FF 08

928 83 4
                                    

"Kau sudah membaik Kuea? Sebaiknya kau pulang, aku berikan kau ijin hari ini." ujar Lian.

"Tidak perlu Phi." ujar Nukuea.

Tak lama ada yang mengetuk pintu.

"Masuklah." teriak Lian.

"Tuan, ada Tuan Yi dan temannya." ujar Foei.

"Suruh tunggu sebentar." ujar Lian.

"Kuea kau tunggulah di kamar pribadiku. Jangan mengintip atau menguping." ujar Lian sambil tersenyum dan Nukuea pun tersenyum.

Nukuea masuk ke dalam kamar tidur dengan sebuah tempat tidur kecil di dalamnya lalu menutup pintunya.

Tak lama kemudian Yi dan wanita itupun masuk dan berdiri di depan meja kerja Lian.

"Duduklah." ujar Lian.

"Kalian tahu apa yang sudah kalian lakukan?" tanya Lian.

"Maaf pak tapi saya hanya menyampaikan berita yang benar pada bapak, agar bapak tidak menyesal nantinya." ujar Yi.

"Baiklah, terima kasih. Tapi jika berita ini sampai ke telinga orang lain.. Maka kalian berdua saya pecat, mengerti? Oh ya satu lagi, jika aku sekali lagi melihat Nukuea menangis gara2 kalian, kalianpun akan saya pecat. Sekarang keluar kalian." ujar Lian dan membalikkan kursinya kebelakang.
Yi dan wanita itu pun akhirnya keluar dan menunduk.

Setelah mereka keluar, Lian membalikkan kembali kursinya.
Lian melihat pintu kamar pribadinya dan berjalan menghampirinya.

Lian perlahan membuka pintu dan melihat Nukuea yang sedang tertidur.
Lian mendekati Nukuea dan duduk di pinggir tempat tidur dan menatap wajah Nukuea.

Nukuea tertidur dengan lelap, dan Lian menatap Nukuea tanpa berkedip.
Lian pun menyingkirkan surai yang menutupi dahi Nukuea dan tersenyum.

Lian saat itu bingung, bagaimana sebenarnya perasaannya pada Nukuea.
Belum pernah Lian begitu ingin melindungi seseorang seperti sekarang dia pada Nukuea.
Lian merasa kasihan dan sayang pada Nukuea sahabatnya.

Lian pun kembali keluar dan meninggalkan Nukuea lalu menutup kembali pintunya.
.

Nukuea pun terbangun dan melihat pada jam di dinding kamar itu dan dia pun sangat terkejut.
Jam menunjukkan jam 5 sore dan hanya tersisa satu jam lagi ke jam pulang kerja.

Nukuea segera bangkit dan membuka pintu dan keluar dari kamar itu.

Nukuea melihat Lian sedang menulis sesuatu.

"Phi." ujar Nukuea dan Lian pun membalikkan wajahnya dan tersenyum.

"Sudah puas tidurnya?" tanya Lian yang membalikkan kursinya dan menopangkan kepalanya dengan satu tangannya di tangan kursi kerjanya.

"Kenapa Phi tidak membangunkan Nukuea?" tanya Nukuea sambil berjalan melewati Lian dan berdiri di depan meja kerja Lian.

"Kau tidur begitu lelap, lagipula aku sudah memberimu ijin untuk libur hari ini." ujar Lian sambil membalikkan lagi kursinya menghadap pada Nukuea.

"Terima kasih, Phi." ujar Nukuea sambil tersenyum dan menunduk.

Lian menatap Nukuea dengan seksama sambil memundurkan tubuhnya dan bersandar.

"Kenapa kau selalu menunduk menghadapi siapa pun?" tanya Lian.

Nukuea menaikkan kepalanya dan menatap pada Lian.
Namun Nukuea hanya tersenyum dan kembali menunduk.

Lian berdiri dari duduknya dan menghampiri Nukuea.
Lian berdiri tepat di depan Nukuea dan memegang dagunya lalu menaikkannya ke atas.

"Jangan selalu menunduk, kau bukan budak siapapun. Dan tidak ada dari dirimu yang harus membuatmu malu." ujar Lian.

Nukuea menatap wajah Lian dan tersenyum.
Mereka saling menatap tanpa tahu akan mengatakan apa.
Lian pun menghela nafas panjang dan kembali berjalan kembali ke kursinya.

"Kalau begitu, Kuea pamit dulu, Phi." ujar Nukuea tersenyum dan membalikkan badannya lalu berjalan ke arah pintu.
Lian hanya memandang punggung Nukuea yang menjauh dan akhirnya menghilang di balik pintu.

Lian menyamankan duduknya dan memikirkan apa sebenarnya yang dia rasakan pada Nukuea.

Sementara Nukuea berjalan ke tempat bekerjanya sambil tersenyum dan Nukuea pun bertanya2 bagaimana sebenarnya perasaan dia pada Lian.

Nukuea merasa hangat dan nyaman jika ada Lian di sampingnya.
Sementara sewaktu bersama Yi dia tidak pernah merasa seperti ini.

Nukuea terus berjalan sambil melamun dan tiba2 dia menabrak seseorang.
Nukuea segera membungkuk.

"Maaf." ujar Nukuea dan melihat pada orang yang dia tabrak.

"Hia Yi?" ujar Nukuea dan merubah raut wajahnya dan berjalan kembali melewati Yi.

Namun ketika Nukuea tepat di sampingnya tiba2 Yi memegang keras lengannya dan mendekatkan wajahnya ke telinga Nukuea.

"Jangan mentang2 kau pacar bos Lian, kau merasa menang, sialan kau." ujar Yi dan melepaskan lengan Nukuea.

Nukuea memegang lengannya yang terasa sakit dan melanjutkan jalannya dengan perasaan sakit di hatinya.







TBC

Friend or Faen (ZeeNunew) 017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang