FF 10

918 86 2
                                    

Lian dan Nukuea berdiri tanpa berkata apa2.
Lian maupun Nukuea bingung akan berbuat apa.

"Kuea, maafkan Phi. Dan... Terima kasih." ujar Lian pelan.

Nukuea menatap wajah Lian lalu tersenyum dan mengangguk.
Lian pun tersenyum.

"Ayo kita masuk." ujar Lian.

Namun Nukuea yang merasa salah tingkah memutuskan untuk pulang saja.

"Maaf Phi, tapi lebih baik Kuea pulang saja." ujar Nukuea dan Lian pun mengangguk.

"Ayo biar Phi antar." ujar Lian dan bergegas berjalan ke arah mobil.

"Tidak usah Phi. Biar Kuea naik taksi saja." ujar Nukuea yang menghentikan langkah Lian.

Lian kembali melihat pada Nukuea.
Nukuea berjalan menghampiri Lian dan tersenyum.

"Selamat malam Phi. Sampai besok." ujar Nukuea dan berjalan melewati Lian yang hanya bisa terpaku dan menatap Nukuea yang menjauh darinya.

Setelah Nukuea hilang dari pandangannya Lian berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Lian melemparkan kunci2 ke atas meja kecil dan menjatuhkan diri, duduk di sofa ruangan itu.

Lian menyandarkan badannya hingga setengah berbaring dan menatap langit2 ruangan itu.

Lian mengingat ciuman tadi dengan Nukuea.
Lian pun menggigit pelan bibirnya dan memejamkan matanya sambil tersenyum.

'Apakah aku sudah jatuh cinta pada Nukuea?' pikir Lian.

Semalaman itu Lian susah memejamkan matanya karena hanya ada Nukuea setiap dia menutup matanya.

Sementara Nukuea menyetop sebuah taksi dan menaikinya.
Nukuea memandang keluar jendela dan memegang bibirnya lalu tersenyum.

Nukuea membayangkan wajah Lian sepanjang perjalanan dalam taksi itu hingga dia sampai kerumahnya.

Malam itu adalah malam yang melelahkan karena Nukuea pun sama dengan Lian yang sulit sekali tertidur.
.

Keesokkan harinya Nukuea merasa ragu2 memasuki gedung tempatnya bekerja, itu dikarenakan dia takut bertemu Yi dan juga Lian.

Dia malas bertemu Yi karena sudah bosan dengan kata2 Yi yang selalu menyakiti hatinya.
Sementara Lian, dia tidak tahu apa yang akan dia katakan setelah kejadian kemarin.

Dan benar saja, Yi datang ketika Nukuea di coffee shop dan memegang tangan Nukuea lalu menyeretnya masuk ke tangga darurat.

"Kemana kau semalam? Aku menunggumu dan kau tidak pulang." ujar Yi.

"Mau kemana aku tidak ada urusannya dengan Hia. Tinggalkan aku sendiri." ujar Nukuea dan memegang gagang pintu namun Yi menahannya dan menarik Nukuea kembali sehingga punggung Nukuea menabrak tembok dengan keras.

"Hia apa yang kau lakukan?" teriak Nukuea ketika Yi memegang kedua tangan Nukuea ke atas kepalanya dan menekan badannya dengan badan Yi.

"Hia lepaskan aku." teriak Nukuea.

"Apa karena dia kaya maka kau berikan tubuhmu padanya? Kau tidak beda dengan ibumu, seorang pelacur." ujar Yi.

Nukuea menangis dan meronta2 ingin melepaskan diri.
Akhirnya Nukuea menendang junior Yi dan ketika Yi membungkuk kesakitan Nukuea berlari turun di tangga darurat.

Namun Yi kembali bangkit dan mengejar Nukuea hingga Nukuea melihat pintu dan memegang gagangnya namun tiba2 Yi kembali menangkap tangan Nukuea.

"Kemari kau sialan." teriak Yi dan kembali memegang tangannya dan menarik tangan Nukuea hingga dia hampir terjatuh ke bawah dari pegangan tangga itu.

Nukuea berteriak sekeras2nya dan tangan Yi segera membekap mulut Nukuea.

Namun tiba2 sebuah tangan menarik bahu Yi sehingga Yi berbalik dan memukul hidung Yi hingga Yi terjatuh dengan hidung yang mengeluarkan darah.

Nukuea melihat Lian berdiri di sana dengan wajah yang sangat marah.
Lian melihat Nukuea dan kembali berbalik memandang Yi yang perlahan berdiri dan memegang hidungnya yang terus mengeluarkan darah.

"Maaf pak." ujar Yi.

Lian menghampiri Yi dan meremas kerah Yi dengan kedua tangannya.

"Sudah kubilang jangan kau sentuh lagi Nukuea. Sekarang kau ku pecat, dan ingat aku akan membunuhmu jika sekali lagi kau menempelkan tanganmu di tubuh Nukuea. Mengerti?" ujar Lian dan Yi segera mengangguk.

Lian melepaskan genggamannya dan berbalik, namun tiba2 Lian kembali berbalik pada Yi dan sekali lagi memukul wajah Yi hingga Yi tersungkur tak sadarkan diri.

Nukuea terduduk di ujung tembok sambil memeluk lututnya.
Tubuhnya bergetar semua, Lian pun berjongkok dan memegang bahu Nukuea.

Nukuea terkejut dan kembali menjerit.

"Kuea ini aku, Kuea kau sudah aman." ujar Lian yang segera memeluk Nukuea.

Nukuea tersadar dan menangis lalu memeluk pinggang Lian yang masih berjongkok.







TBC

Friend or Faen (ZeeNunew) 017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang