FF 24

780 79 2
                                    

Keesokan paginya, ada seseorang yang mengetuk pintu rumah Nukuea.
Lian terkejut dan segera bangkit dari tempat tidur.
Lian menyangka kalau perang antara dirinya dengan Maenya sudah di mulai.

Lian mengintip dari balik jendela, dan melihat supir pribadi Maenya berdiri di depan pintu rumah Nukuea.

Lian perlahan membuka pintu itu dan bersiap2 jika sesuatu terjadi.

"Maaf tuan muda, nyonya menyuruh anda untuk datang ke perusahaan hari ini." ujar supir itu sambil tersenyum.

Lian mengernyitkan dahinya, mau apa lagi ibunya meminta dia datang ke perusahaan.

"Mau apa lagi Mae memanggilku?" ujar Lian lagi.

"Untuk bekerja kembali, tuan. Nyonya bilang kalau perusahaan itu sudah terlalu lama ditinggalkan dan tidak terurus." ujar supir itu.

Lian semakin bingung dengan jawaban supir itu.

"Dimana ibuku sekarang?" tanya Lian.

"Nyonya besar dan nyonya Nana sudah kembali ke Jerman tadi pagi2 sekali tuan." ujar supir itu.

"Apa?" teriak Lian yang sangat terkejut mendengar berita itu.

"Nyonya besar memerintahkan saya untuk menyampaikan itu dan ini tuan, titipan dari nyonya besar." ujar supir itu lagi dan menyerahkan sebuah amplop putih.

Lian menerima amplop itu.

"Baiklah aku akan pergi ke kantor hari ini. Terima kasih." ujar Lian dan supir itupun membungkuk dan segera pergi dari rumah Nukuea.

Lian menutup pintu dan duduk di kursi ruang tamu sambil memandang amplop itu.

Lian membuka amplop itu dan mengambil isinya.
Sebuah kertas putih dengan tulisan tangan ibunya.
Lian pun membaca isi surat itu.

"Lian, Mae minta maaf karena harus segera kembali ke Jerman tanpa pamit padamu.
Mae juga minta maaf sudah membuatmu menderita, tidak ada sedikit pun maksud Mae untuk membuatmu menderita, Mae hanya ingin agar kau tidak membuat kesalahan dengan memilih orang yang salah.
Berbahagialah kau, nak.
Mae memberikan restu Mae untukmu dan anak itu.
Jaga perusahaan ayahmu juga.

Mae menyayangimu Lian."

Lian meneteskan airmata sambil membaca surat itu.
Lian merasa sangat bahagia akhirnya perjuangan dia dan Nukuea berakhir bahagia.

"Phi ada apa?" tanya Nukuea yang baru keluar dari kamar dan menemui Lian yang menangis terduduk di ruang tamu.

Lian pun berdiri dan tersenyum lalu berjalan cepat mendekati Nukuea dan memeluknya erat.

"Kita berhasil Kuea. Kita berhasil." ujar Lian.

Nukuea memeluk punggung Lian dan memasang wajah bingung.

"Maksud Phi apa?" tanya Nukuea.

Lian melepaskan pelukkannya dan memberikan surat itu pada Nukuea.
Nukuea pun membacanya dan menatap wajah Lian dan tersenyum lalu mereka pun berpelukkan.

Tak lama Lian pun pamit pada Nukuea untuk pulang ke rumahnya untuk berganti pakaian dan nanti bertemu di kantor.
Nukuea juga bersiap pergi ke kantor.
.

Gedung perusahaan itu gempar dengan berita batalnya pernikahan Lian dan Nuchy.
Mereka menggosipkan kalau batalnya pernikahan Lian karena Nukuea yang datang dan mengacaukan pesta itu.

Lian menapakkan kakinya dengan wajah tersenyum.
Lian pun yakin kalau batalnya pesta pernikahannya akan membuat kantor heboh membicarakan tentang itu.

Tak lama Nukuea pun datang dan sedikit takut memasuki tempat itu.
Namun Nukuea tetap melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung itu.

Benar saja sesampainya Nukuea di tempat bekerjanya, semua mata memandang padanya.

Nukuea pun duduk di meja kerjanya dan menundukkan kepalanya dan menghela nafas panjang.

"Kok bisa yah ada orang yang tidak tahu malu mengacaukan pernikahan orang lain dan dengan santainya kembali ke sini?" teriak seorang teman kerja Nukuea.

"Mungkin dia malah merasa bangga telah berhasil mengalahkan seorang wanita dan wanita terhormat juga, padahal dia hanya seorang bawahan." teriak yang lainnya.

Nukuea memejamkan matanya dan menggebrak meja.

"Lalu kenapa kalau aku merasa menang? Apa kalian semua iri karena tidak bisa melakukan apa yang aku lakukan? Apa kalian iri karena bos kalian semua, sekarang bertekuk lutut di kakiku?" teriak Nukuea.

Semua orang disana merasa terkejut dengan sikap Nukuea yang berani.
Sekarang Nukuea sudah bosan dengan hinaan2 dari orang2 yang tidak tahu apapun yang terjadi.

Tiba2 terdengar suara tepuk tangan dari arah pintu keluar.

Nukuea pun berdiri bersamaan dengan teman2nya yang lain dan melihat pada sumber suara tepukkan itu.

Semua orang termasuk Nukuea terkejut melihat Lian yang tersenyum di depan pintu.
Lian pun masuk dan menghampiri Nukuea.

Nukuea menelan ludahnya ketika Lian berdiri tepat di depannya.

"Apakah aku bertekuk lutut di kakimu seperti ini?" ujar Lian dan bersujud di depan Nukuea.






TBC

Friend or Faen (ZeeNunew) 017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang