakinya yang menopang pada kaki yang lainnya sambil meminum kopinya.

"Cepat katakan apa yang mau kau katakan. Aku tidak punya banyak waktu." ujar Lian.

"Maaf pak saya mau bertanya apa benar bapak berhubungan dengan Nukuea anak dari bagian marketing?" tanya Yi dan Lian pun menganggukkan kepalanya.

"Apa bapak tahu asal usul anak itu?" tanya Yi lagi.

"Belum, kami masih dalam tahap perkenalan." ujar Lian lagi.

"Maaf pak tapi saya adalah mantan kekasih dari Nukuea dan saya tahu pasti latar belakang Nukuea. Apa bapak mau mendengarnya? Karena ini penting untuk hubungan bapak." ujar Yi lagi.

Lian sangat penasaran kejelekkan apalagi yang akan Yi bongkar tentang Nukuea.

"Tentu saja, saya tertarik semua yang berurusan dengan Nukuea." ujar Lian.

"Apa bapak tahu kalau orangtua Nukuea sudah meninggal?" ujar Yi.

Lian menunduk dan menggelengkan kepalanya.

"Orangtua Nukuea sudah meninggal, ayah Nukuea sudah membunuh ibunya dan akhirnya ayah Nukuea meninggal karena bunuh diri setelah membunuh ibunya. Ayahnya membunuh ibu Nukuea karena ibunya adalah seorang pelacur." ujar Yi.

Lian membelalakkan matanya, namun tiba2...

"Hia Yi." teriak Nukuea yang sudah menangis dan wajahnya menunjukkan kemarahan.

Lian, Yi dan wanita itu berdiri, terkejut melihat Nukuea yang sudah ada di sana.
Banyak orang yang melihat pada mereka karena teriakkan Nukuea.

"Apa salah Kuea pada Hia, hah? Hia yang sudah mengkhianati Kuea. Hia, yang tidak mau dengan Kuea lagi hanya karena Kuea tidak mau berhubungan intim dengan Hia. Segitu teganya Hia pada Kuea. Apa salah Kuea pada Hia?" teriak Nukuea.

Hilang sudah rasa malu dan takut Nukuea.
Rasa sakit dan malu yang terlalu besar membuat Nukuea hilang kendali.

Yi melihat sekitar karena malu dengan kata2 Kuea.
Lian berlari pada Nukuea dan memeluknya.

"Sabarlah Kuea, sabarlah." ujar Lian.

Sementara mata Nukuea tidak lepas dari Yi dan wanita itu yang menunduk malu.
Airmata Nukuea mengalir begitu deras.

"Kuea, hey, Kuea." ujar Lian yang sedikit membungkuk, menyamakan tinggi wajahnya dengan wajah Nukuea.

Lian kembali memeluk Nukuea dan membawanya dari sana.
Mata Nukuea terus melihat pada Yi dengan penuh kemarahan.

"Kalian berdua aku tunggu di kantor nanti siang." ujar Lian tanpa melihat pada Yi dan wanita itu.

Lian membawa Nukuea yang menunduk dan menangis.
Lian membawa Nukuea ke dalam kantor dan menutup pintunya.

Lian mendudukan Kuea di sofa dan Lian pun duduk di samping Nukuea.

"Kuea." ujar Lian.

Lian berdiri dan berjalan menuju sebuah meja dan mengambil air putih ke dalam gelas.
Lian segera kembali dan memberikan gelas itu pada Nukuea.

"Kuea, minumlah dulu dan tenangkan dirimu." ujar Lian.

Nukuea hanya menangis dan menunduk.
Lian memegang tangan Nukuea yang menyatu dan mencubit2 jarinya sendiri.

"Kuea kalau yang dikatakan Yi itu benar maka itu semua tidak ada sangkut pautnya denganmu Kuea." ujar Lian.

Nukuea menatap wajah Lian.

"Apa Phi tahu juga kalau Nukuea bukan anak ayah Nukuea. Bahkan ibu Kuea pun tidak tahu siapa ayah Kuea." ujar Nukuea sambil tertawa kecil.

"Kuea siapapun ayahmu, Kuea tetaplah Kuea." ujar Lian lagi.

Nukuea tertawa namun airmatanya tetap mengalir deras.
Lian sangat tidak tega melihat keadaan Nukuea.
Lian pun akhirnya memeluk Nukuea.

"Kalau Nukuea ingin menangis, menangislah." ujar Lian dan tangan kanan Lian memegang belakang kepala Nukuea yang ada di dada Lian.

Nukuea meremas tangannya, dan Lian dengan tangan kirinya mengambil kedua tangan Nukuea yang menyatu dan mengepal lalu memegangnya di dada Lian.
Nukuea pun menangis tersedu2.

Setelah Nukuea sedikit lebih tenang Lian melepaskan pegangan tangannya.
Lalu melepaskan pelukkannya.
Lian menatap wajah Nukuea dan mengusap airmata Nukuea.

Ketika Lian mengusap airmatanya, Nukuea memundurkan kepalanya dan menghapus airmatanya sendiri sambil tersenyum.

Namun Lian tidak tersenyum melihat senyum Nukuea, karena Lian tahu kalau senyum itu palsu, dalam hati Nukuea ada begitu besar luka sayatan, yang orang lain tidak bisa lihat karena tertutup oleh senyuman Nukuea.

"Phi akan membantumu membalaskan perbuatan mereka" ujar Lian dalam hati.









TBC

Friend or Faen (ZeeNunew) 017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang